Laba-Laba Hitam Pangeran Charles Cengkeram Inggris

Written By Juhernaidi on Kamis, 04 Agustus 2011 | 6:09:00 PM





LONDON  – Pangeran Wales dituding telah terlalu turut campur dalam kebijakan pemerintahan Inggris, hal tersebut terungkap ketika Pangeran Charles berulangkali menulis surat kepada departemen-departemen di Whitehall. Pangeran Charles, yang pada awal tahun ini berhasil menghalangi proses pengembangan barak Chelsea di London, menulis surat kepada para menteri dari delapan departemen, termasuk Departemen Keuangan, Departemen Luar Negeri dan Persemakmuran, serta Departemen Pendidikan dalam kurun waktu tiga tahun.

Kemenangan Pangeran Charles dalam rencana barak Chelsea tersebut memicu serangan dari perusahaan arsitektur Lord Roger.

Kepada BBC, ia mengatakan bahwa keputusan perubahan rencana tersebut adalah sebuah bencana. "Keputusan tersebut adalah sebuah benana. Padahal kami sudah melakukan konsultasi selama dua setengah tahun."

"Kami semua mengharapkan rencana ini dapat berjalan mulus, hingga Pangeran Charles turut campur. Seluruh pekerjaan yang telah dilakukan menjadi terbuang percuma."

"Apa yang membedakan Pangeran Charles dengan orang lain? Apakah dia seorang arsitek? Bukan. Apakah dia memiliki pengetahuan profesional? Tidak."

Diyakini bahwa Pangeran Charles meminta model rancangan yang klasik, bukannya rancangan yang bersifat modern.

Disebutkan pula bahwa para penasehat Pangeran Charles menekan sejumlah menteri senior kabinet Inggris. Tujuannya untuk menyejajarkan kebijakan pemerintah dengan keinginan sang pangeran, misalnya dalam hal pembangunan rumah sakit.

Surat-surat tersebut, yang isinya tidak diungkapkan, keberadaannya terbongkar setelah The Guardian mengajukan permohonan kebebasan informasi kepada masing-masing departemen.

Surat-surat tersebut kemungkinan akan semakin memperbesar kekhawatiran mengenai keterlibatan Pangeran Charles dalam dunia politik Inggris. Sejumlah pihak meyakini bahwa Pangeran Charles harus menjaga sikap netral jika ingin naik tahta menjadi raja.

Akhir-akhir ini, Pangeran Charles melibatkan diri dalam sejumlah perselisihan, khususnya mengenai pandangannya tentang arsitektur modern.

Pangeran tersebut dituding telah mengintervensi rencana Chelsea secara tidak adil setelah memenangkan kasus barak Chelsea, yang mengharuskan para pengembang membatalkan rancangan modern mereka.

Beberapa waktu kemudian, disebutkan bahwa Pangeran Charles berupaya untuk mencegah Jean Nouvel dalam upaya merancang sebuah kompleks perkantoran dan pertokoan baru senilai £500 juta di dekat Katedral Saint Paul.

Pangeran Charles juga menerima kritikan atas surat-suratnya yang dikirimkan pada pemerintahan. Di kalangan menteri Inggris, surat-surat Pangeran Charles tersebut dikenal dengan julukan "memo laba-laba hitam" karena gaya tulisan sang pangeran yang tidak beraturan dan tidak jelas.

Kebocoran keberadaaan surat-surat tersebut memicu reaksi, karena seorang bangsawan yang tidak menduduki tahta turut menguasai permasalahan pemerintahan Inggris yang demokratis.

Kantor Pangeran Charles di Clarence House (kediaman Pangeran Wales, Pangeran Harry dan William) membantah bahwa pihaknya telah melobi pemerintah Inggris untuk melarang pengungkapan isi surat-surat Pangeran Charles.

Seorang juru bicara Clarence House membela hak sang pangeran untuk tetap dijaga kerahasiaannya. Ia mengatakan bahwa peranan pangeran sebagai seorang penasehat umum memberikan hak untuk menjalin komunikasi rahasia dengan para menteri kabinet mengenai hal-hal yang berhubungan dengan sang pangeran.
"Secara umum, dapat diterima bahwa seorang pewaris tahta harus mengetahui seluk beluk pemerintahan. Surat-menyurat antara menteri kabinet harus tetap dijaga kerahasiaannya."

Simulasi Jangka Sorong