COLOMBO – Mantan jenderal tertinggi Sri Lanka, Sarath Fonseka, akan maju mencalonkan diri untuk menantang Presiden Mahinda Rajapakse dalam pemilihan umum yang akan digelar tahun depan, demikian disampaikan oleh seorang tokoh kunci partai oposisi pada hari Selasa.
Jenderal yang banyak mendapatkan pujian seiring dengan kemenangan
atas gerilyawan Macan Tamil tersebut mengundurkan diri pekan lalu karena
terlibat selisih paham dengan Rajapakse.
Front Pembebasan Rakyat (JVP), yang sebelumnya mendukung Rajapakse mengatakan bahwa mereka telah mencapai
Pada hari Senin, Presiden Sri Lanka tersebut mengumumkan pemilihan
umum yang akan digelar antara tanggal 11 Januari hingga 1 Februari
mendatang.
"Kemarin malam (Senin), kami telah mencapai kesepakatan bahwa dia
(Fonseka) akan menjadi kandidat kubu oposisi," kata anggota parlemen
dari fraksi JVP, Anurakumara Dissanayake.
"Kami akan memastikan kemenangan Fonseka yang sekaligus berarti kejatuhan Presiden Rajapakse," imbuhnya.
Dia menambahkan: "Dia (Fonseka) telah menerima tawaran untuk menjadi
kandidat umum "tanpa pemahaman politik" yang akan bekerja keras untuk
menghapuskan kekuasaan eksekutif presiden dalam waktu enam bulan setelah
berkuasa.
Dia mengatakan bahwa JVP yakin Fonseka akan mampu melaksanakan
janjinya, tidak seperti presiden-presiden sebelumnya yang juga berjanji
untuk menghapuskan kekuasaan tunggal presiden, yang mengkonsentrasikan
seluruh kekuasaan eksekutif kepada kepala negara.
Fonseka mengundurkan diri dari jabatannya sebagai kepala staf
pertahanan pada minggu lalu menyusul perselisihan dengan Rajapakse
mengenai siapa yang lebih pantas mendapatkan penghargaan atas kemenangan
terhadap kelompok Macan Tamil dalam serangan pemerintah Sri Lanka yang berakhir pada bulan Mei silam.
Seorang ajudan dekat Fonseka, yang banyak dianggap sebagai pahlawan
perang atas perannya dalam kekalahan Macan Tamil, berencana untuk
menggalang dukungan kubu oposisi sebelum mengumumkan rencana pencalonan
Fonseka.
Fonseka sendiri menolak untuk mengomentari pengumuman JVP tersebut.
JVP mengatakan bahwa pihaknya meyakini Fonseka akan mampu mengungguli Rajapakse, 64.
Dissanayake mengatakan bahwa Fonseka telah setuju untuk membubarkan
kabinet saat ini dan mengangkat pemerintahan baru untuk melakukan
pemilihan parlemen, yang sedianya berlangsung pada bulan Agustus
mendatang.
JVP, dan Partai oposisi utama, Partai Nasional Bersatu, mengatakan
bahwa mereka akan mendukung langkah apapun untuk menggulingkan
Rajapakse, yang dituding telah melakukan nepotisme dan korupsi.
Adik laki-laki bungsu presiden, Gothabaya Rajapakse, diberi jabatan
sebagai menteri pertahanan, ia juga berperan dalam agresi untuk menyerbu
Macan Tamil dan mengakhiri konflik etnis terpanjang yang pernah terjadi
di kawasan Asia.
Sebelumnya, Fonseka mengatakan bahwa dirinya akan bertarung (dalam pemilihan) demi demokrasi.
Dalam manuver politik pertamanya sejak meninggalkan seragam militer
pada tanggal 16 November silam, Fonseka, yang banyak disebut sebagai
calon presiden, mengatakan bahwa dirinya berkomitmen untuk mengembalikan
hak-hak demokratis rakyat Sri Lanka.
Dalam surat perpisahan, yang ditandatangani di Sinhala dan ditujukan
kepada para prajurit yang dipimpinnya daam perang, jenderal tersebut
berkata: "Saya ingin meyakinkan Anda bahwa saya akan berkomitmen untuk
melindungi kebebasan demokratis yang telah semakin memudar."
"Saya berjanji untuk mengembalikan hak-hak asasi manusia, kebebasan
medua, keadilan soial, persatuan etnis dan perdamaian. Saya akan berada
di samping Anda semua, seperti sebuah bayangan."
Sementara itu, pemerintah Sri Lanka
pada hari Jumat lalu mengumumkan bahwa pihaknya tengah menyelidiki
laporan di medua mengenai upaya pembunuhan mantan jenderal tersebut.
Juru bicara militer, Brigadir Udaya Nanyakkara, mengatakan: "Sebuah
laporan surat kabar setempat mengatakan bahwa pemerintah berusaha untuk
melakukan konspirasi pembunuhan mantan kepala staf, Sarath Fonseka.
Polisi juga sudah diminta untuk menyelidiki masalah tersebut.