Jenderal Penakluk Macan Tantang Presiden Sri Lanka

Written By Juhernaidi on Rabu, 06 Juli 2011 | 12:29:00 PM

Mantan jenderal tertinggi Sri Lanka, Sarath Fonseka menyalami para anggota militer dalam acara perpisahannya. Fonseka berencana melanjutkan sepak terjangnya dalam dunia politik dengan menjadi kandidat presiden Sri Lanka Berikutnya. (Berita SuaraMedia)
COLOMBO  – Mantan jenderal tertinggi Sri Lanka, Sarath Fonseka, akan maju mencalonkan diri untuk menantang Presiden Mahinda Rajapakse dalam pemilihan umum yang akan digelar tahun depan, demikian disampaikan oleh seorang tokoh kunci partai oposisi pada hari Selasa.
Jenderal yang banyak mendapatkan pujian seiring dengan kemenangan atas gerilyawan Macan Tamil tersebut mengundurkan diri pekan lalu karena terlibat selisih paham dengan Rajapakse.

Front Pembebasan Rakyat (JVP), yang sebelumnya mendukung Rajapakse mengatakan bahwa mereka telah mencapai

Pada hari Senin, Presiden Sri Lanka tersebut mengumumkan pemilihan umum yang akan digelar antara tanggal 11 Januari hingga 1 Februari mendatang.

"Kemarin malam (Senin), kami telah mencapai kesepakatan bahwa dia (Fonseka) akan menjadi kandidat kubu oposisi," kata anggota parlemen dari fraksi JVP, Anurakumara Dissanayake.

"Kami akan memastikan kemenangan Fonseka yang sekaligus berarti kejatuhan Presiden Rajapakse," imbuhnya.

Dia menambahkan: "Dia (Fonseka) telah menerima tawaran untuk menjadi kandidat umum "tanpa pemahaman politik" yang akan bekerja keras untuk menghapuskan kekuasaan eksekutif presiden dalam waktu enam bulan setelah berkuasa.

Dia mengatakan bahwa JVP yakin Fonseka akan mampu melaksanakan janjinya, tidak seperti presiden-presiden sebelumnya yang juga berjanji untuk menghapuskan kekuasaan tunggal presiden, yang mengkonsentrasikan seluruh kekuasaan eksekutif kepada kepala negara.

Fonseka mengundurkan diri dari jabatannya sebagai kepala staf pertahanan pada minggu lalu menyusul perselisihan dengan Rajapakse mengenai siapa yang lebih pantas mendapatkan penghargaan atas kemenangan terhadap kelompok Macan Tamil dalam serangan pemerintah Sri Lanka yang berakhir pada bulan Mei silam.

Seorang ajudan dekat Fonseka, yang banyak dianggap sebagai pahlawan perang atas perannya dalam kekalahan Macan Tamil, berencana untuk menggalang dukungan kubu oposisi sebelum mengumumkan rencana pencalonan Fonseka.

Fonseka sendiri menolak untuk mengomentari pengumuman JVP tersebut.

JVP mengatakan bahwa pihaknya meyakini Fonseka akan mampu mengungguli Rajapakse, 64.

Dissanayake mengatakan bahwa Fonseka telah setuju untuk membubarkan kabinet saat ini dan mengangkat pemerintahan baru untuk melakukan pemilihan parlemen, yang sedianya berlangsung pada bulan Agustus mendatang.

JVP, dan Partai oposisi utama, Partai Nasional Bersatu, mengatakan bahwa mereka akan mendukung langkah apapun untuk menggulingkan Rajapakse, yang dituding telah melakukan nepotisme dan korupsi.

Adik laki-laki bungsu presiden, Gothabaya Rajapakse, diberi jabatan sebagai menteri pertahanan, ia juga berperan dalam agresi untuk menyerbu Macan Tamil dan mengakhiri konflik etnis terpanjang yang pernah terjadi di kawasan Asia.

Sebelumnya, Fonseka mengatakan bahwa dirinya akan bertarung (dalam pemilihan) demi demokrasi.

Dalam manuver politik pertamanya sejak meninggalkan seragam militer pada tanggal 16 November silam, Fonseka, yang banyak disebut sebagai calon presiden, mengatakan bahwa dirinya berkomitmen untuk mengembalikan hak-hak demokratis rakyat Sri Lanka.

Dalam surat perpisahan, yang ditandatangani di Sinhala dan ditujukan kepada para prajurit yang dipimpinnya daam perang, jenderal tersebut berkata: "Saya ingin meyakinkan Anda bahwa saya akan berkomitmen untuk melindungi kebebasan demokratis yang telah semakin memudar."

"Saya berjanji untuk mengembalikan hak-hak asasi manusia, kebebasan medua, keadilan soial, persatuan etnis dan perdamaian. Saya akan berada di samping Anda semua, seperti sebuah bayangan."

Sementara itu, pemerintah Sri Lanka pada hari Jumat lalu mengumumkan bahwa pihaknya tengah menyelidiki laporan di medua mengenai upaya pembunuhan mantan jenderal tersebut.
Juru bicara militer, Brigadir Udaya Nanyakkara, mengatakan: "Sebuah laporan surat kabar setempat mengatakan bahwa pemerintah berusaha untuk melakukan konspirasi pembunuhan mantan kepala staf, Sarath Fonseka. Polisi juga sudah diminta untuk menyelidiki masalah tersebut.

Simulasi Jangka Sorong