
"Jika menggunakan kriterianya untuk memilih calon wakil presiden
terbaik, maka seharusnya Hillary masuk dalam daftar," tulis Plouffe .
"Ia (Obama) ingin terus membahas tentang kemungkinan memilih Hillary saat kami telah berjalan maju."
"Saya masih berpendapat bahwa Hillary memiliki banyak hal yang saya
cari dalam seorang wakil presiden," ujar Obama kepada Plouffe.
Namun kekhawatiran mengenai kendali Bill Clinton membuat Obama mengurungkan niatnya itu.
"Saya rasa Bill akan menimbulkan kerumitan yang terlalu besar. Jika
saya memilih Hillary, kekhawatiran saya adalah akan ada lebih dari dua
orang dalam hubungan ini," Plouffe mengutip perkataan Obama.
Plouffe menulis dalam bukunya bahwa daftar calon wakil presiden
favorit disaring menjadi tiga: Joe Biden, Senator Evan Bayh, dan
gubernur Virginia Tim Kaine.
Obama memperlihatkan penghargaannya pada Hillary sesaat setelah
memenangkan pemilu 12 bulan lalu dengan memintanya menjadi menteri luar
negeri.
Meski Hillary adalah favorit Obama, bawahan Obama tidak terlalu antusias akan pemikiran itu, ujar Plouffe dalam memoarnya.
"Baik Ax (penasihat utama David Axelrod) maupun saya tidak setuju dengan opsi Hillary," ujarnya.
"Yang mengejutkan saya adalah bahwa Obama jelas-jelas lebih berpikir
untuk memilih Hillary daripada Ax," tulis Plouffe, menggambarkan
pertemuan di antara ketiga orang itu musim semi tahun lalu ketika Obama
telah dipastikan menjadi kandidat dari partai Demokrat.
Plouffe mengatakan, "Sejak awal kami telah menerima banyak saran dari
para pendukung Clinton untuk memilihnya, meskipun saran itu lebih dapat
digambarkan sebagai tekanan tersembunyi."
Selain masalah pemilihan Clinton, Plouffe juga menyebutkan bahwa
Obama memprediksikan pilihan John McCain atas Sarah Palin akan menjadi
senjata makan tuan.
Ketika Palin terpilih, tim kampanye Obama mendapat informasi berharga
dari penasihat Anita Dunn, yang bekerja untuk lawan Palin dalam
pemilihan gubernur Alaska tahun 2006. Garis besarnya tentang Palin
adalah: Tidak terlalu pintar, namun berbakat. "Ia akan menjadi fenomena
sesaat," ujar Dunn.
Analisis Obama bahkan lebih jitu, ujar Plouffe. Ia mengutip Obama
mengatakan, "Jangka pendek akan bagus untuk mereka. Namun ketika para
pemilih mundur dan menganalisa bagaimana ia (McCain) membuat keputusan
ini saya rasa ia akan berada dalam masalah besar. Kau tidak bisa
mengabaikan hal seperti ini. Ini terlalu penting."
Buku Plouffe akan beredar di toko-toko pada hari Selasa. Penulisnya akan menghadiri acara temu media di NBC pada hari Minggu.
Plouffe berada di garis depan tim kampanye Obama, memberikan
tanggapan hampir setiap hari terhadap pernyataan tim strategis Clinton
bahwa Obama tidak akan mungkin mendulang suara di negara bagian yang
besar, tidak mungkin memperoleh suara kaum kulit putih, tidak mungkin
memenangkan suara para pengusaha, dan lain-lain.
Buku Plouffe berisi sudut pandang orang dalam dari kampanye presiden
tahun 2008 tentang kekaucauan, ketakutan, dan apa yang terjadi di balik
sejumlah keputusan seperti misalnya memilih calon pasangan dan menyusun
pidato untuk kampanye di Philadelphia.