Tersandung Bill, Hillary Clinton Gagal Jadi Ratu Obama

Written By Juhernaidi on Rabu, 15 Juni 2011 | 8:51:00 AM

Presiden AS, Barack Obama bersama dengan Ibu Negaranya, Mitchell Obama bersama dengan pasangan Bill dan Hillary Clinton dalam acara pemakaman Senator Edward Kennedy di Boston, 29 Agustus 2009. (Berita SuaraMedia) Manajer kampanye presiden AS tahun 2008, David Plouffe, menganalisa hal itu dalam bukunya yang berjudul "Audacity to Win" (Kekuatan Untuk Menang), perhitungan-perhitungan di balik layar dalam tim Obama saat memilih kandidat pasangan presiden.
"Jika menggunakan kriterianya untuk memilih calon wakil presiden terbaik, maka seharusnya Hillary masuk dalam daftar," tulis Plouffe .
"Ia (Obama) ingin terus membahas tentang kemungkinan memilih Hillary saat kami telah berjalan maju."
"Saya masih berpendapat bahwa Hillary memiliki banyak hal yang saya cari dalam seorang wakil presiden," ujar Obama kepada Plouffe.
Namun kekhawatiran mengenai kendali Bill Clinton membuat Obama mengurungkan niatnya itu.
"Saya rasa Bill akan menimbulkan kerumitan yang terlalu besar. Jika saya memilih Hillary, kekhawatiran saya adalah akan ada lebih dari dua orang dalam hubungan ini," Plouffe mengutip perkataan Obama.
Plouffe menulis dalam bukunya bahwa daftar calon wakil presiden favorit disaring menjadi tiga: Joe Biden, Senator Evan Bayh, dan gubernur Virginia Tim Kaine.
Obama memperlihatkan penghargaannya pada Hillary sesaat setelah memenangkan pemilu 12 bulan lalu dengan memintanya menjadi menteri luar negeri.
Meski Hillary adalah favorit Obama, bawahan Obama tidak terlalu antusias akan pemikiran itu, ujar  Plouffe dalam memoarnya.
"Baik Ax (penasihat utama David Axelrod) maupun saya tidak setuju dengan opsi Hillary," ujarnya.
"Yang mengejutkan saya adalah bahwa Obama jelas-jelas lebih berpikir untuk memilih Hillary daripada Ax," tulis Plouffe, menggambarkan pertemuan di antara ketiga orang itu musim semi tahun lalu ketika Obama telah dipastikan menjadi kandidat dari partai Demokrat.
Plouffe mengatakan, "Sejak awal kami telah menerima banyak saran dari para pendukung Clinton untuk memilihnya, meskipun saran itu lebih dapat digambarkan sebagai tekanan tersembunyi."
Selain masalah pemilihan Clinton, Plouffe juga menyebutkan bahwa Obama memprediksikan pilihan John McCain atas Sarah Palin akan menjadi senjata makan tuan.
Ketika Palin terpilih, tim kampanye Obama mendapat informasi berharga dari penasihat Anita Dunn, yang bekerja untuk lawan Palin dalam pemilihan gubernur Alaska tahun 2006. Garis besarnya tentang Palin adalah: Tidak terlalu pintar, namun berbakat. "Ia akan menjadi fenomena sesaat," ujar Dunn.
Analisis Obama  bahkan lebih jitu, ujar Plouffe. Ia mengutip Obama mengatakan, "Jangka pendek akan bagus untuk mereka. Namun ketika para pemilih mundur dan menganalisa bagaimana ia (McCain) membuat keputusan ini saya rasa ia akan berada dalam masalah besar. Kau tidak bisa mengabaikan hal seperti ini. Ini terlalu penting."
Buku Plouffe akan beredar di toko-toko pada hari Selasa. Penulisnya akan menghadiri acara temu media di NBC pada hari Minggu.
Plouffe berada di garis depan tim kampanye Obama, memberikan tanggapan hampir setiap hari terhadap pernyataan tim strategis Clinton bahwa Obama tidak akan mungkin mendulang suara di negara bagian yang besar, tidak mungkin memperoleh suara kaum kulit putih, tidak mungkin memenangkan suara para pengusaha, dan lain-lain.
Buku Plouffe berisi sudut pandang orang dalam dari kampanye presiden tahun 2008 tentang kekaucauan, ketakutan, dan apa yang terjadi di balik sejumlah keputusan seperti misalnya memilih calon pasangan dan menyusun pidato untuk kampanye di Philadelphia.

Simulasi Jangka Sorong