
Struktur FSB yang bertanggung jawab untuk Kaukasus Utara, mengklaim
bahwa Mesir telah menjadi pusat pelatihan penuh dari Mujahidin karena
aksesbilitas untu warga biasa.
Aneh, bahwa sebelum penggulingan Mubarak, FSB tidak membuat
pernyataan seperti itu. Selain itu, mufti rezim Kadyrov dalam satu
suara disarankan untuk belajar di Mesir dan bahkan Suriah di mana
menurut mereka pengaruh dari “Wahhabisme” disebut paling sedikit.
Salah satu kamp pelatihan terbesar berada di Mesir, ujar petugas
dinas rahasia Rusia. “Militan” telah memilih negeri tersebut karena
mudah untuk diraih dan terdapat legenda di sana. Apakah setiap warga
biasa yang kembali dari sana mencurigakan? Jutaan penduduk Rusia setiap
tahunnya pergi ke sana!
FSB yakin bahwa semua kamp pelatihan militer utama berlokasi di Timur
Tengah. Pusat pelatihan adalah di Pakistan dan Afghanistan. Namun,
cara termudah untuk kembali ke kehidupan normal setelah pelatihan adalah
di Mesir.
“Jika seseorang berada di sebuah kamp di Afghanistan atau Pakistan
dan setelah kembali ke Rusia, satu-satunya cara baginya adalah hidup di
bawah tanah, sementara kami masih mengambil catatan darinya. Tapi
setelah kembali dari Mesir, Anda dapat hidup normal seperti orang lain.
Dan siapa yang tidak pergi ke Mesir saat ini?” keluh seorang agen FSB
dalam sebuah wawancara dengan LifeNews. Banyak panglima perang dan
anggota biasa dilatih di luar negeri, lanjutnya.
FSB berpendapat bahwa pusat-pusat pelatihan utama telah didirikan di Chechnya dan Kaukasus.
Menurut FSB, Mujahidin mempersiapkan kelompok-kelompok sabotase kecil
yang anggotanya dilatih di Dagestan, terutama distrik Khasavyurt dan di
Ingushetia.
Di kamp-kamp ini mereka mendapatkan pelatihan sepat, pembongkaran
konspirasi dan menjalani “cuci otak ideologis”, masih menurut FSB.
Setelah 2 sampai 6 bulan mereka kembali ke rumah mereka dan hidup seperti warga biasa, sampai instruksi diberikan.
Namun, ada dari mereka yang hidup di bawah tanah, yaitu dengan tinggal di hutan dan tinggal di daerah terpencil.
Teroris FSB yakin bahwa Mujahidin di Ingushetia telah kehilangan
wilayah secara bertahap. Tapi perekrutan masih berlangsung di sana.
Menurut mereka, jumlah Mujahidin di Ingushetia sekitar 340 orang.
Sebagian besar mereka adalah pemuda yang berusia hampir 20 tahun.
“Sebagian besar dari mereka pergi ke hutan,” ujar teroris FSB dengan
yakin.