NEW YORK – Seorang penjaga toko yang juga seorang Muslim, dielu-elukan oleh masyarakat setempat karena sikap penuh kasih dan kesantunan yang dia tunjukkan. Penjaga toko tersebut namanya masuk dalam tajuk utama pemberitaan di berbagai media setelah pertemuan tidak terduga dengan seorang perampok yang bersenjatakan pemukul baseball, namun akhirnya tidak ada kekerasan yang terjadi, justru sang perampok merasa terkesan dengan sikap "korbannya" yang penuh pengampunan sehingga perampok tersebut sampai melontarkan keinginannya untuk menjadi seorang Muslim seperti halnya sang penjaga toko.
"Dia mengatakan, saya ingin menjadi seorang Muslim
agar bisa seperti anda," kata Mohammad Sohail, pemilik toko serba ada
Shirley Express di Long Island city, New York, saat mengenang ucapan
sang bandit kepadanya.
Sohail, 47, kala itu tengah bersiap untuk menutup
tokonya tepat pada tengah malam ketika tiba-tiba – sebagaimana yang
tampak dalam kamera pengawas – ada seorang pria yang menghampirinya
dengan menenteng tongkat pemukul baseball dan meminta Sohail untuk
menyerahkan sejumlah uang.
Tidak mau tunduk kepada penjahat jalanan tersebut,
Sohail langsung meraih senapan shotgun yang memang diletakkan dibawah
laci kasir, merasa kalah dalam hal senjata, pria bertopeng tersebut
langsung kehilangan nyali, seketika itu dia menjatuhkan tongkat
pemukulnya ke tanah dan berlutut memohon ampun dengan air mata deras
yang mengucur dari kedua kelopak matanya. Perampok tersebut mengatakan
bahwa dia terpaksa merampok untuk memenuhi kebutuhan keluarganya yang
tengah kelaparan.
"Tolong jangan panggil polisi, saya tidak punya
uang, saya tidak punya makanan di rumah saya," tutur Sohail menirukan
kata-kata perampok tersebut.
"Dia menangis layaknya seorang bayi kecil," tambah Sohail.
Tidak seperti kebanyakan warga kulit putih AS yang
langsung memanggil polisi jika berada dalam situasi yang sama, sang
pemilik toko tersebut membuka dompetnya lalu mengulurkan uang tunai
sebanyak $40 berikut sebungkus roti, namun dengan satu syarat, pria
tersebut harus sama sekali berhenti melakukan perampokan.
"Saat menerima uang $40 tersebut, sang perampok tampak sangat terkesan."
Perampok yang terkejut tersebut kemudian berkata
kepada calon korbannya tersebut bahwa dirinya ingin menjadi seorang
Muslim, sama seperti sang penjaga toko.
Sohail mengatakan bahwa dirinya kemudian meminta
perampok tersebut untuk mengucapkan dua kalimat syahadat dan keduanya
lalu berjabatan tangan.
Setelah memberikan uang dan makanan kepada sang pria asing, budi baik Sohail tidak berhenti sampai di situ.
Dia beranjak ke belakang toko untuk mengambilkan
susu untuk diberikan kepada sang perampok, namun ketika Sohail kembali
ke depan, sang perampok sudah keburu meninggalkan toko.
Sohail mengatakan bahwa polisi mungkin masih
mencari sang perampok, namun dirinya sama sekali tidak berniat untuk
menjatuhkan tuntutan.
"Pria tersebut... anda tahulah... semua orang menjalani saat-saat yang sulit sekarang ini," kata Sohail.
Sohail, yang pindah ke AS dari tanah kelahirannya
di Pakistan sejak 20 rahun yang lalu, mengatakan bahwa dirinya tahu
bagaimana rasanya jika sedang kekurangan uang, oleh karena itu rasa
ibanya muncul dan membuatnya bersimpati terhadap pria bertopeng yang
tadinya hendak merampok tokonya.
"Saat ini semua orang mengalami masa yang sulit."
Warga AS yang mendengar cerita kebaikan Sohail merasa terkejut ketika mengetahuiya dari media setempat.
Namun, bagi orang-orang yang mengenal Sohail dengan
baik, sikap penuh kasih dari seorang Muslim penjaga toko tersebut sama
sekali tidaklah mengejutkan.
"Bahkan ketika saya sedang tidak punya uang untuk
membeli satu pak rokok, dia akan berkata silahkan, ambil saja," kata
Prudence Ferrante, yang bekerja di toko karpet di sebelah toko Sohail,
kepada Newsday daily, yang pertama kali berhasil mendapatkan rekaman
video tentang kejadian tersebut.
Para pelanggan Sohail, yang lebih suka memanggil
Sohail dengan julukan akrab Mo, mengatakan bahwa mereka memang
mengenalnya sebagai pria yang disegani di wilayahnya dan selalu
menunjukkan sikap yang ramah.
Disaat kabar mengenai kejadian antara Sohail dan
calon perampok tersebut tersebar dari mulut ke mulut, para konsumen,
yang datang ke toko tersebut untuk bertanya kepada sang pemilik toko
apakah kabar yang mereka dengar di media benar-benar terjadi, semakin
menambah panjang daftar pengagum sang pria penuh kasih tersebut.
"Saya sama sekali tidak melihat satupun keburukan dalam dirinya," kata Sean Henry, seorang pelanggan dari toko Muslim tersebut.
"Ada orang yang punya perasaan, namun ada juga yang
tidak," tambah Ferrante. "Namun saya tahu pasti bahwa dia (Sohail)
memiliki perasaan."