
Kecelakaan dengan korban terbanyak di 2011 ini melibatkan satu unit
mobil travel sarat penumpang jenis Mitsubishi L300 (di kalangan
masyarakat sering disebut superben) BM 7707 BU, sepedamotor Honda Revo
BM 2969 CK dan truk Mitsubishi Colt Diesel PS 100 BM 8715 AK pengangkut
minuman teh botol.
Hingga berita ini diturunkan, polisi dari Polres Pelalawan masih
bekerja mengidentifikasi para korban tewas. Informasi yang diterima dari
Kapolres Pelalawan AKBP, Arie Rahman Nafarin SH SIK, lima korban tewas
berhasil diidentifikasi petugas dan dua mayat belum teridentifikasi
hingga pukul 21.00 WIB tadi malam.
Satu korban tewas adalah pengendara sepeda motor Honda Revo BM 2969
CK, atas nama Afrizal (17), siswa di salah satu SMA dan tinggal di Desa
Muda Setia Kecamatan Bandar Seikijang.
Enam korban tewas lainnya merupakan penumpang mobil superben. Dua di
antaranya warga Desa Tanjung Gading Kecamatan Pasir Penyu Kabupaten
Indragiri Hulu, yaitu laki-laki, Juhendra (20) dan perempuan bernama Ali
Bertini (30).
Korban tewas lainnya adalah Susi Apriani SPd (29), guru PNS SMPN 1
Bandar Seikijang, Pelalawan, alamat Jalan Sentosa Gang Timur I Nomor 1
Pekanbaru. Lalu Putra (10), seorang pelajar SD, alamat Pasar Air Molek
Kecamatan Pasir Penyu Kabupaten Indragiri Hulu.
Dua korban tewas belum diketahui identitasnya. Satu orang laki-laki
yang diperkirakan berusia sekitar 47 tahun dan seorang perempuan 36
tahun.
‘’Para korban yang sudah diketahui identitasnya semua sudah dijemput
pihak keluarga. Terus yang Mr X dua orang, yang satunya juga sudah
dijemput, tapi yang satu lagi sampai jam ini masih di Puskesmas Bandar
Seikijang,’’ ungkap Arie.
Tabrakan diduga karena kelalaian pengemudi. Beberapa warga yang
ditemui di TKP pukul 16.00 WIB menyebutkan, sebelum terjadi tabrakan,
superben yang dikemudikan Fendi terlihat oleng dan berkecepatan tinggi
di jalur kanan menuju Pekanbaru. Fendi berusaha menyalip sebuah sepeda
motor yang sama-sama mengarah ke Pekanbaru.
‘’Superben sewaktu menyalip Honda laju sekali, sampai makan jalan terlalu ke kanan,’’ ungkap warga, Izal (30) pada Riau Pos.
Sekadar diketahui, sepeda motor yang coba disalip itu berhasil
selamat dari tabrakan, namun tak diketahui identitasnya karena langsung
meninggalkan TKP.
Saat menyalip itulah sebuah sepeda motor Honda Revo BM 2969 CK yang
dikendarai Afrizal muncul di depan superben dari arah Pekanbaru menuju
Pangkalankerinci.
Tepat di belakangnya, melaju truk boks Mitsubishi Colt Diesel BM 8715
AK pengangkut teh botol yang dikemudikan Candra Agustin (33).
Kapolres membenarkan jika kelalaian ada pada Fendi yang kini dirawat
di RS Efarina Pangkalankerinci karena luka dan patah tulang. Fendi belum
berhasil dihubungi karena sedang dalam perawatan dokter.
‘’Ya karena kelalaian supir minibus. Dia mengambil jalur kanan,’’
ujar Arie. Informasi yang diperoleh dari warga lainnya menyebutkan,
Fendi sempat berusaha menaikkan kecepatan agar kendaraannya tak mengenai
sepeda motor yang disalip.
Namun usaha itu malah berbuah petaka ketika mobil menabrak dan menggilas sepeda motor Honda Revo yang dikendarai Afrizal.
‘’Afrizal meninggal dunia di TKP,’’ kata Arie. Superben kemudian
bertabrakan dengan truk teh botol yang melaju di belakang sepeda motor
Afrizal. Tabrakan kedua ini mengakibatkan hampir separuh kabin superben
ringsek, menewaskan enam orang, serta mencederai empat lainnya termasuk
supir.
Superben bermuatan 13 orang itu terhenti dalam posisi terbalik di
tengah badan jalan. Sementara truk yang rusak berat di bagian depan juga
terhenti di sisi kiri jalan. Warga di sekitar TKP langsung berhamburan
memberi pertolongan. Tak lama, puluhan aparat Satlantas Polres Pelalawan
dan Polsek Bandar Seikijang turun ke TKP. Polisi bersama warga bekerja
keras selama satu jam lebih mengeluarkan para korban yang terjepit di
dalam kabin. Baik korban meninggal maupun luka, langsung dilarikan ke
Puskesmas Bandar Seikijang.
Beberapa korban luka berat setelah dirawat, kemudian dirujuk ke
beberapa rumah sakit di Pekanbaru maupun Pangkalankerinci, sesuai
permintaan masing-masing.
Korban luka dalam peristiwa ini berjumlah sembilan. Dua awak truk teh
botol, yaitu supir, Candra Agustin, robek di kepala dan kaki kanan, dan
sales, Nirmansyah (41), luka di kaki kanan, kening dan memar di bagian
dada. Dari pihak superben ada tujuh luka berat dan ringan dengan kondisi
patah kaki atau tangan, robek dan memar.
Masing-masing Fendi (supir), seorang guru wanita inisial AI (29),
warga Jalan Swadaya, Panam Pekanbaru, seorang guru, Elsa Mayga Putri
(29) warga Jalan Firdaus, Pekanbaru. Zulferdi (26), warga Jalan Brigjen
Katamso, Air Molek, Kevin Ariapratama (2) alamat Jalan Kembang Harum Air
Molek. Selamet (63) dan Srimartina (51), keduanya warga Kisaran Sumut.
Baru Pindah
Duka yang mendalam akibat tabrakan maut itu juga dirasa keluarga besar Dinas Pendidikan Pelalawan, khususnya SMP 1 Bandar Sekijang. Salah seorang guru sekolah, Susi Apriani SPd jadi salah seorang korban yang tewas, padahal guru bidang studi matematika itu baru pindah satu hari dari SMP 3 Jambi.
Duka yang mendalam akibat tabrakan maut itu juga dirasa keluarga besar Dinas Pendidikan Pelalawan, khususnya SMP 1 Bandar Sekijang. Salah seorang guru sekolah, Susi Apriani SPd jadi salah seorang korban yang tewas, padahal guru bidang studi matematika itu baru pindah satu hari dari SMP 3 Jambi.
‘’Tadi, bu guru itu baru saja melapor ke saya, bahwa dia pindah
mengajar di SMPN 1 Bandar Seikijang. Setelah diteliti, ada beberapa
surat yang perlu dilengkapi untuk kepentingan gaji. Jadi saya suruh
pulang dulu. Korban pun janji akan melengkapi dokumen tersebut dan
pulang ke Jambi besok,’’ kata Kepala SMPN I Bandar Seikijang Muzahar
SPd.
Setelah melapor, Susi yang pindah dengan alasan ikut suami, langsung pulang ke Pekanbaru menumpang kendaraan umum.
‘’Namun tak lama berselang, saya dapat telepon dari teman ada guru
yang meninggal tabrakan. Saya langsung ke TKP dan Puskesmas Seikijang,’’
jelasnya. Sampai di lokasi, Muzahir mengaku sangat terkejut, karena
salah seorang korban adalah guru baru yang baru saja melapor padanya.
‘’Saya berusaha menghubungi pihak keluarganya,’’ ungkapnya.
Diketahuilah, Susi tinggal bersama keluarga suaminya di Jalan Sentosa
Gang Timur I Nomor 1 Pekanbaru. ‘’Mertuanya Pak Azwar, guru SMPN 4
Pekanbaru,’’ jelasnya.
Dirawat di RSUD
Enam korban kecelakaan dilarikan ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Salah seorang korban, Sri Martina (51), sempat ditemui Riau Pos di Ruang Cendrawasih 2, Selasa (14/6). Anaknya, Rahayu (19), mengatakan ibunya tak tahu kejadian itu. ‘’Ibu sedang tidur saat terjadi tabrakan,’’ ujar anak ke empat Martina itu. Ia mengaku tahu ibunya kecelakaan dari polisi. ‘’Ada polisi yang menghubungi, bilang ibu kena musibah,’’ jelasnya. Martinah sendiri saat itu dalam perjalanan Sorek menuju Pekanbaru. ‘’Dia mau mengunjungi saya,’’ lanjutnya. Rahayu mengaku cukup sedih melihat kondisi ibunya. ‘’Dokter bilang, kedua tangan ibu saya patah,’’ jelasnya.
Enam korban kecelakaan dilarikan ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Salah seorang korban, Sri Martina (51), sempat ditemui Riau Pos di Ruang Cendrawasih 2, Selasa (14/6). Anaknya, Rahayu (19), mengatakan ibunya tak tahu kejadian itu. ‘’Ibu sedang tidur saat terjadi tabrakan,’’ ujar anak ke empat Martina itu. Ia mengaku tahu ibunya kecelakaan dari polisi. ‘’Ada polisi yang menghubungi, bilang ibu kena musibah,’’ jelasnya. Martinah sendiri saat itu dalam perjalanan Sorek menuju Pekanbaru. ‘’Dia mau mengunjungi saya,’’ lanjutnya. Rahayu mengaku cukup sedih melihat kondisi ibunya. ‘’Dokter bilang, kedua tangan ibu saya patah,’’ jelasnya.
Masih Menyusu
Malam tadi, di rumah duka, terlihat suami korban Susi Apriani, Antoni (30) bersama anggota keluarga dan tetangga sedang membaca Yasin. Korban yang berbaju kaus berkerah dan sarung motif kotak-kotak putih hijau disalami teman-temannya yang takziyah.
Malam tadi, di rumah duka, terlihat suami korban Susi Apriani, Antoni (30) bersama anggota keluarga dan tetangga sedang membaca Yasin. Korban yang berbaju kaus berkerah dan sarung motif kotak-kotak putih hijau disalami teman-temannya yang takziyah.
Pria yang sehari-hari bekerja di Bagansiapi-api di sebuah perusahaan
konsultan bangunan ini tak banyak bicara. Wajahnya lebih sering
tertunduk. Beberapa pertanyaan hanya dijawab singkat. Korban punya putra
yang baru berumur setahun enam hari.
‘’Lingga masih menyusu, tak tahu bagaimana menghadapi situasi ini
besok,’’ kata Antoni . ‘’Dia (korban) baru tiga bulan pindah ke sini
(Riau, red). Dia belum mulai mengajar. Tadi baru pergi ke sana ambil
SK,’’ ungkap s alah seorang keluarga korban, Oka (25)