MOSKOW - Sebuah fase baru perang
melawan Islam dimulai di Rusia. Setelah pisau sensor FSB mondar-mandi
dalam tulisan-tulisan terkenal mengenai Islam dan essay, baik umum
maupun akademik, serta setelah sejumlah ulama Islam terkemuka dilarang,
penjajah Rusia mulai turun ke Al Qur’an.
Sebuah fil pendidikan, Keajaiban Al Qur’an telah dinyatakan
“ekstrimis” di Rusia. Kini film ini dilarang peredarannya dan siapa
saja yang menontonnya dapat berakhir di penjara.
Selain itu, bagian-bagian dari Al Qur’an, surat serta booklet,
“Tujuan hidup seorang Muslim”, “Transkrip dari ayat-ayat Sistem Islam’,
“Islam, sebuah sistem kehidupan masyarakat dan negara” dan beberapa
publikasi lainnya juga dilarang.
Aneh, bahwa film karya Harun Yahya, Keajaiban Al Qur’an, masuk ke
bawah pisau sensor FSB. Ternyata, bahkan terbukti dan diterima termasuk
oleh kritikus Islam dan fakta-fakta ilmiah akan dideklarasikan sekarang
di Rusia “ekstrimis” dan “ilegal”.
Namun yang paling penting adalah larangan salah satu bab dari Al
Qur’an. Dan ini hanyalah awal. Tidak ada keraguan bahwa cepat atau
lambat seluruh Al Qur’an akan dilarang di Rusia, apalagi bahwa sementara
ini ayat-ayat yang menyerukan Jihad dan untuk melawan orang-orang kafir
adalah “jahat”. Ayat-ayat yang membangkitkan rasa takut terhadap Allah
juga dilarang.
Salah satu ayat yang dilarang adalah :
“Dan sungguh Kami telah menciptakan manusia dan Kami mengetahui
apa yang dibisikkan oleh hatinya. Dan Kami lebih dekat kepadanya dari
pada urat nadinya“. (QS. Qaff (50) : 16).
Juga surat ke-32, AS Sajadah, yang terdiri dari 30 ayat, di dalamnya
Allah mengatakan tentang penciptaan dunia, memperingatkan tentang
hukuman yang tak terelakkan dari orang-orang kafir dan orang yang
berbuat dosa, tentang keniscayaan kematian dan mengenai hadiah untuk
ummat yang beriman.
Jelas, ayat-ayat tersebut tidak berbicara mengenai “terorisme”
ataupun “ekstrimisme”. Hal ini jelas untuk setiap orang yang waras
bahwa kafir Rusia tidak berperang melawan “terorisme” dan “ekstrimisme”
tetapi terhadap Monotheisme.
Menarik dalam hal ini adalah fakta bahwa bersama dengan pelarangan
surat-surat dalam Al Qur’an, pernyataan penting dibuat oleh pemimpin
agresor Rusia, Khloponin di wilayah yang diduduki, Imarah Kaukasus. Dia
secara terbuka mendorong untuk mengusir Muslim yang ingin hidup di
bawah Syariah Islam dari tanah air mereka.
Khloponin mengusulkan untuk merelokasi ummat Islam di Timur Tengah.
“Posisi saya jelas : siapa saja yang tidak ingin tinggal di rusia dan
menurut peraturan Rusia, undang-undang sekuler, tidak boleh tinggal di
sini. Untuk hal ini, terdapat negara di Timur Tengah, lakukan
perjalanan ke sana dan hidup di sana”.
Selain itu, Khloponin menyarankan menggusur Muslim dari negara-negara tetangga Rusia.
Kami ingin menyebutkan dalam konteks ini bahwa ide deportasi Muslim
dari tanah mereka oleh Rusia bukanlah hal baru. Selama perang
Rusia-Kaukasus di abad ke-19, seluruh warga Kaukasus yang ingin hidup di
bawah naungan syariah, diusir dan dimusnahkan.