TRIPOLI – Beberapa ledakan besar mengguncang
ibukota Libya, Tripoli, ketika pesawat tempur salibis NATo
mengintensifkan serangan mereka di seluruh kota besar Libya.
Ledakan kuat terdengar di pusat Tripoli sekitar pukul 21.00 waktu
setempat, yang diikuti oleh beberapa ledakan kuat lainnya beberapa menit
kemudian, lapor AFP. Sasaran serangan tidak teridentifikasi.
Jet tempur NATO telah melakukan puluhan serangan udara di pusat Tripoli dalam dua minggu terakhir.
Sebagian besar menyerang target pemerintah dan pusat kontrol yang berlokasi di daerah itu.
Pada Sabtu (4/6/2011), helikopter militer Perancis dan Inggris untuk pertama kalinya melakukan serangan di Libya.
Dua helikopter Apache menghancurkan dua instalasi militer, sebuah
situs radar dan kendaraan lapis baja di dekat sebuah pos pemeriksaan
dekat kota Brega, Libya, ujar seorang komandan Inggris.
Helikopter Gazelle dan Tiger Perancis juga mengambil bagian dalam operasi yang sama, ujar kepala militer Perancis.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, memperingatkan NATo atas serangan pada hari itu.
“Kami menganggap bahwa apa yang terjadi adalah baik secara sadar atau
tidak sadar akan bergeser menuju operasi darat. Itu akan
memprihatinkan,” ujar Lavrov.
Namun Menteri Luar Negeri Inggris, William Hague melakukan pembelaan
dan mengatakan bahwa mereka tidak akan mengerahkan pasukan darat ke
negara Afrika Utara itu.
Hague mengatakan tidak ada batas waktu untuk operasi militer di
Libya, mencatat bahwa NATO hanya mengintensifkan misi dan bahwa hal itu
bisa berlangsung selama “berbulan-bulan”.