Mohammed Al-Fayed Bakar "Simbol" Kerajaan

Written By Juhernaidi on Rabu, 29 Juni 2011 | 12:24:00 AM


Mohammed Al-Fayed membakar sebuah hiasan berbentuk seperti simbol kerajaan yang dipasang di puncak gedung Harrods, pertokoan mewah di London milik keluarga Al-Fayed. Pembakaran itu dijadikan bagian dari film dokumenter televisi tentang kematian Pangeran Putri Diana.

Dalam adegan di film itu, terlihat Al-Fayed sedang berdiri di depan "simbol kerajaan" yang sedang dibakar. "Saya menghancurkannya sebagai penghormatan buat anak lelaki saya, Dodi (Dodi Al-Fayed). Saya ingin hari ini ia melihat pembakaran ini," kata Al-Fayed.

Dalam film berjudul "Unlawful Killing" yang disutradarai Keith Allen, Mohammed Al-Fayed menyebut Duke of Edinburgh
(gelar kebangsawanan untuk Pangeran Phillips, suami Ratu Elizabeth II) sebagai seorang "Nazi".

"Ada putusan hakim yang jelas-jelas menyebutkan pembunuhan, tapi mengapa tak ada satu orang pun yang ditangkap? Inti dari semua ini adalah masalah rasisme," kata Al-Fayed.

"Orang-orang yang berkuasa di negara ini--negara saya--tak ada yang mau mendengarkan saya soal latar belakang Nazi Pangeran Phillips. Tapi saya harus mengungkapnya, karena informasi itu 100 persen benar. Mereka tidak akan menerima saya atau anak saya, dan ketika ia (Dodi Al-Fayed) jatuh cinta pada Putri Diana, mereka membunuh Dodi," tandas Al-Fayed.

Film dokumenter "Unlawful Killing" sendiri dilarang diputar di Inggris dan diputar untuk kalangan terbatas dalam Festival Film Cannes, Prancis bulan Mei lalu. Film ini jadi kontroversial dan memicu kemarahan banyak orang karena menampilkan foto close-up Putri Diana beberapa saat setelah mengalami kecelakaan mobil di Paris pada tahun 1997. Di film itu, Ratu Inggris dijuluki "gangster bermahkota" dan suaminya, Pangeran Phillips di sebut sebagai psikopat.

Mohammed Al-Fayed mendanai sendiri pembuatan "Unlawful Killing" yang menelan biaya 2,4 juta euro. Rencananya film ini untuk pertama kalinnya akan ditayangkan buat masyarakat umum pada 6 Juli mendatang di Irlandia, dan beberapa negara lainnya seperti Rusia, Belgia, Luxemburg dan Belanda, juga AS.
Sampai detik ini, kematian Putri Diana dalam kecelakaan mobil di Paris masih menjadi teka-teki. Dugaan kuat, kecelakaan itu bukan kecelakaan biasa, tapi memang ada yang sengaja membunuh Putri Diana.

Simulasi Jangka Sorong