
COLUMBUS – Seorang pendiri Tea Party di Ohio mengkritik anggota dewan Partai Demokrat karena telah menyebarkan sebuah kartun editorial yang menggambarkan seorang aktivis Tea Party tengah mengenakan jubah Ku Klux Klan.
Pendiri Tea Party Cincinnati, Mike Wilson yang juga merupakan
kandidat anggota dewan di Ohio, mengatakan Partai Demokrat harus minta
maaf karena telah mendorong fanatisme.
Seorang staf komunikasi dewan menyertakan kartun tersebut dalam
kliping kompilasi surat kabar tanggal 2 Juni dari semua penjuru negara
bagian. Juru bicara Keary McCarthy mengatakan email berisi hal tersebut
dikirimkan kepada para anggota parlemen dari kedua partai dan materi yag
dipaparkan berisi pandangan politik.
Wilson mengatakan Tea Party mendukung kandidat kulit hitam yang
mendukung pandangan konservatif gerakan tersebut, termasuk kandidat
gubernur tahun 2006 Ken Blackwell. Kritikan tersebut menyusul hasil
pengambilan suara NAACP (organisasi pembela hak kulit berwarna) pada
hari Selasa waktu setempat yang mendesak para pemimpin Tea Party
menghentikan rasisme dalam gerakan tersebut.
Pada tanggal 25 Juni 2011, NAACP memutuskan dengan suara bulat
terhadap resolusi yang menuding Tea Party telah melakukan rasisme.
Tuduhan tersebut menyatakan bahwa pernyataan "Bunuh Obama" dan "Bunuh
Holder" di antara perkataan lainnya, membuktikan tudingan tersebut.
"Keluarkan orang-orang fanatik dan rasis dari gerakan kalian atau
bertanggung jawablah atas tindakan mereka," kata Ben Jealous, pemimpin
NAACP. "Kami tidak akan membiarkan kalian bersembunyi seperti pengecut
dan bersembunyi di belakang tanda-tanda yang bertuliskan "Bunuh Presiden
Kita" atau kata-kata lainnya."
Ia juga membidik Sarah Palin,
mantan gubernur Alaska dan kandidat Senat Republikan Kentucky Rand
Paul, dua tokoh yang menjadi ikon bagi banyak pendukung Tea Party.
"Sarah Palin bilang, 'Mari berpesta seperti tahun 1776.' Ayah saya
yang berkulit putih biasanya menyuruh berhati-hati dengan apa yang kita
harapkan, Sarah, karena di abad ke-18 hal itu tidak baik bagi semua
orang, bahkan orang sepertimu," kata Jealous.
"Bagi Rand Paul, kalau mau berdebat mengenai hak-hak sipil dan
undang-undangnya tunjukkan nyalimu dan jawab tantangan saya. Sebut saja
tanggalnya, saya dan NAACP akan datang," tambahnya.
Hal itu langsung ditanggapi oleh para anggota Tea Party dan juga dari
kalangan politik lainnya, mereka meminta tuduhan itu dibuktikan.
Ben Jealous dari NAACP memberikan tanggapan di sejumlah tayangan televisi.
Orang-orang kulit hitam dan media menuding Tea Party
telah melakukan rasisme saat gerakan tersebut menyebut kata negro,
ditambah dengan tudingan meludahi anggota Kaukus Hitam Kongres AS yang
dipimpin John Lewis (Demokrat, Georgia) yang terjadi pada tanggal 10
Maret 2011 dalam unjuk rasa anti RUU perawatan kesehatan "Kill the Bill"
yang berlangsung di Washington, DC.
Sebelumnya diberitakan mengenai munculnya sebuah papan iklan pinggir
jalan yang dibuat oleh sebuah cabang Tea Party di Iowa. Papan iklan
tersebut membandingkan Obama dengan Hitler dan Lenin.
Di atas foto Obama, dituliskan "Sosialisme Demokrat", di atas foto
Hitler ditulis "Sosialisme Nasional", sementara di atas kepala Lenin
ditulisi "Sosialisme Marxis". Kata "Perubahan" – yang merupakan slogan
kampanye Obama – ditulis pada setiap foto.
Pendiri Tea Party Iowa Utara, Bob Johnson mengatakan papan iklan tersebut memperlihatkan ketidaksetujuan kelompok tersebut terhadap dukungan yang diberikan Obama terhadap sosialisme.
"Tujuan papan iklan ini adalah menarik perhatian terhadap sosialisme.
Hal itu tampaknya tenggelam dengan penampilan visual," kata Johnston.
"Gambar yang dipasang menutupi pesan yang akan disampaikan. Pesan yang
disampaikan adalah sosialisme," katanya. Sepengetahuannya, papan iklan
tersebut tidak ada rencana dicopot.
Munculnya papan iklan tersebut tak urung mendatangkan kecaman dari
berbagai pihak, termasuk sebagian kalangan di gerakan itu sendiri.