Kartun KKK Muncul, Tea Party Meradang

Written By Juhernaidi on Minggu, 26 Juni 2011 | 12:29:00 PM

Anggota gerakan Tea Party melakukan aksi protes di depan Hotel Fairmont di San Francisco pada 25 Mei 2010, menentang kebijakan Presiden Barack Obama, membandingkannya dengan Adolf Hitler. (Foto: Getty Images)
COLUMBUS – Seorang pendiri Tea Party di Ohio mengkritik anggota dewan Partai Demokrat karena telah menyebarkan sebuah kartun editorial yang menggambarkan seorang aktivis Tea Party tengah mengenakan jubah Ku Klux Klan.
Pendiri Tea Party Cincinnati, Mike Wilson yang juga merupakan kandidat anggota dewan di Ohio, mengatakan Partai Demokrat harus minta maaf karena telah mendorong fanatisme.

Seorang staf komunikasi dewan menyertakan kartun tersebut dalam kliping kompilasi surat kabar tanggal 2 Juni dari semua penjuru negara bagian. Juru bicara Keary McCarthy mengatakan email berisi hal tersebut dikirimkan kepada para anggota parlemen dari kedua partai dan materi yag dipaparkan berisi pandangan politik.

Wilson mengatakan Tea Party mendukung kandidat kulit hitam yang mendukung pandangan konservatif gerakan tersebut, termasuk kandidat gubernur tahun 2006 Ken Blackwell. Kritikan tersebut menyusul hasil pengambilan suara NAACP (organisasi pembela hak kulit berwarna) pada hari Selasa waktu setempat yang mendesak para pemimpin Tea Party menghentikan rasisme dalam gerakan tersebut.

Pada tanggal 25 Juni 2011, NAACP memutuskan dengan suara bulat terhadap resolusi yang menuding Tea Party telah melakukan rasisme. Tuduhan tersebut menyatakan bahwa pernyataan "Bunuh Obama" dan "Bunuh Holder" di antara perkataan lainnya, membuktikan tudingan tersebut.

"Keluarkan orang-orang fanatik dan rasis dari gerakan kalian atau bertanggung jawablah atas tindakan mereka," kata Ben Jealous, pemimpin NAACP. "Kami tidak akan membiarkan kalian bersembunyi seperti pengecut dan bersembunyi di belakang tanda-tanda yang bertuliskan "Bunuh Presiden Kita" atau kata-kata lainnya."

Ia juga membidik Sarah Palin, mantan gubernur Alaska dan kandidat Senat Republikan Kentucky Rand Paul, dua tokoh yang menjadi ikon bagi banyak pendukung Tea Party.

"Sarah Palin bilang, 'Mari berpesta seperti tahun 1776.' Ayah saya yang berkulit putih biasanya menyuruh berhati-hati dengan apa yang kita harapkan, Sarah, karena di abad ke-18 hal itu tidak baik bagi semua orang, bahkan orang sepertimu," kata Jealous.

"Bagi Rand Paul, kalau mau berdebat mengenai hak-hak sipil dan undang-undangnya tunjukkan nyalimu dan jawab tantangan saya. Sebut saja tanggalnya, saya dan NAACP akan datang," tambahnya.

Hal itu langsung ditanggapi oleh para anggota Tea Party dan juga dari kalangan politik lainnya, mereka meminta tuduhan itu dibuktikan.

Ben Jealous dari NAACP memberikan tanggapan di sejumlah tayangan televisi.

Orang-orang kulit hitam dan media menuding Tea Party telah melakukan rasisme saat gerakan tersebut menyebut kata negro, ditambah dengan tudingan meludahi anggota Kaukus Hitam Kongres AS yang dipimpin John Lewis (Demokrat, Georgia) yang terjadi pada tanggal 10 Maret 2011 dalam unjuk rasa anti RUU perawatan kesehatan "Kill the Bill" yang berlangsung di Washington, DC.

Sebelumnya diberitakan mengenai munculnya sebuah  papan iklan pinggir jalan yang dibuat oleh sebuah cabang Tea Party di Iowa. Papan iklan tersebut membandingkan Obama dengan Hitler dan Lenin.

Di atas foto Obama, dituliskan "Sosialisme Demokrat", di atas foto Hitler ditulis "Sosialisme Nasional", sementara di atas kepala Lenin ditulisi "Sosialisme Marxis". Kata "Perubahan" – yang merupakan slogan kampanye Obama – ditulis pada setiap foto.

Pendiri Tea Party Iowa Utara, Bob Johnson mengatakan papan iklan tersebut memperlihatkan ketidaksetujuan kelompok tersebut terhadap dukungan yang diberikan Obama terhadap sosialisme.

"Tujuan papan iklan ini adalah menarik perhatian terhadap sosialisme. Hal itu tampaknya tenggelam dengan penampilan visual," kata Johnston. "Gambar yang dipasang menutupi pesan yang akan disampaikan. Pesan yang disampaikan adalah sosialisme," katanya. Sepengetahuannya, papan iklan tersebut tidak ada rencana dicopot.
Munculnya papan iklan tersebut tak urung mendatangkan kecaman dari berbagai pihak, termasuk sebagian kalangan di gerakan itu sendiri.

Simulasi Jangka Sorong