
PRAHA – Di bawah jalanan ibukota Republik Ceko, ada sebuah tempat perlindungan khusus yang dibangun untuk mengantisipasi terjadinya bencana nuklir. Kini, sekelompok orang menghirup udara baru dalam labirin bekas komunis tersebut.
Praha tersohor dengan menara-menara yang indah dan alun-alun yang
bagus. Namun, pemandangan jalanan yang indah tersebut hanya sebuah
kamuflase, menyembunyikan lokasi lain yang berada di bawahnya.
Sebuah lokasi yang tampaknya hanyalah jalur pejalan kaki di kota
tersebut sebenarnya merupakan salah satu jalan masuk menuju rangkaian
sistem terowongan dan bunker raksasa Praha.
Disebut raksasa karena bunker kuno Praha tersebut cukup besar untuk
menampung 40 persen populasi kota tersebut yang berjumlah 500.000 orang.
Setelah mengunjungi Praha lebih dari satu dekade silam, jurnalis AS,
Christian Falvey, merasa terkesan dengan labirin kuno yang tersembunyi
di Praha.
"Ini adalah satu-satunya tempat dimana Anda dapat menyaksikan
pemandangan-pemandangan mengerikan seperti ini," katanya seraya menunjuk
skema evakuasi yang terpampang di tembok.
"Skema tersebut menunjukkan cara untuk mempersiapkan kediaman Anda jika terjadi serangan nuklir."
Falvey memandu Russian Today untuk berjalan menyusuri lorong panjang
yang seolah tanpa ujung. Memperlihatkan sebuah hal yang disebut oleh
orang-orang jaman sekarang sebagai sebuah "teknologi kuno".
"Ini adalah sebuah generator bertenaga diesel yang akan mengirimkan
pasokan listrik kepada seluruh penjuru bunker, generator ini buatan
Skoda," kata Falvey. "Dan di sini ada penyaring yang dipergunakan untuk
membersikan segala jenis gas berbahaya, gas beracun. Semua alat yang ada
masih berfungsi dengan sempurna."
Bunker Porukazka menjadi salah satu lokasi bawah tanah di Praha yang paling trendi.
Jarda Svec, musisi punk dan pemilik klab malam, mengatakan bahwa
bunker tersebut hanya satu tahun lebih tua dibandingkan dengan usianya.
"Anda bisa merasakan beban totaliterisme," tambahnya. "Akan tetapi,
bunker milik kami adalah tempat bagi jiwa-jiwa yang bebas. Tidak pernah
terbersit di pikiran kami untuk mengomersilkan lokasi tersebut."
Apapun peranan yang dimainkan oleh terowongan-terowongan tersebut
pada masa-masa pasca komunisme di Praha, sebagai ibukota bagian Eropa
Timur, tujuan awal dibangunnya terowongan dan bunker kuno tersebut tidak
bisa begitu saja hilang dari ingatan.
"Saya hanya berharap bahwa tidak akan ada perang," kata Rotislav Guth, kepala komunitas bawah tanah Praha.
"Namun, jika sampai terjadi perang, maka terowongan-terowongan ini
akan siap untuk menampung orang-orang selama tiga hari. Kami selalu
siap," pungkasnya.