SAN’A - Saudara ipar dari Syaikh
Usamah bin Laden meminta agar kakak perempuannya, Amal, yang ditembak di
kaki saat penyerangan Angkatan Laut AS, dibebaskan.
Zakaria Al Sada (24) yang juga telah mengambil bagian dalam demonstrasi di Yaman, mengatakan pada harian Inggris, Telegraph, bahwa “Syaikh Usamah sudah meninggal, dan Al Qaeda sudah berakhir, tidak ada alasan untuk menahan Amal.”
Zakaria Al Sada (24) yang juga telah mengambil bagian dalam demonstrasi di Yaman, mengatakan pada harian Inggris, Telegraph, bahwa “Syaikh Usamah sudah meninggal, dan Al Qaeda sudah berakhir, tidak ada alasan untuk menahan Amal.”
Janda berusia 29 tahun itu ditahan di Pakistan bersama dengan anaknya
serta anggota keluarga lainnya juga beberapa penduduk kompleks di
Abbottabad.
Keluarganya telah meminta pihak berwenang di Pakistan dan Yaman untuk mengizinkannya kembali ke rumah.
Yang berwenang Pakistan pekan lalu mengatakan mereka berencana untuk
memulangkan semua penduduk Abbottabad ke negara asal mereka setelah
selesai interogasi.
Amal Al Sada telah menjadi fokus perhatian media, terutama karena dia dilaporkan telah ditembak ketika membela suaminya.
Dia menikah dengan Syaikh Usamah bin Laden pada usia muda dalam
perkawinan sederhana yang dibantu oleh rekan dekat pemimpin Al Qaeda,
Rasdah Saeed atau dikenal sebagai Abu Al Fida, yang merupakan anggota Al
Qaeda di Semenanjung Arab.
“Pada tahun 1999, Usamah bin Laden dihormati sebagai pejuang
kemerdekaan dan berperang melawan pendudukan Soviet,” kata adik Zakaria.
“Ini terjadi sebelum 11 September. Itulah sebabnya ayah saya senang
dengan beliau. Tidak ada yang menganggapnya sebagai teroris.”
Amal merupakan perempuan yang shalihah. Dia mengatakan kepada ayahnya
bahwa dia syahid untuk suaminya, seperti dilaporkan secara luas dalam
berita setelah kematiannya.
“Dia selalu menjadi gadis yang sangat baik dan sopan,” kata Zakaria.
“Dia benar-benar putri yang sangat disukai oleh kedua orang tua saya dan
ia sangat gemar untuk mengingatkan kami semua dalam segala hal. Suatu
saat, ketika kami masih anak-anak, kami pergi untuk melemparkan batu ke
rumah tetangga kami dari atap. Saat Amal mengetahui hal itu, ia
langsung mengingatkan kami. Ia mengingatkan kami bagaimana Nabi
memerintahkan kami untuk memperlakukan orang lain dengan ma’ruf.”
“Ibu saya menangis terus sekarang ini,” lanjut Zakaria.
“Awalnya, kami sempat memperoleh laporan bahwa Amal terbunuh.”
Keluarga Sada saat ini tidak mengtahui keberadaan Amal di Pakistan
meskipun ia telah dilaporkan ditahan di sebuah rumah sakit militer di
Pakistan.
Zakaria Sada merupakan mahasiswa tahun ketiga jurusan komunikasi
massa di Universitas San’a. Ia telah berpartisipasi dalam protes di
Yaman sejak sejak 15 Januari.
“Saya protes melawan korupsi, melawan tidak adanya keadilan dan
kesetaraan di Yaman. Ketika orang-orang hidup dalam kesetaraan, tidak
akan ada lagi tindakan teror,” katanya.