BENGHAZI - Pemberontak Libya
menerima sinyal lain besarnya dukungan AS melalui kunjungan seorang
diplomat tinggi AS ke ibukota de facto pemberontak di Libya timur, Senin
(23/5/2011).
Jeffrey Feltman, Asisten Departemen Luar Negeri untuk Urusan Timur
Dekat, melakukan kunjungan selama tiga-hari, untuk melakukan pembicaraan
penting dengan kepala Dewan Transisi Nasional (NTC), Mustafa
Abdul-Jalil, dan lain-lain, Associated Press melaporkan.
Perancis, Italia, dan Qatar telah resmi mengakui NTC. Sementara
Amerika Serikat, Inggris, dan negara-negara Barat lain telah sigap
membentuk kehadiran diplomatis di Benghazi.
Amerika Serikat juga gencar melemparkan kecaman kepada rezim Muammar Gaddafi dan memintanya meninggalkan Libya.
Kunjungan Feltman ini dilakukan mengikuti pembukaan kantor Uni Eropa
pada hari Minggu oleh Catherine Ashton yang menyatakan secara optimis
bahwa masa depan Libya akan lebih menjadi lebih baik tanpa Gaddafi.
Pemimpin pemberontak menyambut baik sambutan ‘diplomatis’ ini, namun
tetap bersikukuh bahwa hanya senjata yang akan membantu mereka
mengalahkan Gaddafi.
Sementara itu, negosiator pemberontak Libya mengatakan kepada Rusia
pada hari Senin (23/5) bahwa Benghazi tidak akan bernegosiasi dengan
Gaddafi dan menyatakan bahwa intervensi militer Barat merupakan sebuah
kewajaran, dikutip AP.