
“Dari kasus yang dilaporkan ke kami sepanjang 2011 ini sebanyak 36 bayi dibuang orang tuanya,” ujar Arist, dikutip Poskota.
Dari puluhan bayi tersebut, 12 di antaranya ditemukan telah meninggal
dunia, 8 bayi dititipkan di panti sosial, dan 16 bayi lainnya diasuh
masyarakat. Menurut Arist, beberapa faktor dinilai menjadi penyebab
meningkatnya tindak kriminal ini. Seperti ketidaksiapan orangtua
menerima kehadiran sang anak, faktor ekonomi dan akibat pergaulan bebas.
Peran Orang Tua
Secara terpisah, Anna Surti Ariani, psikolog, menyatakan peran
orangtua dalam menekan kasus ini sangatlah dominan. Kedekatan dan
perhatian orang dinilai menjadi solusi ampuh mengantisipasi terjadinya
praktik tidak terpuji ini.
Terlebih dari berbagai kasus yang terjadi pelaku kebanyakan adalah
pasangan muda-mudi. Mengingat pada usia ini faktor hormonal meningkat
dan berpengaruh pada psikis orang yang bersangkutan.
“Dengan adanya komunikasi yang baik, minimal anak dapat lebih merasa diawasi,” ungkap Anna.
Namun, dia mengingatkan pengawasan yang dibangun tidak dengan
memarahi atau membuat peraturan yang kaku bagi sang anak. “Membangunan
komunikasi yang harmonis dengan penuh kemesraan antara orang tua dan
anak merupakan solusi terbaik. Jangan menambah tekanan pada anak,”
ucapnya.
Tampung 120 bayi
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta Kian Kelana menyatakan
pihaknya hanya memiliki kewenangan untuk menampung bayi terlantar.
Namun khusus untuk kasus bayi yang ditemukan di sarana umum seperti
jalan, sebelum dititipkan harus melalui proses di kepolisian.
Adapun untuk penitipan bayi sendiri, saat ini di Jakarta baru
terdapat satu panti dengan daya tampung 120 bayi. Yakni Panti Sosial
Asuhan Anak Balita Tunas bangsa yang terletak di Jalan Binamarga, Ceger,
Cipayung, Jakarta Timur.“Jika memang tidak mampu menghidupi buah hatinya, asalkan memenuhi syarat orang tua bisa menitipkan bayi di sini,” ungkap Kian.