The Lone Wolf (Serigala yang Sendirian) pengirim paket bom buku ?

Written By Juhernaidi on Jumat, 06 Mei 2011 | 12:19:00 AM

The Lone Wolf atau Adz Dzi’bul Munfarid (Serigala yang Sendirian) adalah sebuah istilah yang popular ketika Taimur Abdulwahab Al Abdaly, pria berkebangsaan Swedia yang juga pernah menghabiskan waktunya di Inggris melakukan pemboman di Stockholm, Swedia, Sabtu, 11 Desember 2010. Sebelumnya, pada tanggal 30 September 2010 jam 08.00 WIB, di kawasan pasar Sumber Artha Kalimalang, Jakarta Timur, Ahmad bin Abu Ali meledakkan bom sepeda yang dikendarainya. Mungkinkah The Lone Wolf (Serigala yang Sendirian) yang mengirimkan paket bom buku ?

Pesan jihad dari The Lone Wolf (Serigala yang Sendirian)
Taimur Abdulwahab Al Abdaly mengirimkan pesan jihad melalui teks singkat dari pesan audio yang dilampirkan ke email yang dikirimnya ke kantor berita TT Swedia, sesaat sebelum dua ledakan di Stockholm, pada hari Sabtu, 11 Desember 2010.
“Dalam nama Allah yang penyayang. Sholawat dan salam atas Nabi Muhammad, saw.
“Terima kasih kepada Lars Vilks dan lukisan tentang  Nabi Muhammad, saw, dan tentara Anda di Afghanistan dan kebisuan anda pada semua ini sehingga  anak-anak anda, anak perempuan, saudara-saudara anda mati dengan cara yang sama sebagaiman saudara dan saudari  dan anak kami meninggal.
“Sekarang negara-negara Islam telah memenuhi apa yang mereka janjikan pada anda. Di sini, di Eropa dan di Swedia, kami adalah kenyataan, bukan penemuan, aku tidak akan mengatakan lebih lanjut tentang ini.
“Tindakan kita akan berbicara sendiri, selama Anda tidak mengakhiri peperangan terhadap Islam dan penghinaan Nabi Saw dan dukungan bodoh Anda untuk Vilks babi.
“Untuk semua Muslim di Swedia, aku berkata: berhenti menjilat dan memalukan dirimu untuk kehidupan yang menghinakan jauh dari Islam. Bantulah saudara dan saudari anda dan tidak takut apa pun atau siapa pun, hanya menyembah Allah saja!!!
“Untuk keluarga saya, cobalah untuk memaafkan saya. Saya tidak bisa duduk dan menonton sementara semua ketidakadilan yang terjadi terhadap Islam dan Nabi Muhammad, saw, ketika Vilks babi melakukan apa yang dia lakukan.
“Maafkan aku karena kebohongan saya. Aku tidak pernah pergi ke Timur Tengah untuk bekerja atau mencari uang, saya pergi ke sana untuk jihad. Saya harap Anda dapat mengerti saya beberapa waktu.. Aku tidak pernah bisa memberitahu Anda semua ini atau kepada siapa pun.”
Taimur, “Serigala yang Sendirian” asal Luton, Inggris ini tidak bisa tinggal diam atas tindakan Lars Vilks, kartunis Swedia yang menggambar nabi Muhammad SAW., menyerupai hewan babi tiga tahun silam, juga kebijakan pemerintahan Swedia yang mengirimkan 500 tentaranya untuk ikut membantai kaum Muslimin di Afghanistan.
Ahmad bin Abu Ali, “Serigala yang Sendirian” yang tidak memiliki tempat tinggal tetap ini meninggalkan dua lembar pesan jihad yang ditemukan di dalam sakunya.
Lembar Pertama :
“Ini adalah pembalasan pada kalian sekutu-sekutu setan karena menghukum mati dan membunuh mujahidin kami. Kami siap mati demi agama yang mulia”.
Lembar Kedua :
“Bom syahid ini adalah untuk kalian semua orang-orang kafir, kalian akan kami kejar walaupun kalian ke awan. Kematian kalian pasti. Mujahidin masih hidup di Indonesia”.
Beberapa nama lagi bisa dicatat sebagai kafilah The Lone Wolf (Serigala yang Sendirian), seperti Mayor Nidal Hasan, seorang dokter militer yang menembaki 13 tentara Amerika di markas militer Fort Hood, Texas. Juga Umar Farouk Abdulmutallab, pemuda asal Nigeria yang berusaha meledakkan bom dalam bajunya dalam penerbangan menuju Detroit, pada natal tahun lalu.
Dalam barisan The Lone Wolf ini terdapat pula nama seorang Muslimah, Roshonara Choudry, asal London, Inggris. Muslimah ini menikam Timms, mantan menteri perburuhan Inggris dua kali di Beckton, London timur pada bulan Mei 2010. Roshonara melakukan tindakan berani itu untuk menghukum Timss karena menyetujui perang Irak.
Syekh Muhammad Al Sana’ani dalam majalah Inspire Edisi 4 menulis sebuah artikel berjudul ‘Roshonara & Taimur : Followers of The Borderless Loyalty’. Syekh Muhammad Al Sana’ani dalam artikel tersebut mengatakan bahwa Roshonara Choudhry dan Taimur adalah contoh bagaimana Loyalitas Tanpa Batas (The Borderless Loyalty) yang dimiliki Islam.
Roshonara telah membela umat Islam di manapun mereka berada dengan apa yang dapat dilakukannya! Hendaknya orang-orang laki dari ummat ini bisa mengambil contoh dari wanita ini jika mau selamat di hari akhirat nanti, sambungnya.
Sementara itu, Taimour menurut Syekh Muhammad telah melakukan kewajibannya atas negeri Swedia yang telah mengirimkan pasukannya ke bumi Islam Afghanistan dan atas penghinaan kartunisnya kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Hendaknya tindakan ini bisa menjadi pelajaran bagi pemerintahan Swedia untuk berfikir ulang dan menarik pasukannya dari Afghanistan. Sebuah ide loyalitas tanpa batas tidak akan pernah mati, ujarnya!
The Lone Wolf (Serigala yang Sendirian) pengirim paket bom buku ?
Hingga kini, belum ada satu pihak pun maupun perorangan yang mengaku bertanggung jawab atas paket bom buku yang beredar belakangan ini. Biasanya, jika ada pengakuan, maka akan terdapat pula pesan atau alasan mengapa paket bom buku tersebut disebarkan.
Karena itu, saat ini simpang siur analisa, kajian, bahkan tuduhan-tuduhan kepada kelompok tertentu. Belum terfikir kemungkinan bahwa The Lone Wolf (Serigala yang Sendirian) adalah pengirim bom buku yang beredar beberapa hari belakangan ini.
Kisah Abu Bashir dan Abu Jandal, dua orang “Sahabat” di masa Rasulullah SAW., kemungkinan menjadi inspirasi bagi para The Lone Wolf untuk beraksi. Dikisahkan Abu Jandal bin Suhail dan Abu Bashir yang lepas dari penawanan musyrikin Quraisy di saat diberlakukan Perjanjian Hudhaibiyah, membentuk kelompok sendiri dan beraksi sendiri mencegat kafilah Quraisy yang keluar ke Syam.
Selain itu, terdapat dalil wajibnya berperang meskipun seorang diri, yang dikenal dengan sebutan Jihad Fardhiyah atau jihad perorangan.
 ”Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Dan kobarkanlah semangat Para mukmin (untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang yang kafir itu. Allah Amat besar kekuatan dan Amat keras siksaan(Nya)”. (QS. An Nisa : 84)
Ayat di atas menerangkan tentang perintah agar berperang (meski seorang diri) dan mentahridh (menyemangati) orang-orang yang beriman untuk berperang, dan dalam hal ini tidak ada perbedaan pendapat dalam kondisi jihad difa’i atau jihad bertahan.
Dalam aksi jihad pribadi ini jangan dibayangkan sebuah serangan besar yang spektakuler terhadap target musuh yang membutuhkan persiapan yang banyak, personal, logistik dan strategi yang canggih. Ini adalah sebuah aksi seorang diri dan dipersiapkan sendiri. Hanya saja, bagaimana membuat aksi personal ini dapat menimbulkan efek teror yang besar terhadap musuh.  
Aksi The Lone Wolf (Serigala yang Sendirian) ini dianalisa sangat efektif dilakukan di tengah kesulitan dan minimnya sumber daya yang ada atau bisa dikatakan sebagai paket bom murah meriah. Selain itu, aksi semacam ini sangat sulit untuk dideteksi dan diungkap, sebagaimana paket bom buku yang saat ini tengah terjadi. Jikapun terungkap, pelakunya diperkirakan hanya 1-2 orang saja.
Dalam Inspire Edisi 3 diangkat sebuah tema yang kurang lebih membahas paket bom murah meriah. Dengan hanya Rp. 42 juta saja atau $ 4,200, Al Qaeda telah melumpuhkan industri penerbangan Amerika Serikat dan barat. Paket bom murah meriah yang dikirim dari Yaman ke AS tersebut akhirnya menimbulkan peringatan keamanan di seluruh dunia.
Operasi telah berhasil dalam mencapai tujuan. Kami bersyukur kepada Allah karena rahmat-Nya, “ demikian kata pengantar redaksi dalam Inspire edisi 3.
Paket bom murah meriah ini dinamakan “Operasi Hemorrhage” alias operasi paket bom untuk AS, dengan harga operasional yang murah.
“Dua hand phone Nokia, masing seharga US $ 150, dua printer HP, masing-masing seharga US $ 300, ditambah biaya pengiriman, transportasi dan biaya tambahan lain-lain hingga total biaya sebesar US $ 4.200,” ujar mujahidin AQAP.
Biaya paket bom buku mungkin lebih murah lagi dari “Operasi Hemorrhage”. Namun, tetap belum bisa dipastikan, apakah paket bom buku yang terjadi baru-baru ini juga terinspirasi “Operasi Hemorrhage” atau paket bom murah meriah? Apakah pelakunya juga dari kafilah The Lone Wolf (Serigala yang Sendirian)? Kalau benar demikian, apa pesan yang ingin disampaikannya?
Apa pesan paket bom buku ?
Tidak mudah memastikan pesan apa yang ingin disampaikan oleh pengirim paket bom buku, sebelum ada rilis resmi dari pelaku sendiri. Namun, sebagaimana telah banyak analisa dan kajian serta prediksi yang bermunculan, pesan dari paket bom buku tersebut juga bisa diperkirakan.
Paket bom buku pertama, ditujukan kepada Ulil, tokoh JIL, yang anti syariat Islam dan konsisten menyebarkan pemikiran anti Islamnya. Jika judul buku (“Mereka Harus Dibunuh! Karena Dosa-Dosa Mereka terhadap Islam dan Kaum Muslimin”) dijadikan panduan untuk mengungkap pesan tersembunyi pengirim paket bom buku, maka jelas dosa-dosa Ulil terhadap Islam dan kaum Muslimin menjadi penyebab dirinya dijadikan target.
Sang penulis sekaligus pengirim paket bom buku, Drs Sulaiman Azhar Lc menganggap Ulil layak untuk dijadikan target paket bom buku yang dikirimnya, sebagaimana juga dikirimkan kepada Komjen Gories Mere, Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Narkotika Nasional (BNN), dengan judul yang sama “Mereka Harus Dibunuh! Karena Dosa-Dosa Mereka terhadap Islam dan Kaum Muslimin”.
Gories Mere, jenderal Kristen bintang tiga ini dikenal memiliki track record buruk terhadap Islam dan Kaum Muslimin. Dia diketahui selalu ikut serta dalam setiap penyiksaan para aktivis Muslim yang ditangkap dan dituduh teroris. Jenderal Kristen ini juga ditengarai berada di balik Satgas Antibom yang kerap menyiksa para tahanan Muslim yang ditangkap dengan tuduhan terorisme. Jabatan Gories di BNN tidak menghalanginya untuk ikut campur dalam setiap perkara terorisme.  
Paket bom buku ketiga dikirimkan kepada Ketua Pemuda Pancasila Yapto S Soeryosumarno, dan berbeda judul dengan dua paket bom buku sebelumnya. Kepada Yapto, sang pengirim paket bom buku, mengirimkan sebuah buku berjudul “Apakah Masih Ada Pancasila”. Jenis pertanyaan pada judul buku yang dikirimkan ke Yapto tidak membutuhkan jawaban, melainkan sebuah pernyataan terbalik, yakni sudah tidak ada lagi Pancasila!
Paket bom buku terakhir dikirim untuk Ahmad Dhani, musisi nyentrik, yang tindakannya dikenal kontroversi. Kali ini sang pengirim paket bom buku menggunakan nama Alamsyah Muchtar, beralamat di Jalan Darmaga No 21, Bogor Jawa Barat. Dengan modus yang sama, yakni meminta kata pengantar, kali ini untuk sebuah buku berjudul “Yahudi Militan”.
Ahmad Dhani, selama ini memang dikenal berdarah yahudi dan secara terang-terangan menyatakan dirinya sebagai pendukung ide sesat pluralisme. Tindakan Dhani seringkali kontroversi dan kadang sangat menyinggung Islam dan Kaum Muslimin. Dhani pernah memuat lafadz Allah pada lambang grup musik Dewa, yang lalu diinjak-injaknya.
Dhani diyakini berdarah yahudi dan bangga akan keyahudiannya. Di beberapa tulisan di internet, misalnya, disebutkan bahwa di album Dewa (2004), tertulis Dhani Thanks To:) Jan Pieter Frederich Kohler (Thanks for The Gen).
Tulisannya itu dianalisis banyak orang sebagai pernyataan syukur Ahmad Dhani karena ia memiliki keturunan (gen) Yahudi. Jan Pieter Frederich Kohler diyakini sebagai kakeknya, ia ayah dari ibu kandung Ahmad Dhani yang bernama Joyce Theresia Pamela Kohler. Jan Kohler diyakini sebagai orang Yahudi Jerman.
Ahmad Dhani sering menampilkan lambang-lambang Yahudi. Misalnya, pada cover album pertama Dewa 19, terdapat gambar piramida tak sempurna yang terpancung di bagian ujungnya. Piramida itu diyakini sebagai lambang gerakan Masonis yang diusung kaum Yahudi. Lambang itu juga terdapat dalam uang 1 dolar AS.
Dalam salah satu lagunya di album Laskar Cinta yang berjudul Satu ia menampilkan syair yang merupakan manifestasi paham sesat wihdatul wujud (bersatunya mahluk dengan pencipta).
Lengkaplah sudah pesan apa yang ingin disampaikan oleh sang pengirim paket bom buku. The Lone Wolf (Serigala yang Sendirian) ini tidak bisa menerima dan tidak bisa berdiam diri terhadap orang-orang yang memusuhi Islam dan Kaum Muslimin, seperti Ulil dan Gories Mere. Sang pengirim pesan juga mempertanyakan kepada publik dan siapapun tentang Pancasila, apakah masih ada dan akan terus bertahan ? Terakhir, sang pengirim pesan memperingatkan Dhani, yang dianggapnya sebagai Yahudi Militan. Betulkah demikian?
Wallahu’alam bi showab!

Simulasi Jangka Sorong