The
Lone Wolf atau Adz Dzi’bul Munfarid (Serigala yang Sendirian) adalah
sebuah istilah yang popular ketika Taimur Abdulwahab Al Abdaly, pria
berkebangsaan Swedia yang juga pernah menghabiskan waktunya di Inggris
melakukan pemboman di Stockholm, Swedia, Sabtu, 11 Desember 2010.
Sebelumnya, pada tanggal 30 September 2010 jam 08.00 WIB, di kawasan
pasar Sumber Artha Kalimalang, Jakarta Timur, Ahmad bin Abu Ali
meledakkan bom sepeda yang dikendarainya. Mungkinkah The Lone Wolf
(Serigala yang Sendirian) yang mengirimkan paket bom buku ?
Pesan jihad dari The Lone Wolf (Serigala yang Sendirian)
Taimur Abdulwahab Al Abdaly mengirimkan pesan jihad melalui teks
singkat dari pesan audio yang dilampirkan ke email yang dikirimnya ke
kantor berita TT Swedia, sesaat sebelum dua ledakan di Stockholm, pada
hari Sabtu, 11 Desember 2010.
“Dalam nama Allah yang penyayang. Sholawat dan salam atas Nabi Muhammad, saw.
“Terima kasih kepada Lars Vilks dan lukisan tentang Nabi
Muhammad, saw, dan tentara Anda di Afghanistan dan kebisuan anda pada
semua ini sehingga anak-anak anda, anak perempuan, saudara-saudara
anda mati dengan cara yang sama sebagaiman saudara dan saudari dan
anak kami meninggal.
“Sekarang negara-negara Islam telah memenuhi apa yang mereka
janjikan pada anda. Di sini, di Eropa dan di Swedia, kami adalah
kenyataan, bukan penemuan, aku tidak akan mengatakan lebih lanjut
tentang ini.
“Tindakan kita akan berbicara sendiri, selama Anda
tidak mengakhiri peperangan terhadap Islam dan penghinaan Nabi Saw dan
dukungan bodoh Anda untuk Vilks babi.
“Untuk semua Muslim di Swedia, aku berkata: berhenti
menjilat dan memalukan dirimu untuk kehidupan yang menghinakan jauh
dari Islam. Bantulah saudara dan saudari anda dan tidak takut apa pun
atau siapa pun, hanya menyembah Allah saja!!!
“Untuk keluarga saya, cobalah untuk memaafkan saya. Saya
tidak bisa duduk dan menonton sementara semua ketidakadilan yang
terjadi terhadap Islam dan Nabi Muhammad, saw, ketika Vilks babi
melakukan apa yang dia lakukan.
“Maafkan aku karena kebohongan saya. Aku tidak pernah pergi
ke Timur Tengah untuk bekerja atau mencari uang, saya pergi ke sana
untuk jihad. Saya harap Anda dapat mengerti saya beberapa waktu.. Aku
tidak pernah bisa memberitahu Anda semua ini atau kepada siapa pun.”
Taimur, “Serigala yang Sendirian” asal Luton, Inggris ini tidak
bisa tinggal diam atas tindakan Lars Vilks, kartunis Swedia yang
menggambar nabi Muhammad SAW., menyerupai hewan babi tiga tahun silam,
juga kebijakan pemerintahan Swedia yang mengirimkan 500 tentaranya
untuk ikut membantai kaum Muslimin di Afghanistan.
Ahmad bin Abu Ali, “Serigala yang Sendirian” yang tidak memiliki
tempat tinggal tetap ini meninggalkan dua lembar pesan jihad yang
ditemukan di dalam sakunya.
Lembar Pertama :
“Ini adalah pembalasan pada kalian sekutu-sekutu setan
karena menghukum mati dan membunuh mujahidin kami. Kami siap mati demi
agama yang mulia”.
Lembar Kedua :
“Bom syahid ini adalah untuk kalian semua orang-orang kafir,
kalian akan kami kejar walaupun kalian ke awan. Kematian kalian pasti.
Mujahidin masih hidup di Indonesia”.
Beberapa nama lagi bisa dicatat sebagai kafilah The Lone Wolf
(Serigala yang Sendirian), seperti Mayor Nidal Hasan, seorang dokter
militer yang menembaki 13 tentara Amerika di markas militer Fort Hood,
Texas. Juga Umar Farouk Abdulmutallab, pemuda asal Nigeria yang
berusaha meledakkan bom dalam bajunya dalam penerbangan menuju Detroit,
pada natal tahun lalu.
Dalam barisan The Lone Wolf ini terdapat pula nama seorang
Muslimah, Roshonara Choudry, asal London, Inggris. Muslimah ini menikam
Timms, mantan menteri perburuhan Inggris dua kali di Beckton, London
timur pada bulan Mei 2010. Roshonara melakukan tindakan berani itu
untuk menghukum Timss karena menyetujui perang Irak.
Syekh Muhammad Al Sana’ani dalam majalah Inspire Edisi 4 menulis
sebuah artikel berjudul ‘Roshonara & Taimur : Followers of The
Borderless Loyalty’. Syekh Muhammad Al Sana’ani dalam artikel tersebut
mengatakan bahwa Roshonara Choudhry dan Taimur adalah contoh bagaimana
Loyalitas Tanpa Batas (The Borderless Loyalty) yang dimiliki Islam.
Roshonara telah membela umat Islam di manapun mereka berada dengan
apa yang dapat dilakukannya! Hendaknya orang-orang laki dari ummat ini
bisa mengambil contoh dari wanita ini jika mau selamat di hari akhirat
nanti, sambungnya.
Sementara itu, Taimour menurut Syekh Muhammad telah melakukan
kewajibannya atas negeri Swedia yang telah mengirimkan pasukannya ke
bumi Islam Afghanistan dan atas penghinaan kartunisnya kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW. Hendaknya tindakan ini bisa menjadi pelajaran
bagi pemerintahan Swedia untuk berfikir ulang dan menarik pasukannya
dari Afghanistan. Sebuah ide loyalitas tanpa batas tidak akan pernah
mati, ujarnya!
The Lone Wolf (Serigala yang Sendirian) pengirim paket bom buku ?
Hingga kini, belum ada satu pihak pun maupun perorangan yang
mengaku bertanggung jawab atas paket bom buku yang beredar belakangan
ini. Biasanya, jika ada pengakuan, maka akan terdapat pula pesan atau
alasan mengapa paket bom buku tersebut disebarkan.
Karena itu, saat ini simpang siur analisa, kajian, bahkan
tuduhan-tuduhan kepada kelompok tertentu. Belum terfikir kemungkinan
bahwa The Lone Wolf (Serigala yang Sendirian) adalah pengirim bom buku
yang beredar beberapa hari belakangan ini.
Kisah Abu Bashir dan Abu Jandal, dua orang “Sahabat” di masa
Rasulullah SAW., kemungkinan menjadi inspirasi bagi para The Lone Wolf
untuk beraksi. Dikisahkan Abu Jandal bin Suhail dan Abu Bashir yang
lepas dari penawanan musyrikin Quraisy di saat diberlakukan Perjanjian
Hudhaibiyah, membentuk kelompok sendiri dan beraksi sendiri mencegat
kafilah Quraisy yang keluar ke Syam.
Selain itu, terdapat dalil wajibnya berperang meskipun seorang diri, yang dikenal dengan sebutan Jihad Fardhiyah atau jihad perorangan.
”Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu
dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Dan kobarkanlah
semangat Para mukmin (untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak
serangan orang-orang yang kafir itu. Allah Amat besar kekuatan dan Amat
keras siksaan(Nya)”. (QS. An Nisa : 84)
Ayat di atas menerangkan tentang perintah agar berperang (meski seorang diri) dan mentahridh
(menyemangati) orang-orang yang beriman untuk berperang, dan dalam hal
ini tidak ada perbedaan pendapat dalam kondisi jihad difa’i atau jihad
bertahan.
Dalam aksi jihad pribadi ini jangan dibayangkan sebuah serangan
besar yang spektakuler terhadap target musuh yang membutuhkan persiapan
yang banyak, personal, logistik dan strategi yang canggih. Ini adalah
sebuah aksi seorang diri dan dipersiapkan sendiri. Hanya saja,
bagaimana membuat aksi personal ini dapat menimbulkan efek teror yang
besar terhadap musuh.
Aksi The Lone Wolf (Serigala yang Sendirian) ini dianalisa sangat
efektif dilakukan di tengah kesulitan dan minimnya sumber daya yang ada
atau bisa dikatakan sebagai paket bom murah meriah. Selain itu, aksi
semacam ini sangat sulit untuk dideteksi dan diungkap, sebagaimana
paket bom buku yang saat ini tengah terjadi. Jikapun terungkap,
pelakunya diperkirakan hanya 1-2 orang saja.
Dalam Inspire Edisi 3 diangkat sebuah tema yang kurang lebih
membahas paket bom murah meriah. Dengan hanya Rp. 42 juta saja atau $
4,200, Al Qaeda telah melumpuhkan industri penerbangan Amerika Serikat
dan barat. Paket bom murah meriah yang dikirim dari Yaman ke AS
tersebut akhirnya menimbulkan peringatan keamanan di seluruh dunia.
“Operasi telah berhasil dalam mencapai tujuan. Kami bersyukur kepada Allah karena rahmat-Nya, “ demikian kata pengantar redaksi dalam Inspire edisi 3.
Paket bom murah meriah ini dinamakan “Operasi Hemorrhage” alias
operasi paket bom untuk AS, dengan harga operasional yang murah.
“Dua hand phone Nokia, masing seharga US $ 150, dua printer HP,
masing-masing seharga US $ 300, ditambah biaya pengiriman, transportasi
dan biaya tambahan lain-lain hingga total biaya sebesar US $ 4.200,”
ujar mujahidin AQAP.
Biaya paket bom buku mungkin lebih murah lagi dari “Operasi
Hemorrhage”. Namun, tetap belum bisa dipastikan, apakah paket bom buku
yang terjadi baru-baru ini juga terinspirasi “Operasi Hemorrhage” atau
paket bom murah meriah? Apakah pelakunya juga dari kafilah The Lone
Wolf (Serigala yang Sendirian)? Kalau benar demikian, apa pesan yang
ingin disampaikannya?
Apa pesan paket bom buku ?
Tidak mudah memastikan pesan apa yang ingin disampaikan oleh
pengirim paket bom buku, sebelum ada rilis resmi dari pelaku sendiri.
Namun, sebagaimana telah banyak analisa dan kajian serta prediksi yang
bermunculan, pesan dari paket bom buku tersebut juga bisa diperkirakan.
Paket bom buku pertama, ditujukan kepada Ulil, tokoh JIL, yang anti
syariat Islam dan konsisten menyebarkan pemikiran anti Islamnya. Jika
judul buku (“Mereka Harus Dibunuh! Karena Dosa-Dosa Mereka terhadap Islam dan Kaum Muslimin”)
dijadikan panduan untuk mengungkap pesan tersembunyi pengirim paket bom
buku, maka jelas dosa-dosa Ulil terhadap Islam dan kaum Muslimin
menjadi penyebab dirinya dijadikan target.
Sang penulis sekaligus pengirim paket bom buku, Drs Sulaiman Azhar
Lc menganggap Ulil layak untuk dijadikan target paket bom buku yang
dikirimnya, sebagaimana juga dikirimkan kepada Komjen Gories Mere,
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Narkotika Nasional (BNN),
dengan judul yang sama “Mereka Harus Dibunuh! Karena Dosa-Dosa Mereka terhadap Islam dan Kaum Muslimin”.
Gories Mere, jenderal Kristen bintang tiga ini dikenal memiliki track record
buruk terhadap Islam dan Kaum Muslimin. Dia diketahui selalu ikut serta
dalam setiap penyiksaan para aktivis Muslim yang ditangkap dan dituduh
teroris. Jenderal Kristen ini juga ditengarai berada di balik Satgas
Antibom yang kerap menyiksa para tahanan Muslim yang ditangkap dengan
tuduhan terorisme. Jabatan Gories di BNN tidak menghalanginya untuk
ikut campur dalam setiap perkara terorisme.
Paket bom buku ketiga dikirimkan kepada Ketua Pemuda Pancasila
Yapto S Soeryosumarno, dan berbeda judul dengan dua paket bom buku
sebelumnya. Kepada Yapto, sang pengirim paket bom buku, mengirimkan
sebuah buku berjudul “Apakah Masih Ada Pancasila”. Jenis pertanyaan
pada judul buku yang dikirimkan ke Yapto tidak membutuhkan jawaban,
melainkan sebuah pernyataan terbalik, yakni sudah tidak ada lagi
Pancasila!
Paket bom buku terakhir dikirim untuk Ahmad Dhani, musisi nyentrik,
yang tindakannya dikenal kontroversi. Kali ini sang pengirim paket bom
buku menggunakan nama Alamsyah Muchtar, beralamat di Jalan Darmaga No
21, Bogor Jawa Barat. Dengan modus yang sama, yakni meminta kata
pengantar, kali ini untuk sebuah buku berjudul “Yahudi Militan”.
Ahmad Dhani, selama ini memang dikenal berdarah yahudi dan secara
terang-terangan menyatakan dirinya sebagai pendukung ide sesat
pluralisme. Tindakan Dhani seringkali kontroversi dan kadang sangat
menyinggung Islam dan Kaum Muslimin. Dhani pernah memuat lafadz Allah
pada lambang grup musik Dewa, yang lalu diinjak-injaknya.
Dhani diyakini berdarah yahudi dan bangga akan keyahudiannya. Di
beberapa tulisan di internet, misalnya, disebutkan bahwa di album Dewa
(2004), tertulis Dhani Thanks To:) Jan Pieter Frederich Kohler (Thanks for The Gen).
Tulisannya itu dianalisis banyak orang sebagai pernyataan syukur
Ahmad Dhani karena ia memiliki keturunan (gen) Yahudi. Jan Pieter
Frederich Kohler diyakini sebagai kakeknya, ia ayah dari ibu kandung
Ahmad Dhani yang bernama Joyce Theresia Pamela Kohler. Jan Kohler
diyakini sebagai orang Yahudi Jerman.
Ahmad Dhani sering menampilkan lambang-lambang Yahudi. Misalnya, pada cover album pertama Dewa 19,
terdapat gambar piramida tak sempurna yang terpancung di bagian
ujungnya. Piramida itu diyakini sebagai lambang gerakan Masonis yang
diusung kaum Yahudi. Lambang itu juga terdapat dalam uang 1 dolar AS.
Dalam salah satu lagunya di album Laskar Cinta yang berjudul Satu ia menampilkan syair yang merupakan manifestasi paham sesat wihdatul wujud (bersatunya mahluk dengan pencipta).
Lengkaplah sudah pesan apa yang ingin disampaikan oleh sang
pengirim paket bom buku. The Lone Wolf (Serigala yang Sendirian) ini
tidak bisa menerima dan tidak bisa berdiam diri terhadap orang-orang
yang memusuhi Islam dan Kaum Muslimin, seperti Ulil dan Gories Mere.
Sang pengirim pesan juga mempertanyakan kepada publik dan siapapun
tentang Pancasila, apakah masih ada dan akan terus bertahan ? Terakhir,
sang pengirim pesan memperingatkan Dhani, yang dianggapnya sebagai
Yahudi Militan. Betulkah demikian?
Wallahu’alam bi showab!