Kasad Resmikan 50 Hunian Sementara Korban Merapi

Written By Juhernaidi on Selasa, 14 Desember 2010 | 5:39:00 PM

Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal George Toisutta, Selasa, meresmikan "shelter" korban untuk erupsi Gunung Merapi yang dibangun Korem 072/Pamungkas Yogyakarta dengan PT Pertamina di Dusun Kuwang, Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.

"Peresmian 50 `shelter` atau hunian sementara hasil kerja Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD) ini sekaligus sebagai rangkaian Hari Bakti TNI dalam rangka Hari Juang Kartika 2010," katanya.

Menurut dia, TNI adalah rakyat dan bagian dari rakyat sehingga jika rakyat menderita maka TNI harus ikut merasakan penderitaan. "Rakyat jangan sampai susah sehingga jika terjadi bencana, maka TNI ikut berusaha semaksimal agar terus bekerja untuk rakyat," katanya.

Ia mengatakan setelah diresmikan, maka TNI akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Sleman untuk turut membantu pembangunan "shelter" yang lain. "Tentara siap membantu pemda membangun hingga semuanya selesai. `Shelter` yang dibangun mengacu ketentuan pemda, yakni berukuran 6x6 meter seperti ditetapkan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X agar tidak ada kesenjangan antara `shelter` yang satu dengan lainnya," katanya.

Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan atas partisipasi TNI dalam pembangunan `shelter` sangat membantu pemerintah daerah dalam penanganan bencana letusan Gunung Merapi.

"Sebanyak 50 `shelter` ini langsung diserahkan kepada Pemerintah Desa Argomulyo dan bisa langsung ditempati warga korban Merapi yang rumahnya rusak," katanya.

Kepala Desa Argomulyo Sutrisno mengatakan sebanyak 50 `shelter` yang diresmikan ini akan digunakan untuk 50 kepala keluarga. "Namun kemungkinan besar tidak akan bisa langsung ditempati, karena `shelter` ini jumlahnya baru 50 unit, sedangkan jumlah yang kehilangan rumah mencapai 261 kepala keluarga," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya akan formulasikan terlebih dahulu bagaimana cara menentukan kepala keluarga yang bisa menempati 50 `shelter` ini, namun yang jelas `shelter` ini untuk warga Dusun Bakalan yang berjumlah 84 kepala keluarga.

Ia mengatakan, di lokasi ini pihaknya akan segera membangun "shelter" sebanyak 261 unit di atas tanah kas desa seluas 2,35 hektare yang akan ditempati warga Bakalan, Bronggang, Gadingan dan Banaran. "Dengan pembangunan `shelter` ini diharapkan seluruh kepala keluarga dapat tertampung, karena saat ini masih kurang," katanya.

Simulasi Jangka Sorong