
Warga
Jalur Gaza turut membaur dalam upacara pemakaman seorang pejuamg
Palestina yang tewas oleh serangan udara Israel pada pekan lalu di Kota
Gaza. (Foto: Reuters)
GAZA – "Israel tidak akan berhasil dalam
menggulingkan pemerintah atau mematahkan kehendak rakyat Palestina,"
ujar juru bicara Hamas di kota Gaza pada Sabtu pagi (9/4).
Fawzi Barhoum dan Sami Zuhari, juru bicara Hamas, mengatakan bahwa
Israel kembali berusaha menggunakan kekuatan militer untuk menggulingkan
pemerintahan Gaza, dan mengatakan militer Israel telah melakukan
kejahatan terhadap kemanusiaan dalam menarget warga sipil.
"Hamas menuduh Israel bertanggung jawab untuk eskalasi itu," ujar
Barhoum, karena militernya gagal untuk gencatan senjata ketika faksi
perlawanan Palestina mengumumkan kebijakan penahanan diri mereka.
Barhoum mengatakan bahwa Hamas tidak akan tinggal diam jika eskalasi berlanjut.
Pada hari Sabtu (9/4), kelompok perlawanan mengklaim 22 proyektil dan
rudal yang diluncurkan menarget wilayah militer dan sipil Israel.
Menyusul seruan dari Presiden Mahmoud Abbas kepada Liga Arab untuk
sebuah pertemuan darurat yang dijadwalkan pada hari Minggu (10/4), Hamas
meminta bangsa Arab untuk mengungkapkan solidaritas mereka dan menolak
agresi Israel.
Seorang juru bicara militer Israel membalik tuduhan dengan mengatakan
bahwa Hamas bertanggung jawab untuk nyawa warga sipil di Gaza, dan
mengatakan bahwa Israel akan membalas tembakan proyektil itu.
"Israel tidak akan memberi Hamas kesempatan untuk memutuskan kapan pengeboman dimulai dan kapan diakhiri," ujarnya.
Sayap militer Hamas tidak akan berpangku tangan menyaksikan kejahatan
Israel terhadap rakyat Palestina, ujar juru bicara Brigade Al Qassam
pada hari Sabtu (9/4).
Abu Odeida mengatakan bahwa mustahil untuk membicarakan gencatan
senjata dengan penjajah dalam cara apapun ketika mereka melakukan
pembantaian terhadap warga sipil Palestina.
Abu Odeida mengatakan bahwa brigade akan "merespon dengan selayaknya
dan tidak akan membiarkan penjajah menumpahkan darah warga Palestina."
"Al Qassam menembakkan lebih dari 68 proyektil pembalasan terhadap
militer Israel termasuk 28 roket dan 40 mortir sebagai respon terhadap
kejahatan dan pembantaian yang dilakukan oleh penjajah Israel atas para
pemimpin perlawanan."
Pernyataan Obeida itu keluar saat media Israel, mengutip
sumber-sumber keamanan, melaporkan bahwa sayap politik Hamas
menyampaikan sebuah pesan ke Israel pada Sabtu siang yang meminta
gencatan senjata.
Menurut sumber-sumber, Israel bersedia untuk menyetujui permintaan
itu dan akan menunggu untuk mengevaluasi ulang posisinya setelah melihat
apakah benar ada penghentian tembakan roket dan mortir ke Israel
selatan.
Pasukan Israel melanjutkan serangan udaranya
terhadap Jalur Gaza sepanjang malam dan kembali di jam-jam dini hari
pada hari Sabtu, menewaskan tiga orang dan melukai beberapa lainnya.
Serangan paling mematikan mengenai mobil pemimpin Hamas, menewaskan
pemimpian Al Qassam, Taysir Abu Sneima dan asistennya Muhammad Awaja dan
melukai parah seorang pejuang yang teridentifikasi sebagai Shadi Az
Zatmah.