PADANG
- Arema FC memperlihatkan tak mempunyai mental juara . Bertanding
menghadapi Semen Padang di Stadion Agus Salim, Padang, Singo Edan takluk
2-0.
Dua gol sudah sangat setimpal melihat buruknya permainan
Arema sepanjang 90 menit. Arema bermain sangat standar, tak ada
pergerakan membahayakan, peluang minim, sekaligus penurunan performa
beberapa pemain. Ini sekaligus melengkapi episode buruk Arema di luar
kandang.
Sejak putaran dua ISL bergulir, Arema hanya mengoleksi
satu poin dari lima pertandingan. Bermain imbang sekali menghadapi
Persiba Balikpapan, selanjutnya kalah di tangan Persipura Jayapura,
Persiwa Wamena, Pelita Jaya dan terakhir di Padang kemarin.
Mental
juara Arema benar-benar tak tersisa. Kini tim asuhan Miroslav Janu
hanya membutuhkan keajaiban luar biasa untuk bisa menyusul Persipura dan
bahkan untuk menempati posisi runner up. Sedangkan bagi Semen Padang,
dua gol lewat David Pagbe (22) dan Edward Wilson (90) memperpanjang
tampilan impresif mereka.
“Pemain tidak bagus. Kita bermain di
bawah kemampuan terbaik. Semua strategi tak berjalan di lapangan. Semen
Padang bermain lebih bagus,” kata Miroslav Janu mengomentari permainan
timnya. Memang, Arema tak menunjukkan sebuah motivasi untuk memenangi
pertandingan.
Miro sudah mengerahkan seluruh kemampuan otaknya
demi mengimbangi permainan tuan rumah. Para penyerang semua sudah habis
dikerahkan ke lapangan. Hasilnya nol besar. Ia juga lebih memilih
menyimpan Esteban Guillen yang baru kembali dari cedera.
Skema
yang diturunkan cukup ofensif, yakni 4-3-3. Tapi nyatanya Arema tak
menampilkan permainan trengginas. Pemain malah terlalu sibuk menahan
gempuran Edward Wilson yang nyata-nyata menjadi kekhawatiran terbesar
bagi pemain bertahan Arema.
Pelatih Semen Padang Nil Maizar
mengatakan timnya tampil lebih efektif walaupun beberapa kali gagal
memanfaatkan peluang. “Arema lebih sibuk bertahan. Jadi itu membuat kita
leluasa melakukan tekanan. Ini kemenangan yang luar biasa,” cetus
pelatih yang selalu tampil necis ini.