
ILUSTRASI:
Setiap orang pasti pernah bermimpi, baik mimpi buruk ataupun mimpi yang
indah. Tapi diperkirakan seseorang bisa bermimpi hingga 2.000 kali
dalam satu tahun. (foto: Google)
Setiap orang pasti pernah bermimpi, baik mimpi buruk ataupun mimpi yang
indah. Tapi diperkirakan seseorang bisa bermimpi hingga 2.000 kali
dalam satu tahun.
Para ilmuwan berpendapat seseorang bisa bermimpi lebih dari 4-5 kali
dalam satu malam, dan diperkirakan dalam satu tahun seseorang
cenderung bermimpi hingga 2.000 kali. Selain itu studi terbaru juga
menemukan bahwa mimpi memainkan peran penting dalam pembangunan fisik
serta mental seseorang selama 10 tahun pertama manusia.
Mimpi
merupakan alamiah seperti halnya bernapas dan menjadi bagian normal
dari tidur seseorang. Para ilmuwan berpendapat mimpi memainkan peran
dalam meningkatkan memori, membantu memperkuat proses hubungan antar
daerah di otak dan membantu melepaskan hormon tertentu di otak untuk
menghilangkan stres dan mencapai relaksasi.
Namun untuk
menentukan kapan seorang manusia mulai bermimpi merupakan tantangan yang
sulit. Ada peneliti yang berpendapat bahwa mimpi sudah terjadi sejak
bayi masih berada di dalam kandungan ibu, sedangkan peneliti lain
berpendapat bahwa mimpi pertama kali terjadi ketika otak anak berkembang
yaitu sekitar usia 5-7 tahun.
Sebagian besar peneliti
mempercayai teori yang pertama, tapi sayangnya tidak mungkin meminta
bayi yang baru lahir atau janin untuk memberitahu apakah ia mengalami
mimpi semalam atau tidak.
Salah satu tahapan yang menunjukkan seseorang sedang bermimpi adalah gerakan mata yang cepat (rapid eye movement/REM).
Kondisi ini terjadi sekitar 20 persen dari tidur malam orang dewasa,
sedangkan pada bayi yang baru lahir menghabiskan lebih dari 80 persen
total waktu tidurnya dengan REM.
Selain itu janin yang berada di
dalam kandungan juga mengalami tidur REM. Sebuah studi yang menggunakan
ultrasound menujukkan bahwa janin mengalami tidur REM pada awal minggu
ke 23 kehamilan, seperti diberitakan dari Scientific American, Rabu (6/4/2011).
Meskipun
para ilmuwan dapat mendeteksi aktivitas REM pada janin, tapi hal ini
tidak bisa diketahui dengan pasti apakah kegiatan ini fisiologis yang
menujukkan janin sedang bermimpi atau tidak. Karena pada beberapa orang
tertentu mimpi bisa terjadi di luar tahapan tidur.
Selain itu
mimpi dari seorang laki-laki dan perempuan juga berbeda. Diketahui ada
dua faktor yang membuatnya berbeda yaitu karena faktor biologis serta
pengaruh dari lingkungan sosialnya.