MOSKOW: Pemimpin
Libia Moamar Khadafi telah menerima peta jalan damai yang ditawarkan Uni
Afrika guna mengakhiri perang sipil di negara Afrika Utara itu namun
pemberontak bersikeras menyatakan Khadafi harus mundur.
Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma merupakan ketua delegasi para
pemimpin Afrika yang bertemu dengan Khadafi di Tripoli, Senin (11/4).
"Utusan dari pemimpin Libia telah menerima jalan damai yang kami
ajukan," kata Zuma. "Kita harus memberikan kesempatan untuk gencatan
senjata.".
Misi Uni Afrika telah mendesak agar pertempuran segera diakhiri,
pemberian izin terhadap bantuan kemanusiaan, serta dialog antarpihak
yang bertikai di Libia.
Perwakilan pemberontak Libia yang berada di Inggris, Guma
al-Gamaty, mengatakan kepada BBC mereka akan memperhatikan proposal
perdamaian yang diajukan Uni Afrika, namun tetap keberatan bila Khadafi
dan anak-anaknya masih berada di pemerintahan.
Komisaris urusan Perdamaian dan Keamanan Uni Afrika, Ramtane
Lamamra, mengatakan perihal mundurnya Khadafi akan dibahas dalam peta
jalan damai yang ditawarkan, namun ia tidak memberikan rincian terkait
hal tersebut. "Ada beberapa pembahasan terkait hal itu, namun saya tidak
bsia mengatakannya. Hal itu merupakan rahasia," kata Lamamra.
"Terserah kepada rakyat Libia bila mereka ingin memilih pemimpin secara demokratis," katanya.
Para pemberontak Libia sebelumnya mengklaim telah menewaskan
tiga orang dan menahan 15 tentara bayaran Aljazair yang disewa Khadafi
di dekat kota Ajdabiya.
Aljazair membantah laporan tentang keterlibatan tentara bayaran
mereka di perang sipil Libia itu. "Aljazair tidak bertanggung jawab
terhadap mereka yang pergi ke Libia atas inisiatif sendiri," kata juru
bicara Kementerian Luar Negeri Aljazair, seperti dikutip televisi Al
Jazeera, Senin (11/4).
Serangan udara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO)
menghancurkan 25 unit tank pemerintah pada Minggu, sementara pertempuran
sengit berlanjut di Ajdabiya, tempat tentara pemerintah berhasil
mendorong mundur para pemberontak.
Ajdabiya adalah kota terakhir sebelum benteng pertahanan utama pemberontak, Benghazi, tempat misi Uni Afrika tiba, Senin (11/4).
Tentara pemerintah juga dilaporkan menjatuhkan dua helikopter
pemberontak yang terbang di wilayah larangan terbang yang dimandatkan
Perserikatan Bangsa-Bangsa, namun hal tersebut tidak dipastikan
kebenarannya.
Para pemberontak Libia telah bertempur dengan tentara Khadafi
sejak pertengahan Februari lalu. Sebuah operasi militer pimpinan NATO
bertugas mengawasi wilayah larangan terbang dan melindungi warga sipil
di negara yang bergejolak tersebut.