
Ketua
DPR Marzuki Alie mengaku prihatin dengan sikap Fraksi PDI-P yang
tiba-tiba meminta penundaan rencana gedung baru DPR dalam Rapat
Paripurna DPR di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (8/4/2011) pagi ini. (foto:
tribunnews.com)
JAKARTA - Ketua DPR Marzuki Alie mengaku prihatin
dengan sikap Fraksi PDIP yang tiba-tiba meminta penundaan rencana gedung
baru DPR dalam Rapat Paripurna DPR di Gedung DPR, Jakarta, Jumat
(8/4/2011), pagi ini.
Anggota Fraksi PDI-Perjuangan melakukan aksi walk-out sebagai bentuk
penolakan terhadap pembangunan gedung. Bahkan, anggota Fraksi
PDI-Perjuangan, Maruarar Sirait maju menghampiri kursi jajaran pimpinan,
menghalangi Marzuki Alie berpidato.
"Kalau Gerindra kita bisa pahami karena kemarin mereka jelas menolak.
Tapi yang justru kita prihatin, PDIP. Jelas mereka mengatakan dalam
rapat konsultasi pimpinan dewan, pimpinan Fraksi PDIP tidak pernah
menyatakan menolak, itu statemen," kata Marzuki Alie seusai paripurna di
Gedung DPR, Jumat.
Menurut Marzuki, dalam rapat konsultasi pimpinan DPR dengan pimpinan
fraksi yang berlangsung tertutup semalam, Kamis (7/4/2011), Fraksi PDIP
menyatakan setuju pembangunan gedung baru DPR. Hanya saja, PDIP meminta
dana yang dianggarkan lebih murah.
"Oleh karena itu diserahkan pada pimpinan, dan pimpinan serahkan pada
PU (Pekerjaan Umum) karena pimpinan tidak paham, untuk menjawab
masyarakat apakah gedung ini memenuhi standar atau tidak, apakah harga
yang direncanakan ini wajar atau tidak," ujarnya.
Surat resmi yang disampaikan PDIP kepada pimpinan, kata Marzuki juga
menunjukkan persetujuan PDIP atas rencana pembangunan gedung baru.
"Surat juga bunyinya jelas, kita (PDIP) setuju, tapi sederhana,"
ucapnya.
Marzuki menuturkan, dalam rapat konsultasi yang berlangsung tertutup
kemarin, pimpinan DPR telah bersikap demokratis dengan menanyakan kepada
setiap fraksi mengenai perlu tidaknya rencana pembangunan gedung baru.
Delapan fraksi menyatakan perlu dan satu fraksi yakni Gerindra
menyatakan tidak perlu. "Mereka menyatakan, gedung DPR sekarang cukup
layak sampai 2014," tutur Marzuki.
Kemudian, lanjut Marzuki, ketika ditanyakan apakah rencana
pembangunan gedung ini perlu dilanjutkan, tujuh fraksi menyetujuinya
sementara dua lainnya yakni PAN dan Gerindra menolak.
"Fraksi yang mengatakan sekarang ini kita cooling down, perlu
evaluasi kembali karena opini publik, itu PAN. Fraksi lainnya menyatakan
kita lanjut, telah memenuhi prosedur formil," katanya.
Marzuki juga membantah jika dikatakan tidak dapat memformulasikan
suara fraksi PDIP. "Ini bukan Pak Marzuki, ini pimpinan. Hanya saja saya
berdiri di depan, saya sampaikan semuanya," katanya.
"Keputusan kemarin kan rapat resmi, ada notulensinya, ada catatannya, ada rekamannya," tambah politisi Partai Demokrat itu.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP PDIP Tjahjo Kumolo mempertanyakan
suara fraksinya yang seolah disembunyikan. Menurut Tjahjo, sikap
fraksinya jelas meminta pembangunan gedung baru DPR ditunda dan dikaji
ulang. Namun, sikap itu tidak disampaikan dalam kesimpulan rapat
konsultasi pimpinan DPR dan pimpinan fraksi oleh Wakil Ketua DPR asal
Fraksi PKS Anis Matta selaku juru bicara.
Ketika dikonfirmasi, Anis mengatakan, sikap PDIP jelas setuju. Wakil
Ketua DPR asal Fraksi PDIP, Pramono Anung, yang hadir dalam rapat
konsultasi-pun menyampaikan persetujuan.
Sementara itu, Fraksi
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDIP) melakukan aksi walk out
dari ruang rapat paripurna DPR RI sebagai sikap penolakannya atas
pembangunan gedung baru DPR .
"Rapat Paripurna adalah forum
tertinggi. Bisa saja rapat konsultasi kemarin batal di rapat paripurna.
Tapi pimpinan rapat tidak mendengarkan interupsi kita, memaksakan rapat
terus berjalan. Ya teruskan saja dan FPDIP lebih baik walk out," kata
Maruarar di depan ruang rapat paripurna Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat.
Menurut anggota DPR RI FPDIP Maruarar Sirait, walk outnya FPDIP karena
pimpinan rapat paripurna yang dipimpin oleh Ketua DPR RI Marzuki Alie
tidak mendengarkan interupsi anggota DPR RI dari FPDIP terkait penolakan
pembangunan gedung baru yang sudah diputuskan dalam rapat konsultasi.
Sebelum melakukan walk out, Maruarar dan Eva Kusuma Sundari secara bergantian mendatangi meja pimpinan rapat.
"Saya meminta dan menjelaskan kepada pimpinan Marzuki Alie untuk
mendengarkan aspirasi FPDIP soal gedung baru agar ditolak sebelum
dibacakan pidato penutupan masa sidang ke III. Karena kalau sudah
dibacakan, tidak bisa lagi," kata Maruarar.
Sedangkan Eva
Kusuma Sundari sebelum meninggalkan ruang rapat paripurna, terlebih dulu
mendatangi meja pimpinan dan menyalami satu persatu pimpinan rapat
paripurna.