TRIPOLI – Libya pada Selasa (22/3) waktu setempat
meluncurkan sebuah serangan media terhadap Denmark seperti yang TV
pemerintah beritakan bahwa serangan Minggu pada markas besar Pemimpin
Libya Moammar Gaddafi di Tripoli dikendalikan oleh Denmark.
"Fakta bahwa Denmark, yang telah memimpin sebuah kampanye menentang
Islam dan Muslim selama bertahun-tahun dengan karikatur penghinaan
terhadap Nabi Muhammad, memimpin pengeboman tersebut, menunjukkan bahwa
agresi tersebut adalah sebuah perang salib terhadap orang-orang Muslim,
termasuk orang-orang Libya, dengan tujuan untuk menteror Muslim dan
untuk memusnahkan Islam," kata presenter TV tersebut yang tiba-tiba
beralih dari bahasa Arab menjadi bahasa Inggris.
Bagaimanapun juga, pengumuman tersebut menyebabkan Menteri Luar
Negeri Denmark Lene Epsersen menggambarkan Gaddafi sebagai "putus asa".
"Tuduhan ini murni adalah sebuah manupulasi yang mengatakan kepada
kita begitu banyak tentang betapa putus asanya rejim Libya, Espersen
mengatakan pada kantor berita harian Ekstrabladet.
"Ini adalah sebuah upaya yang sangat menyedihkan oleh Gaddafi untuk
mengalihkan perhatian dari permasalahan inti di balik upaya komunitas
internasional di Libya, yang adalah untuk mengakhiri agresi brutal
terhadap populasi penduduk sipil," ia mengatakan.
Orang kuat Gaddafi di dalam sebuah pesan suara yang dibacakan pada
televisi nasional, mengatakan bahwa pasukan Barat bersatu "di dalam
sebuah perang salib terhadap orang-orang Islam."
Denmark telah mengirim sejumlah total enam pesawat tempur, 132
personil di medan tempur dan persediaan tambahan untuk stasiun udara
angkatan laut Italia di Sigonella di Sicily untuk mendukung operasi yang
didukung Dewan Keamanan PBB dengan kode nama "Odyssey Dawn".
Pada Jum'at, dalam sebuah pemilihan sepakat yang belum pernah terjadi
sebelumnya, partai-partai Denmark di kedua pihak spektrum politik
setuju untuk mendukung partisipasi di dalam tindakan militer terhadap
Gaddafi.
Menteri Pertahanan, Gitte Lillelund Bech, mengatakan kepada kantor
berita harian Politiken bahwa itulah sesuatu yang Denmark bisa
banggakan.
"Terpisah dari Perancis, AS dan Britania Raya, Denmark diakui sebagai
negara yang paling cepat menanggapi resolusi Dewan Keamanan PBB," ia
mengatakan.
Odyssey Dawn diluncurkan pada Sabtu (19/3) untuk memberlakukan
Resolusi Dewan Keamanan PBB tahun 1973 ditujukan untuk menghentikan
pasukan Gaddafi melukai penduduk sipil ketika mereka bertempur dalam
pemberontakan satu bulan lamanya.
Merupakan dukungan dari Liga Arab untuk sebuah usulan zona larangan terbang
yang penting untuk wacana resolusi 1973 tersebut namun Qatar sejauh ini
satu-satunya negara Arab yang berkomitmen dalam bantuan militer di
Libya.
Operasi tersebut termasuk partisipasi pesawat-pesawat terbang dan
kapal dari delapan negara, dan sedang berada di bahwa komando Amerika.
Pesawat jet tempur Perancis menembakkan tembakan pertama pada Sabtu.
Eropa terpisahkan tentang masalah tersebut di samping adanya sebuah
permohonan PBB untuk persatuan, sementara AS baru-baru ini terlibat
dalam dua perang di negara Muslim, mengatakan bahwa tujuan akhir dari
operasi tersebut adalah penurunan Gaddafi namun bahwa hal tersebut
memungkinkan pemimpin Libya akan mampu mempertahankan kekuasaan.