Sebagai
solidaritas terhadap para demonstran di Libya yang darahnya telah
tertumpah oleh tindakan keras rezim Gaddafi, seorang warga Sudan berusia
40 tahun yang berada di Uni Emirat Arab berencana mengganti namanya
yang saat ini bernama "Muammar Gaddafi Muhammad Muhammad Al-Nur" dengan
nama lain.
"Muammar Gaddafi" ini mengatakan dia memutuskan untuk mengganti
namanya karena ia kecewa setelah melihat "adegan mengerikan" yang
terjadi di Libya pada saluran televisi satelit Arab yang menampilkan
gambar kematian dan kehancuran yang terjadi di sana, menegaskan bahwa ia
sekarang menjadi malu menggunakan namanya saat ini.
Menurut situs surat kabar "emerat Alyoum", pria Sudan ini menjelaskan
asal usul ia mendapatkan nama yang mirip dengan nama diktator Libya
tersebut. Ia mengatakan bahwa ayahnya dulu sangat kagum dengan pemimpin
Libya Muammar Gaddafi yang dulu berhasil melakukan revolusi
menggulingkan kekuasaan monarki yang ada di Libya pada era tahun 70an
lalu, namun ia yakin ayahnya tidak akan menerima nama itu lagi jika ia
masih hidup dan melihat realita yang terjadi saat ini.
"Perlu persiapan prosedur hukum untuk mengubah nama, namun hal itu
harus dilakukan meskipun tindakan tersebut bukanlah perkara yang mudah
untuk dilakukan," kata "Gaddafi" yang hidup bersama istri dan dua
anaknya yang masih kecil.
"Awalnya saya bangga memiliki nama Muammar Gaddafi bahkan saya meniru
rambutnya, dan saya membela dia karena saya percaya dia orang Arab
asli, tetapi setelah apa yang terjadi terutama setelah Gaddafi menyebut
para penentangnya sebagai tikus dan ia menghadapi demonstran tidak
bersenjata dengan tank dan pesawat tempur, saya merasa nama yang saya
sandang ini hanya akan menjadi kutukan semua orang dan memang sebaiknya
saya harus mengganti nama."