Sejumlah
pria bersenjata mengenakan seragam militer dan membawa bahan peledak
ditubuhnya masuk ke dalam gedung pemerintah di kota asal Saddam Hussein
Selasa kemarin (29/3) dalam sebuah serangan yang menewaskan 56 orang,
termasuk 15 sandera yang ditembak dengan model eksekusi.
Kebuntuan lima jam aksi penyanderaan di Tikrit berakhir ketika
penyerang meledakkan diri di dalam gedung, yang insiden ini menjadi di
salah satu hari paling berdarah di Irak pada tahun ini.
Pasukan Amerika yang ada di dekatnya sebagai bagian dari misi
pemberian advice kepada pasukan Irak menanggapi serangan itu, dan
beberapa tentara AS mendapat luka ringan, kata juru bicara militer
Kolonel Barry Johnson.
Serangan itu mengingatkan pertumpahan darah yang umum terjadi selama
hari-hari terburuk konflik pada ssat Irak didorong ke ambang perang
saudara. Serangan telah surut dalam beberapa tahun terakhir, namun batas
waktu bagi pasukan AS untuk mundur dari negara itu bersamaan dengan
munculnya kembali kerusuhan politik di tempat lain di Timur Tengah telah
menimbulkan kekhawatiran negara itu bisa kembali ke kekerasan.
Kebuntuan di Tikrit, ibukota provinsi Salahuddin 80 mil (130
kilometer) sebelah utara Baghdad, di mulai sekitar jam 1 malam ketika
para penyerang meledakkan mobil di luar markas dewan untuk membuat
pengalihan sebelum meluncurkan serangan mereka.
Mengenakan seragam militer - orang-orang bersenjata mengidentifikasi
diri mereka sebagai tentara Irak di pos pemeriksaan keamanan di luar
kompleks pemerintah.
Mereka juga membakar mayat tiga anggota dewan provinsi yang tewas
dalam sebuah pertunjukan yang merupakan sebuah tantangan terkait
bagaimana pemberontak mempertahankan kemampuan mereka untuk melakukan
serangan brutal meski ada upaya militer AS-Irak menghancurkan mereka.
Pejabat Irak dengan cepat menyalahkan al-Qaidah di Irak yang
melakukan serangan, mencatat bahwa gaya eksekusi pembunuhan dan pemboman
bunuh diri adalah ciri dari kelompok ekstremis. Seorang pejabat
intelijen senior di Baghdad menyamakan serangan itu dengan serangan
al-Qaidah pada musim gugur lalu pada sebuah gereja Katolik di Baghdad
yang menewaskan 68 orang.
Serangan Selasa kemarin menyebabkan 56 orang tewas dan 98 terluka,
termasuk pegawai pemerintah, aparat keamanan dan para pengamat, kata
direktur kesehatan Dr Raied Ibrahim.
Di antara yang tewas adalah anggota dewan Abdullah Jebara, musuh
al-Qaidah, dewan ketua komite kesehatan, Wathiq al-Sammaraie; wartawan
Irak Sabah al-Bazi, seorang koresponden untuk saluran TV satelit
Al-Arabiya dan freelancer untuk CNN dan Reuters.