Sebelumnya, pihak anti pemerintah
Iran menggunakan teknologi yang didukung pihak AS untuk ‘berbicara’ di
media online dengan damai dan aman.
The Telegraph memberitakan
aktivis kebebasan internet yang mengatakan bahwa rezim di Teheran telah
menerapkan teknologi pengawasan internet yang sangat canggih yang
memungkinkan mereka melacak para pembangkang, dan teknologi ini
menegaskan bahwa informasi "perlombaan senjata" sekarang tak terelakkan.
Tor
yang dikembangkan Iran merupakan perangkat lunak yang memungkinkan
setiap orang untuk terhubung ke internet melalui jaringan pribadi global
yang menyembunyikan alamat IP komputer, yang telah ditargetkan oleh
rezim untuk mengidentifikasi dan menemukan pembangkang.
Hal ini juga mengenkripsi isi komunikasi internet pengguna, seperti
membukan isi email, Facebook, Twitter dan aplikasi lain yang lebih
sulit. Demikian yang diberitakan Telegraph, Senin (21/3/2011).
Jaringan Tor, merupakan teknologi terkemuka yang sudah terkoneksi sekira 250.000 komputer di seluruh dunia.
Namun,
selama kerusuhan di Timur Tengah pada pertengahan Januari, jumlah
komputer yang terhubung ke jaringan Tor melalui salah satu penyedia
broadband utama Iran mengalami down beberpa jam.
Kebijakan pemerintah Iran ini menunjukan bahwa mereka untuk pertama kalinya, berhasil menemukan cara memblokir koneksi Tor.
"Apa
yang mereka (pemerintah Iran) lakukan adalah benar-benar meningkatkan
kemampuan mereka,” ujar Andrew Lewman, direktur eksekutif Tor Project.
Teknologi
yang digunakan Iran adalah DPI (Deep Packet Inspection), perangkat
jaringan tercanggih yang menggunakan microchip sangat cepat untuk
membaca dan mengklasifikasi lalu lintas internet yang berjalan. Pihak
berwenang Iran menggunakan DPI untuk mendeteksi parameter spesifik lalu
mengenkripsi koneksi.
"Dari sudut pandang teknisi internet, ini sangatlah menakjubkan,” kata Lewman.
Masih
belum jelas siapa yang menyuplai teknologi DPI ke Iran, namun beberapa
produsen teknologi memang mampu membangun perangkat canggih itu.
Tahun lalu, Nokia-Siemens pernah dipanggil Parlemen Eropa karena menjual alat monitor komunikasi kepada jaringan seluler Iran.