Anak-anak
berusia antara tujuh hingga sembilan tahun tewas dalam serangan udara
NATO di timur Afghanistan ketika pasukan asing mengira anak-anak itu
adalah pejuang Taliban, seorang kepala polisi mengatakan Rabu ini (2/3).
Klaim ini muncul setelah Pasukan Bantuan Keamanan (ISAF) yang
dipimpin NATO mengatakan Selasa malam kemarin bahwa mereka tengah
menyelidiki klaim adanya korban sipil setelah pasukannya membalas
serangan terhadap basis pejuang di distrik Darah-Ye Pech, provinsi
Kunar.
Insiden ini adalah klaim terbaru dari korban sipil tewas yang terjadi di Kunar.
Awal pekan ini, delegasi pejabat yang ditunjuk oleh pemerintah
Afghanistan menuduh pasukan pimpinan NATO membunuh 65 warga sipil dalam
operasi militer baru-baru ini di sana, meskipun ISAF bersikeras hanya
ada segelintir warga menderita cedera.
"Kemarin pagi, basis koalisi diserang roket dari gunung terdekat,"
kata Khalilullah Ziayee, kepala polisi untuk provinsi yang bergolak,
kepada AFP.
"Pada sekitar tengah hari, pasukan NATO mengidentifikasi lokasi dari
mana roket-roket ditembakkan dan menanggapi dengan serangan udara.
Mereka menembak Anak-anak yang sedang mendaki gunung untuk mengumpulkan
kayu bakar. Sembilan anak-anak telah terbunuh."
Dia menambahkan: "Anak-anak tersebut berusia antara tujuh dan sembilan tahun."
Seorang juru bicara ISAF mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki
informasi lebih lanjut untuk menambahkan ke dalam laporan yang
dikeluarkan hari Selasa kemarin, di mana ia mengatakan klaim adanya
korban sipil merupakan hal yang sangat serius dan akan menyelidiki hal
itu dengan cepat dan seksama.
Kunar merupakan daerah pegunungan di perbatasan Pakistan di mana
kelompok perlawanan terkait dengan kelompok pejuang Taliban dan lainnya
sangat aktif beroperasi.
Korban sipil selama operasi militer internasional melawan gerilyawan
pejuang Taliban adalah penyebab utama dari gesekan antara pemerintah
Kabul dan pasukan asing.