Tokoh Muslim Akhirnya "Manut" Yahudi, Ikut Ziarah ke Situs Holocaust

Written By Juhernaidi on Rabu, 02 Februari 2011 | 10:35:00 AM

Tokoh Muslim dan Kristen bergabung dengan orang-orang Yahudi di bekas kamp kematian Nazi Auschwitz pada hari Selasa kemarin (1/2) dalam gerakan solidaritas antar agama yang dirancang untuk menolak mendustakan peristiwa Holocaust seperti yang dilakukan presiden Iran.
Sekitar 200 pejabat dari seluruh dunia Islam, dari Israel, negara-negara Eropa dan organisasi internasional seperti UNESCO ikut ambil bagian dalam kunjungan, yang termasuk tur dari situs Holocaust tersebut dan mereka berdoa dalam bahasa Arab, bahasa Yiddish, bahasa Inggris dan Perancis.
"Kita harus mengajar para anak muda kita di masjid-masjid, gereja dan sinagog tentang apa yang terjadi di sini," kata Grand Mufti Bosnia Mustafa Ceric kepada Reuters.
"Tempat mengerikan ini harus berdiri sebagai pengingat kepada semua orang bahwa intoleransi dan kurangnya pengertian antara manusia dapat mengakibatkan hal ini terjadi.. seperti kamp Auschwitz."
Konon sekitar 1,5 juta orang, sebagian besar orang Yahudi, tewas di Auschwitz selama pendudukan Jerman Nazi di Polandia pada Perang Dunia II.
Penyelenggara mengatakan kunjungan hari Selasa kemarin terutama bertujuan untuk menolak pandangan, bahwa Holocaust tidak pernah benar-benar terjadi.
"Kami memilih untuk memberikan prioritas kepada wakil-wakil dari dunia Arab dan Muslim dan alasan untuk ini jelas," kata Anne-Marie Revcolevschi dari Aladdin Project yang bekerja untuk membangun hubungan antara orang Yahudi dan Muslim.
"Hal ini terutama dari beberapa negara-negara yang pidato-pidato dan dokumen mereka datang yang berfungsi sebagai wahana untuk penyangkalan peristiwa Holocaust, kebencian dan anti-Semitisme," katanya, dalam komentar yang disampaikan sebelum kunjungan ke Auschwitz.
"Ada juga arus berbeda dari negara-negara lain di mana orang-orang yang tidak mendukung sikap kebencian seperti itu. Kami berpikir waktunya telah datang untuk mengumpulkan mereka dan membiarkan suara mereka didengar."
Dalam pidato pada upacara tersebut, Grand Mufti muslim Bosnia Mustafa Ceric mengatakan hal itu penting untuk memerangi penyangkalan adanya genosida dalam segala bentuknya.
"Saya di sini untuk mengatakan kepada mereka yang menolak Holocaust di Auschwitz, dan yang menyangkal genosida di Srebrenica, bahwa mereka sendiri melakukan genosida," kata Ceric, mengacu pada pembantaian 1995 terhadap 8.000 Muslim Bosnia oleh pasukan Serbia Bosnia selama perang saudara.

Simulasi Jangka Sorong