Tokoh
Muslim dan Kristen bergabung dengan orang-orang Yahudi di bekas kamp
kematian Nazi Auschwitz pada hari Selasa kemarin (1/2) dalam gerakan
solidaritas antar agama yang dirancang untuk menolak mendustakan
peristiwa Holocaust seperti yang dilakukan presiden Iran.
Sekitar 200 pejabat dari seluruh dunia Islam, dari Israel,
negara-negara Eropa dan organisasi internasional seperti UNESCO ikut
ambil bagian dalam kunjungan, yang termasuk tur dari situs Holocaust
tersebut dan mereka berdoa dalam bahasa Arab, bahasa Yiddish, bahasa
Inggris dan Perancis.
"Kita harus mengajar para anak muda kita di masjid-masjid, gereja
dan sinagog tentang apa yang terjadi di sini," kata Grand Mufti Bosnia
Mustafa Ceric kepada Reuters.
"Tempat mengerikan ini harus berdiri sebagai pengingat kepada semua
orang bahwa intoleransi dan kurangnya pengertian antara manusia dapat
mengakibatkan hal ini terjadi.. seperti kamp Auschwitz."
Konon sekitar 1,5 juta orang, sebagian besar orang Yahudi, tewas di
Auschwitz selama pendudukan Jerman Nazi di Polandia pada Perang Dunia
II.
Penyelenggara mengatakan kunjungan hari Selasa kemarin terutama
bertujuan untuk menolak pandangan, bahwa Holocaust tidak pernah
benar-benar terjadi.
"Kami memilih untuk memberikan prioritas kepada wakil-wakil dari
dunia Arab dan Muslim dan alasan untuk ini jelas," kata Anne-Marie
Revcolevschi dari Aladdin Project yang bekerja untuk membangun hubungan
antara orang Yahudi dan Muslim.
"Hal ini terutama dari beberapa negara-negara yang pidato-pidato dan
dokumen mereka datang yang berfungsi sebagai wahana untuk penyangkalan
peristiwa Holocaust, kebencian dan anti-Semitisme," katanya, dalam
komentar yang disampaikan sebelum kunjungan ke Auschwitz.
"Ada juga arus berbeda dari negara-negara lain di mana orang-orang
yang tidak mendukung sikap kebencian seperti itu. Kami berpikir
waktunya telah datang untuk mengumpulkan mereka dan membiarkan suara
mereka didengar."
Dalam pidato pada upacara tersebut, Grand Mufti muslim Bosnia
Mustafa Ceric mengatakan hal itu penting untuk memerangi penyangkalan
adanya genosida dalam segala bentuknya.
"Saya di sini untuk mengatakan kepada mereka yang menolak Holocaust
di Auschwitz, dan yang menyangkal genosida di Srebrenica, bahwa mereka
sendiri melakukan genosida," kata Ceric, mengacu pada pembantaian 1995
terhadap 8.000 Muslim Bosnia oleh pasukan Serbia Bosnia selama perang
saudara.