The protesters are angry that Hosni Mubarak's recent refusal to back down from his post on Friday, today (11 / 2) started to flow into the square in central Cairo and took up positions outside key symbols of the regime they hate, and promising to expand the action expel them in the Egyptian president.
The impasse caused a major test for the military at the time of the protesters called on the military to intervene against Mubarak.
Highest Military Council itself has been meeting "important" Friday morning, led by Defense Minister Marshal Hussein Tantawi, the government news agency reported.
"The Board will issue an important statement to the public after the meeting," MENA news agency reported.
"We are waiting for a strong reaction from the military on Mubarak's speech," said Mohammed Mustapha, a spokesman for the demonstrators. He said "large numbers" of protesters are expected to again present on this Friday.
Organizers said some protesters actions already camped outside the presidential palace and parliament building and state television building. They planned rallies in six separate locations, in addition to Tahrir Square, the center of mass action that began on 25 January.
"We will be camping anywhere to put more pressure on the regime," said Samir Abdel-Rahman, an organizer of action.
Earlier hundreds of thousands of people have packed themselves in Tahrir Square on Thursday, they were happy with the Opera-that Mubarak would announce his resignation.
But what is immoral, they get the opposite and was very surprised when Mubarak spoke stating he would not resign. Some demonstrators cried miserably. Others waved their shoes into the air as an act of contempt against Mubarak. After the speeches, they shouted "Go, go, go."
About 2,000 protesters then moved to the state television building a few blocks away from Tahrir Square, which is guarded by the military with barbed wire and tanks.
Para pengunjuk rasa yang marah karena penolakan terbaru Hosni Mubarak untuk mundur dari jabatannya, Jumat hari ini (11/2) mulai mengalir ke alun-alun di pusat Kairo dan mengambil posisi di luar simbol kunci dari rezim yang mereka benci, dan menjanjikan untuk memperluas aksi mereka dalam mengusir presiden Mesir tersebut.
Kebuntuan itu menimbulkan ujian besar bagi militer pada saat para pengunjuk rasa menyerukan kepada militer untuk melakukan intervensi melawan Mubarak.
Dewan tertinggi Militer sendiri telah mengadakan pertemuan "penting" Jumat pagi ini, yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan Marsekal Hussein Tantawi, kantor berita pemerintah melaporkan.
"Dewan akan mengeluarkan pernyataan penting kepada masyarakat setelah pertemuan," lapor kantor berita MENA.
"Kami sedang menunggu reaksi keras dari militer atas pidato Mubarak," kata Mohammed Mustapha, juru bicara demonstran. Dia mengatakan "sejumlah besar" pengunjuk rasa diharapkan akan kembali hadir pada Jumat ini.
Penyelenggara aksi mengatakan sebagian pengunjuk rasa sudah berkemah di luar istana presiden dan gedung parlemen dan gedung televisi pemerintah. Mereka merencanakan aksi unjuk rasa di enam lokasi terpisah, selain Tahrir Square, pusat dari aksi massa yang dimulai pada 25 Januari lalu.
"Kami akan berkemah di mana saja untuk menempatkan lebih banyak tekanan pada rezim," kata Abdel-Rahman Samir, seorang organisator aksi.
Sebelumnya ratusan ribu orang telah mengemas diri di Tahrir Square pada hari Kamis kemarin, mereka bergembira dengan adanya infromasi bahwa Mubarak akan mengumumkan pengunduran dirinya.
Namun apa lacur, mereka mendapatkan sebaliknya dan sangat terkejut saat Mubarak berbicara menyatakan dirinya tidak akan mundur. Beberapa demonstran menangis sedih. Sebagian lainnya melambaikan sepatu mereka ke udara sebagai tindakan penghinaan terhadap Mubarak. Setelah pidato, mereka berteriak "Pergi, pergi, pergi."
Sekitar 2.000 demonstran kemudian bergerak ke gedung televisi negara beberapa blok jauh dari Tahrir square, yang dijaga oleh militer dengan kawat berduri dan tank.
Para pengunjuk rasa yang marah karena penolakan terbaru Hosni Mubarak untuk mundur dari jabatannya, Jumat hari ini (11/2) mulai mengalir ke alun-alun di pusat Kairo dan mengambil posisi di luar simbol kunci dari rezim yang mereka benci, dan menjanjikan untuk memperluas aksi mereka dalam mengusir presiden Mesir tersebut.
Kebuntuan itu menimbulkan ujian besar bagi militer pada saat para pengunjuk rasa menyerukan kepada militer untuk melakukan intervensi melawan Mubarak.
Dewan tertinggi Militer sendiri telah mengadakan pertemuan "penting" Jumat pagi ini, yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan Marsekal Hussein Tantawi, kantor berita pemerintah melaporkan.
"Dewan akan mengeluarkan pernyataan penting kepada masyarakat setelah pertemuan," lapor kantor berita MENA.
"Kami sedang menunggu reaksi keras dari militer atas pidato Mubarak," kata Mohammed Mustapha, juru bicara demonstran. Dia mengatakan "sejumlah besar" pengunjuk rasa diharapkan akan kembali hadir pada Jumat ini.
Penyelenggara aksi mengatakan sebagian pengunjuk rasa sudah berkemah di luar istana presiden dan gedung parlemen dan gedung televisi pemerintah. Mereka merencanakan aksi unjuk rasa di enam lokasi terpisah, selain Tahrir Square, pusat dari aksi massa yang dimulai pada 25 Januari lalu.
"Kami akan berkemah di mana saja untuk menempatkan lebih banyak tekanan pada rezim," kata Abdel-Rahman Samir, seorang organisator aksi.
Sebelumnya ratusan ribu orang telah mengemas diri di Tahrir Square pada hari Kamis kemarin, mereka bergembira dengan adanya infromasi bahwa Mubarak akan mengumumkan pengunduran dirinya.
Namun apa lacur, mereka mendapatkan sebaliknya dan sangat terkejut saat Mubarak berbicara menyatakan dirinya tidak akan mundur. Beberapa demonstran menangis sedih. Sebagian lainnya melambaikan sepatu mereka ke udara sebagai tindakan penghinaan terhadap Mubarak. Setelah pidato, mereka berteriak "Pergi, pergi, pergi."
Sekitar 2.000 demonstran kemudian bergerak ke gedung televisi negara beberapa blok jauh dari Tahrir square, yang dijaga oleh militer dengan kawat berduri dan tank.