Ini Dia, Skenario AS di Mesir

Written By Juhernaidi on Jumat, 04 Februari 2011 | 5:14:00 PM

AS mulai tak sabar melihat krisis di Mesir. Gedung Putih menawarkan usulan agar Presiden Husni Mubarak segera mundur dan membentuk pemerintahan transisi. Tapi pemerintahan transisi macam apa yang diinginkan AS?
Sejumlah pejabat pemerintahan Mesir dan diplomat negara-negara Arab mengungkapkan, bahwa pemerintahan Obama menginginkan pemerintahan transisi itu dibawah kepemimpinan Wakil Presiden yang ditunjuk Mubarak, yaitu Omar Suleiman dengan dukungan penuh dari militer Mesir.
Tim Obama dan tim Mubarak sudah membahas skenario itu pada Kamis (3/2). Suleiman, didampingi petinggi militer Mesir antara lain, Panglima Angkatan Bersenjata Mesir Letnan Jenderal Sami Enan dan Menteri Pertahanan Marsekal Mohamed Tantawi akan segera memulai proses pemerintahan transisi dengan melakukan reformasi konstitusi.
Skenario itu juga mengusulkan agar pemerintahan transisi melibatkan kelompok-kelompok oposisi di Mesir, termasuk Ikhawanul Muslimin untuk bersama-sama menyusun sistem pemilihan umum yang jujur dan adil, yang akan digelar bulan September mendatang
Menurut sejumlah pejabat senior Gedung Putih, usulan itu merupakan satu dari beberapa opsi yang dibahas dengan para pejabat pemerintahan Mubarak, sebagai upaya membujuk Mubarak untuk segera mundur. Namun para pejabat AS itu mengingatkan, berhasil tidaknya skenario yang akan dilakukan sangat bergantung pada banyak faktor, antara lain faktor konstitusi yang berlaku di Mesir dan mood para pengunjuk rasa di Kairo dan kota-kota lainnya di Mesir.
Sejauh ini, kata mereka, baik Suleiman maupun militer Mesir tidak menunjukkan sikap bahwa mereka meninggalkan Mubarak yang bersikukuh untuk tetap menjadi presiden Mesir sampai pelaksanaan pemilu bulan September mendatang.
Di sisi lain, sebagian pejabat Mesir mengkritik AS yang dianggap sudah campur tangan urusan dalam negeri Mesir. "Apa yang mereka (AS) usulkan tidak bisa dilaksanakan," kata seorang pejabat senior Mesir mengutip salah satu pasal dalam konstitusi Mesir bahwa seorang wakil presiden tidak boleh menerima pemindahan kekuasaan.
"Berdasarkan konstitusi, ketua Parlemen yang harus meneruskan jabatan presiden. Itu jawaban saya dari sisi teknis. Dari sisi politik, saya cuma bisa menjawab 'itu urusan mereka, bagaimana mengaturnya'," kata pejabat tadi.
Mesir merupakan sekutu AS yang penting di Timur Tengah. Tak heran jika negara itu terus memantau stabilitas di negeri Piramid itu sejak aksi-aksi massa mulai marak. Bahkan agen-agen CIA melakukan pemantauan terhadap situs-situs jaringan sosial dan forum-forum di internet untuk mengetahui sejauh mana sentimen anti-Mubarak berkembang di Mesir.
Pejabat CIA Stephanie O'Sullivan menyatakan, dari pemantauan yang dilakukan lembaganya sejak beberapa waktu terakhir, posisi pemerintahan Mubarak sudah tidak bisa dipertahankan. Tapi ia tidak tahu mekanisme apa yang akan menjadi pemicunya.
Beberapa hari ini, sejumlah pejabat tinggi pemerintah AS dikirim ke Mesir. Namun mereka tidak mau mengungkapkan secara detil hasil-hasil pembicaraan dengan kalangan pemerintahan Mesir.
Para pejabat AS itu menegaskan bahwa mereka tetap menginginkan Omar Suleiman yang memimpin pemerintahan transisi di Mesir. Wakil presiden AS Joe Biden bahkan sudah menelpon Suleiman secara pribadi dan mengatakan bahwa negosiasi yang inklusif dan kredibel akan dimulai secepatnya untuk membentuk pemerintahan transisi.

Simulasi Jangka Sorong