AS
mulai tak sabar melihat krisis di Mesir. Gedung Putih menawarkan usulan
agar Presiden Husni Mubarak segera mundur dan membentuk pemerintahan
transisi. Tapi pemerintahan transisi macam apa yang diinginkan AS?
Sejumlah pejabat pemerintahan Mesir dan diplomat negara-negara Arab
mengungkapkan, bahwa pemerintahan Obama menginginkan pemerintahan
transisi itu dibawah kepemimpinan Wakil Presiden yang ditunjuk Mubarak,
yaitu Omar Suleiman dengan dukungan penuh dari militer Mesir.
Tim Obama dan tim Mubarak sudah membahas skenario itu pada Kamis
(3/2). Suleiman, didampingi petinggi militer Mesir antara lain,
Panglima Angkatan Bersenjata Mesir Letnan Jenderal Sami Enan dan
Menteri Pertahanan Marsekal Mohamed Tantawi akan segera memulai proses
pemerintahan transisi dengan melakukan reformasi konstitusi.
Skenario itu juga mengusulkan agar pemerintahan transisi melibatkan
kelompok-kelompok oposisi di Mesir, termasuk Ikhawanul Muslimin untuk
bersama-sama menyusun sistem pemilihan umum yang jujur dan adil, yang
akan digelar bulan September mendatang
Menurut sejumlah pejabat senior Gedung Putih, usulan itu merupakan
satu dari beberapa opsi yang dibahas dengan para pejabat pemerintahan
Mubarak, sebagai upaya membujuk Mubarak untuk segera mundur. Namun para
pejabat AS itu mengingatkan, berhasil tidaknya skenario yang akan
dilakukan sangat bergantung pada banyak faktor, antara lain faktor
konstitusi yang berlaku di Mesir dan mood para pengunjuk rasa di Kairo
dan kota-kota lainnya di Mesir.
Sejauh ini, kata mereka, baik Suleiman maupun militer Mesir tidak
menunjukkan sikap bahwa mereka meninggalkan Mubarak yang bersikukuh
untuk tetap menjadi presiden Mesir sampai pelaksanaan pemilu bulan
September mendatang.
Di sisi lain, sebagian pejabat Mesir mengkritik AS yang dianggap
sudah campur tangan urusan dalam negeri Mesir. "Apa yang mereka (AS)
usulkan tidak bisa dilaksanakan," kata seorang pejabat senior Mesir
mengutip salah satu pasal dalam konstitusi Mesir bahwa seorang wakil
presiden tidak boleh menerima pemindahan kekuasaan.
"Berdasarkan konstitusi, ketua Parlemen yang harus meneruskan
jabatan presiden. Itu jawaban saya dari sisi teknis. Dari sisi politik,
saya cuma bisa menjawab 'itu urusan mereka, bagaimana mengaturnya',"
kata pejabat tadi.
Mesir merupakan sekutu AS yang penting di Timur Tengah. Tak heran
jika negara itu terus memantau stabilitas di negeri Piramid itu sejak
aksi-aksi massa mulai marak. Bahkan agen-agen CIA melakukan pemantauan
terhadap situs-situs jaringan sosial dan forum-forum di internet untuk
mengetahui sejauh mana sentimen anti-Mubarak berkembang di Mesir.
Pejabat CIA Stephanie O'Sullivan menyatakan, dari pemantauan yang
dilakukan lembaganya sejak beberapa waktu terakhir, posisi pemerintahan
Mubarak sudah tidak bisa dipertahankan. Tapi ia tidak tahu mekanisme
apa yang akan menjadi pemicunya.
Beberapa hari ini, sejumlah pejabat tinggi pemerintah AS dikirim ke
Mesir. Namun mereka tidak mau mengungkapkan secara detil hasil-hasil
pembicaraan dengan kalangan pemerintahan Mesir.
Para pejabat AS itu menegaskan bahwa mereka tetap menginginkan Omar
Suleiman yang memimpin pemerintahan transisi di Mesir. Wakil presiden
AS Joe Biden bahkan sudah menelpon Suleiman secara pribadi dan
mengatakan bahwa negosiasi yang inklusif dan kredibel akan dimulai
secepatnya untuk membentuk pemerintahan transisi.