Pelajaran Fisika dan Matematika sebenarnya sudah aplikatif dan tingkat kesulitannya telah disesuaikan dengan jenjang pendidikan di sekolah. Maksudnya, Fisika dan Matematika pada tingkat SLTP tidak akan sesusah di SMA, pada tingkat SMA/MA/SMK tidak akan sesusah di Perguruan Tinggi dan seterusnya. Tapi khan… ujung-ujungnya tetap aja susah …
Kalau mau direnungkan.. sebagian besar kesulitan yang dialami para siswa di kedua pelajaran ini, Fisika dan Matematika… justru terletak pada pikiran dan perasaan siswa itu sendiri… lo kok gitu?.. maksudnya begini kawan…, jika belum apa-apa pikiran siswa sudah mengatakan susah, maka perasaannya juga akan mengatakan susah. Karena perasaan tergantung pada pikiran yang ditimbulkan. Misal, hari ini di sekolah ada pelajaran Fisika dan Matematika … belum juga pelajaran dimulai, pikirannya mengatakan…
“yaaa.. hari ini pelajarannya Fisika dan Matematika! …“
“yaaa.. ketemu lagi dech sama guru Fisika dan Matematika! …”
Lalu apa akibatnya?.. minat siswa terhadap pelajaran Fisika dan Matematika akan cendrung berkurang bahkan hilang. Minat belajarnya luntur dan pelajarannya jadi gak nyangkut di otak… alias gak ngerti… bete dech… sehingga kesan yang muncul dalam diri siswa itu adalah ia akan merasakan bahwa pelajaran Fisika dan Matematika susah ! … bahkan sangat susah ! … ya gak?…hmm
Perlu Anda ketahui bahwa Fisika dan Matematika merupakan sepasang mata pelajaran yang tidak bisa dipisahkan. Saat belajar fisika, hampir semua pokok bahasan ditemukan adanya “persamaan matematika” atau yang lebih kita kenal sebagai “rumus fisika”. Namun demikian, rumus fisika disini bukanlah persamaan matematika biasa, melainkan persamaan yang diperoleh dari logika berfikir secara hukum fisika, yang dilatarbelakangi oleh berbagai cerita, kondisi, dan asumsi model. Sehingga tidak heran bila dikatakan Fisika sebagai ilmu yang mengajarkan kita bagaimana dapat mengetahui, memahami dan memaknai fenomena alam. Misal, “suhu udara di kota Jakarta hari ini mencapai 33 0C”. Angka “33” dimaksudkan menggambarkan tingkat derajat suhu kota Jakarta yang dimungkinkan cara perolehannya melalui rumus fisika. Jika tidak dengan angka, barangkali kita hanya dapat menyatakan suhu udaranya secara kualitatif saja seperti dingin, hangat ataupun panas.. ya toch..
Jadi boleh saja kita simpulkan bahwa rumus fisika hanyalah “alat” atau “bahasa fisika” yang diperlukan untuk menganalisa hukum-hukum fisika, bukan fisika itu sendiri. Rumus fisika membantu kita memahami berbagai fenomena fisika melalui latihan soal-soal yang berkaitan dengan fenomena itu. Dan bagi para siswa, latihan soal-soal merupakan ajang guna memahami gejala fisikanya, jadi bukan hanya sekadar berlatih melakukan perhitungan. Kalau masalahnya siswa tersebut kesulitan berhitung …, itu berarti perlu dimantapkan lagi pelajaran matematikanya, sehingga tahu bagaimana cara melakukan hitungan dengan benar…
Ok Para siswa/i …. sejauh ini saya percaya Anda pasti sudah bisa mengerti dan memahami apa maksudnya…
Kalau begitu… jangan lewatkan postingan berikutnya di www.Meddia Pendidikan Fisika tentang “TIPS BELAJAR FISIKA”, strategi bagaimana agar para siswa dapat dengan mudah mengerti dan memahami pelajaran fisika.