Berita aktual kali ini diwarnai dengan demontrasi Menolak rencana pemerintah yang akan menaikkan harga dasar Bahan Bakar Minyak ( BBM )
imbas dari harga minyak dunia yang bergejolak. Dengan harga minyak
dunia yang tidak stabil maka pemerintah Indonesia terpaksa harus mengurangi subsidi BBM. Dan dengan berkurangnya subsidi BBM maka otomatis harga BBM akan naik.
Saya lihat para demonstran tidak hanya dilakukan oleh mahasiswa tapi
bahkan para pejabat dan anggota wakil rakyat di beberapa daerah juga
melakukan hal yang sama.
Efektifkah Demo Menolak Kenaikan BBM ?
Demo mahasiswa atau
siapapun apakah masih efektif untuk menjadi solusi dari gejolak harga
minyak dunia? Itu yang menjadi pertanyaan saya. Pertanyaan ini bukan
berarti saya setuju 100 % dengan kenaikan harga BBM.
Tapi apa mungkin bisa. Sementara negera kita ini sangat tergantung
dengan minyak dunia. Sudah dari awalnya tergantung terus jadi resiko
menjadi negara tergantung ya sangat sulit menurut pendapat saya untuk
lepas dari ketergantungan. Salah satu caranya adalah ya berhenti dari
ketergantungan. Tapi apa mungkin ya….? Saya kok jadi bingung sendiri
menulis artikel ini. Sebab serba salah sich. BBM naik akan timbul
masalah baru karena akan otomatis membuat harga-harga kebutuhan pokok
naik juga seperti beras, susu, roti dll. Yang semuanya otomatis akan
membuat acara lain akan naik juga biaya yang harus ditangung seperti
acara perkawinan…hehehehe. Sementara di sisi lain, demo mahasiswa
dilakukan dengan cara-cara anarkhis. Menurut saya
cara-cara anarkhis menunjukkan bahwa kita masih mengedepankan kekuatan
otot dari pada kekuatan otak. Lebih suka konfrontatif dari diplomatif.
Dan cara anarkhis bukan solusi yang terbaik.
Jangan Panik
Anarkhis menurut saya adalah bagian dari
respon yang panik terhadap suatu persoalan kemudian melakukan cara
kekerasan. Apapun caranya kalau karena panik dengan harga BBM yang akan naik
maka tidak akan menjadi solusi terbaik. Kenapa kita tidak menggunakan
cara-cara yang sehat, damai dan tenang ya untuk menyelesaikan suatu
persoalan. Salah satu akibat panik misalnya begini. Ada anak menangis
menjerit-jerit karena takut pada seeokor kucing yang mengeong-ngeong di
dekatnya. Karena paniknya sang ayah lalu mengambil sebuah kayu kecil
lalu dengan serta merta akan memukul si kucing. Karena panik tanpa
sengaja kayu kecil tersebut terpukul juga pada si anak sehingga sang
anak tambah menjadi jadi nangisnya. Coba lihat. Apakah menjadi solusi?
Tidak khan. Jadi langkah indahnya kalau suatu persoalan kita selesaikan
dengan cara-cara yang damai, tidak merusak.
Pemerintah Harus Cerdas
Jika kenaikan BBM tidak bisa diurungkan, maka pemerintah harus mencari solusi yang tepat bagaimana caranya agar harga kebutuhan pokok tidak melambung. Di sinilah tantangan pemerintah. Dan ini termasuk hal yang sangat sulit. Karena sudah menjadi fakta harga BBM = harga kebutuhan pokok. BBM naik maka harga kebutuhan pokok
juga akan naik. Bisa nggak pemerintah mengatasi hal ini? Jika
pemerintah dengan cerdas bisa mengatasi hal semacam ini maka saya
acungin jempol tuh. He he he. Kalau kita rakyat kecil ini, yang penting
beras, susu, ikan, daging tidak naik. Itu saja. Bahkan yang lebih extrem
lagi, jangankan hanya naik 6000 sampai 7000 perliter BBM, mau Rp 100000
perliter asal beras tidak naik silahkan saja. Mau dinaikkan Rp 100000
perliter asal rakyat bisa sejahtera silahkan saja
Benang merah dari artikel ini adalah
demo boleh – boleh saja, tapi sebaiknya tidak memakai cara-cara
kekerasan. Demo juga baik untuk menunjukkan respon rakyat terhadap
kebijakan pemerintah. Siapa tahu pemerintah bisa lebih hati-hati dalam
membuat keputusan. Tapi cara kekerasan tetap tidak akan menyelesaikan
persoalan dengan baik.