Demo Menolak Kenaikan BBM, Efektifkah ?

Written By Juhernaidi on Jumat, 30 Maret 2012 | 9:49:00 PM

Berita aktual kali ini diwarnai dengan demontrasi Menolak rencana pemerintah yang akan menaikkan harga dasar Bahan Bakar Minyak ( BBM ) imbas dari harga minyak dunia yang bergejolak. Dengan harga minyak dunia yang tidak stabil maka pemerintah Indonesia terpaksa harus mengurangi subsidi BBM. Dan dengan berkurangnya subsidi BBM maka otomatis harga BBM akan naik. Saya lihat para demonstran tidak hanya dilakukan oleh mahasiswa tapi bahkan para pejabat dan anggota wakil rakyat di beberapa daerah juga melakukan hal yang sama.

Efektifkah Demo Menolak Kenaikan BBM ?
Demo mahasiswa atau siapapun apakah masih efektif untuk menjadi solusi dari gejolak harga minyak dunia? Itu yang menjadi pertanyaan saya. Pertanyaan ini bukan berarti saya setuju 100 % dengan kenaikan harga BBM. Tapi apa mungkin bisa. Sementara negera kita ini sangat tergantung dengan minyak dunia. Sudah dari awalnya tergantung terus jadi resiko menjadi negara tergantung ya sangat sulit menurut pendapat saya untuk lepas dari ketergantungan. Salah satu caranya adalah ya berhenti dari ketergantungan. Tapi apa mungkin ya….? Saya kok jadi bingung sendiri menulis artikel ini. Sebab serba salah sich. BBM naik akan timbul masalah baru karena akan otomatis membuat harga-harga kebutuhan pokok naik juga seperti beras, susu, roti dll. Yang semuanya otomatis akan membuat acara lain akan naik juga biaya yang harus ditangung seperti acara perkawinan…hehehehe. Sementara di sisi lain, demo mahasiswa dilakukan dengan cara-cara anarkhis. Menurut saya cara-cara anarkhis menunjukkan bahwa kita masih mengedepankan kekuatan otot dari pada kekuatan otak. Lebih suka konfrontatif dari diplomatif. Dan cara anarkhis bukan solusi yang terbaik.

Jangan Panik
Anarkhis menurut saya adalah bagian dari respon yang panik terhadap suatu persoalan kemudian melakukan cara kekerasan. Apapun caranya kalau karena panik dengan harga BBM yang akan naik maka tidak akan menjadi solusi terbaik. Kenapa kita tidak menggunakan cara-cara yang sehat, damai dan tenang ya untuk menyelesaikan suatu persoalan. Salah satu akibat panik misalnya begini. Ada anak menangis menjerit-jerit karena takut pada seeokor kucing yang mengeong-ngeong di dekatnya. Karena paniknya sang ayah lalu mengambil sebuah kayu kecil lalu dengan serta merta akan memukul si kucing. Karena panik tanpa sengaja kayu kecil tersebut terpukul juga pada si anak sehingga sang anak tambah menjadi jadi nangisnya. Coba lihat. Apakah menjadi solusi? Tidak khan. Jadi langkah indahnya kalau suatu persoalan kita selesaikan dengan cara-cara yang damai, tidak merusak.

Pemerintah Harus Cerdas
Jika kenaikan BBM tidak bisa diurungkan, maka pemerintah harus mencari solusi yang tepat bagaimana caranya agar harga kebutuhan pokok tidak melambung. Di sinilah tantangan pemerintah. Dan ini termasuk hal yang sangat sulit. Karena sudah menjadi fakta harga BBM = harga kebutuhan pokok. BBM naik maka harga kebutuhan pokok juga akan naik. Bisa nggak pemerintah mengatasi hal ini? Jika pemerintah dengan cerdas bisa mengatasi hal semacam ini maka saya acungin jempol tuh. He he he. Kalau kita rakyat kecil ini, yang penting beras, susu, ikan, daging tidak naik. Itu saja. Bahkan yang lebih extrem lagi, jangankan hanya naik 6000 sampai 7000 perliter BBM, mau Rp 100000 perliter asal beras tidak naik silahkan saja. Mau dinaikkan Rp 100000 perliter asal rakyat bisa sejahtera silahkan saja
Benang merah dari artikel ini adalah demo boleh – boleh saja, tapi sebaiknya tidak memakai cara-cara kekerasan. Demo juga baik untuk menunjukkan respon rakyat terhadap kebijakan pemerintah. Siapa tahu pemerintah bisa lebih hati-hati dalam membuat keputusan. Tapi cara kekerasan tetap tidak akan menyelesaikan persoalan dengan baik.

Simulasi Jangka Sorong