WASHINGTON – Amerika Serikat (AS)
menyadari pihaknya tidak dapat menutup mata atas perkembangan
persenjataan Iran saat ini. Atas dasar itu, AS pun merasa perlu untuk
mengembangkan persenjataannya.
Negeri Paman Sam ini rela merogoh koceknya lebih dalam menyusul sikap
Iran yang menolak menghentikan program nuklirnya. Padahal Washington
telah berkali-kali memperingatkan Teheran terkait kemampuan militer AS
yang dapat menjangkau situs nuklir bawah tanah milik Iran.
Baru-baru ini AS dilaporkan tengah mengembangkan persenjataan baru
yakni sebuah bom konvensional super yang jauh lebih canggih dan efektif.
Jika sebelumnya AS memiliki senjata non-nuklir Penetrator Ordnance
Besar (MOP) seberat 13.600 kilogram yang dapat menembus fasilitas bawah
tanah, kini Pentangon rela mengeluarkan biaya sekira USD 330 juta kepada
Perusahaan Boeing untuk mengembangkan dan memproduksi bom MOP 20.
Demikian seperti diberitakan rt.com, Minggu, (29/1/2012).
Bom itu memiliki kemampuan untuk menghancurkan bunker di
negara-negara yang selama ini dikenal menjadi musuh AS, seperti Iran dan
Korea Utara.
Selain MOP 20, saat ini Pentangon dikabarkan juga menghabiskan dana
sebesar USD 82 Juta untuk membuat bom-bom lain yang memiliki daya ledak
serta kemampuan lebih canggih.
MOP disebutkan memiliki kemampuan untuk menembus beton dengan
kedalaman 60 meter serta mampu mengangkut 2.700 kilogram bahan peledak,
namun bom itu sepertinya belum cukup untuk menghadapi Iran.
AS terakhir kalinya menggunakan senjata nuklir ketika menghadapi
Jepang dalam Perang Dunia ke II. Serangan dahsyat itu telah
membumihanguskan Kota Nagasaki dan Hiroshima serta menyebabkan ratusan
ribu warga tewas.