Setelah mendapat informasi dari berbagai pihak mengenai kerusuhan
Ambon, Ustadz Abu mengingatkan agar umat Islam senantiasa mewaspadai
karakteristik orang kafir yang tercantum dalam kitab suci Al-Qur’an.
“Orang kafir itu memang tidak suka terhadap Islam, kalau ada
kesempatan mereka selalu menghabisi umat Islam, tidak peduli Islam garis
keras atau Islam garis lunak. Bagi mereka itu yang penting mau masuk
Kristen atau dibunuh,” paparnya pada Selasa (13/9/2011).
Ustadz Abu yang divonis dzolim 15 tahun penjara, menyerukan kepada
umat Islam untuk segera mengambil sikap tegas terhadap kezaliman yang
menimpa saudara-saudara sesama muslim di Ambon. Ia mengungkapkan solusi
menghadapi kezaliman kaum walan tardho itu adalah jihad, karena
perjanjian-perjanjian damai dengan mereka selalu mereka khianati.
“Oleh karena itu bagi umat Islam kalau sudah menghadapi hal yang
seperti ini tidak boleh ragu lagi, kalau perlu saya menganjurkan untuk
berjihad kalau terbukti benar yang membunuh itu adalah orang Kristen.
Sudah tidak usah macam-macam, musyawarah-musyawarah itu percuma. Dulu
juga kan sudah ada musyawarah dengan adanya perjanjian Malino,”
jelasnya.
Lebih lanjut beliau mengungkapkan tentang kewajiban berjuang
menegakkan syariat Islam. “Haram hukumnya orang Islam diam, wajib
hukumnya berjuang merombak sistem menjadi hukum Islam,” ujarnya.
Ustadz Abu menambahkan, jika terbukti bahwa konflik di Ambon adalah
konflik SARA, maka umat Islam harus siap berjihad membela umat Islam
yang tertindas.
“Jadi soal Ambon ini kalau itu memang terbukti yang membunuh orang
Kristen, sudah jihad ! itu pendapat saya. Umat Islam harus maju, apalagi
kalau sampai mereka (umat Islam di Ambon, red.) diisolasi, umat Islam
dari luar Ambon supaya datang untuk jihad!” imbau Ustadz Abu.
Ustadz Abu menjelaskan bahwa sikap umat Islam terhadap Kristenadalah
siap damai dan siap perang. Islam siap berdamai dengan siapapun yang
tidak memusuhi, namun Islam tak akan menolak perang jika dizalimi.
“Kaum salibis Nasrani jangan sekali-kali mengganggu Islam! Kami bisa
berdamai selama akidah kami tidak diganggu, kalau kami diganggu kami
akan perangi, kami akan lawan! Bagi kami melawan anda itu kebaikan, kami
menang baik, mati juga baik. Jadi melawan anda itu adalah nikmat!”
tegasnya.
“Keyakinan kami menuntut supaya kami hidup di negara yang diatur
dengan hukum Islam. Kalau anda setuju mari hidup rukun di bawah Islam,
tidak setuju dan mengganggu, kami (siap) perang!”
Terkait adanya analisa sejumlah pengamat intelijen bahwa konflik
Ambon pada dasarnya merupakan operasi intelijen yang bertujuan
menggiring para mujahidin ke Ambon untuk dicitrakan sebagai basis
teroris kemudian dihabisi, Ustadz Abu mengingatkan para pejuang Islam
agar berhati-hati dan bertawakal kepada Allah.
“Kita tetap akan berjihad dengan melihat kemampuan. Kalau memang kondisinya demikian pun, ya sudah bismillah, kita lawan! Meskipun mereka punya makar, ingatlah firman Allah: ‘wamakaruu wamakarallah wallahu khoirul-makirin.’
Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya
mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya,” jelasnya. “Kita
lawan mereka karena saudara kita sedang dianiaya, jadi kita kembalikan
saja kepada Allah,” tutupnya.