
YERUSSALEM - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Minggu mengatakan bahwa Israel akan terus memperluas permukiman di Tepi Barat yang diduduki walaupun ada perintah dari sekutu utama mereka, Amerika Serikat, untuk berhenti.
Perdana menteri Israel
itu juga menyebutkan "negara Palestina" untuk pertama kalinya sejak
kembali ke posisinya pada 27 Juni , tetapi berhenti mendukung prinsip
yang merupakan hal terpenting usaha membuat perdamaian internasional
Timur Tengah.
"Saya tidak punya niat
untuk membangun pemukiman baru, tetapi rasanya tidak masuk akal untuk
meminta kami untuk tidak memenuhi kebutuhan pertumbuhan alami masyarakat
kami, serta untuk menghentikan semua konstruksi," kutip seorang pejabat
senior ketika dia berbicara pada kabinet.
Selama kunjungan resmi
pertama Netanyahu sekutu utamanya di Washington pekan lalu, Presiden AS
Barack Obama mengatakan kepadanya bahwa "permukiman harus dihentikan,"
perintah tersebut juga diulang oleh pejabat senior lainnya di
pemerintahan dan Capitol Hill.
Pemukiman Israel di
Tepi Barat merupakan salah satu batu sandungan utama yang mengganggu
dalam proses perdamaian di Timur Tengah, yang mana Obama telah berjanji
untuk mempercepat terjadinya proses perdamaian tersebut meskipun
sebagian besar pemerintah sayap kanan di Israel yang baru mendukung
pembangunan permukiman tersebut.
Ketika melakukan
pertemuan dengan kementerian selama dalam perjalanan ke Washington,
Netanyahu mengatakan bahwa "sudah jelas kita butuh beberapa reservasi
tentang pendirian sebuah negara Palestina di status akhir perjanjian ...
ketika kita mencapai kesepakatan mengenai substansinya, kita akan
mencapai kesepakatan mengenai terminologi."
Itu adalah pertama
kali Netanyahu sejak kembali ke posisinya sebagai perdana menteri,
secara publik menyebutkan kata "negara Palestina." Tetapi ia berhenti
mendukung konsep yang didukung oleh Washington tersebut, yang mana
Israel harus berkomitmen di bawah :"Road Map" tahun 2003 yang
merencanakan perdamaian di Timur Tengah.
"Jika kita berbicara tentang sebuah negara Palestina,
kita harus pertama dan terutama memastikan jenis dan hak kedaulatan apa
yang akan dimiliki negara ini," pejabat senior dikutip Netanyahu
berkata.
"Kita harus memastikan
bahwa kami tidak terancam," Ujar Netanyahu, merujuk ke tuntutan Israel
sebelumnya bahwa negara semacam itu harus didemiliterisasi.
Netanyahu juga
berjanji untuk menangani penyelesaian hunian di Tepi Barat, hunian yang
bagi pemerintah Israel dianggap ilegal tetapi kebanyakan menteri dalam
pemerintah tidak ingin membongkarnya.
"Kami akan menangani
mereka," katanya. "Jika memungkinkan adanya dialog, tidak ada keraguan
bahwa kami memiliki komitmen untuk berurusan dengan mereka."
Sebelumnya pada hari
Minggu Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman yang ultra nasionalis
menyatakan bahwa mengembalikan ke Israel dalam batas pra-1967,
menurutnya adalah sebagai tindakan yang "tidak akan mengakhiri konflik,
tidak akan menjamin perdamaian atau keamanan. Ini hanya akan memindahkan
konflik di batas '67, "katanya, merujuk kepada Israel.
Israel menduduki Tepi
Barat, Jalur Gaza, Dataran Tinggi Golan dan timur Yerussalem selama
perang Enam Hari 1967, dan terus menempati wilayah-wilayah tersebut yang
sekarang telah menjadi rumah untuk sekitar setengah juta pemukim
Yahudi, terkecuali Gaza.
Kabinet Israel yang
baru menentang keras pembongkaran pemukiman liar, yang mana negara
Yahudi tersebut sendiri pernah berkomitmen di bawah "Road Map."
Menteri Pertahanan
Ehud Barak, yang bernaung dalam Partai Buruh adalah pihak yang paling
liberal anggota dari kabinet Netanyahu, yang mendukung ide menghapus
hunian liar, tapi berbicara mengenai 22 bangunan - beberapa beberapa
kali lebih rendah dibandingkan dengan jumlah yang dikemukakan oleh
kelompok pengawas.
"Kami harus berurusan
dengan sisa 22 hunian tersebut dengan cara yang benar dan bertanggung
jawab," katanya. "Pertama dengan berbicara dan jika tidak berhasil maka,
akan dilakukan dengan tindakan sepihak."
Menurut rencana Road
Map, Israel setuju untuk membongkar semua hunian liar di Tepi Barat yang
dibangun setelah Maret 2001, dengan komisi Israel yang kemudian
memperkirakan terdapat 26 struktur seperti itu.
Namun, kelompok anti
pemukiman, Peace Now, mengatakan bahwa ada lebih dari 50 hunian telah
didirikan sejak Maret 2001 dan saat ini di Tepi Barat memiliki lebih
dari 120 hunian.
Menteri Luar Negeri
Israel, Lieberman mengatakan bahwa pembongkaran hunian liar harus sesuai
dengan kerangka internasional 2003 "Road Map" untuk perdamaian di Timur Tengah, rencana yang langkah demi langkah mengarah ke penciptaan sebuah negara Palestina.
Pada tahap pertama, Israel berkomitmen untuk menghapus hunian liar, namun meminta Palestina untuk melakukan kekerasan.
Tetapi Lieberman, yang
dikenal dengan pernyataan kontroversialnya, mengatakan rencana di bulan
Mei tersebut harus dikaji ulang. Dia juga menolak untuk terikat pada
komitmennya dalam konferensi perdamaian di Annapolis 2007 untuk mencapai
sebuah negara Palestina.
"Menghapus hunian liar
harus menjadi bagian dari keseluruhan kebijakan dan tidak dapat
terpisah-pisah," ujar Lieberman, merujuk ke pemukiman Israel di Tepi
Barat yang tidak diresmikan oleh pemerintah Israel.
"kerangakan yang benar
adalah pada Road Map, yang mungkin kita harus kembali mengadopsi semua
tahapan-tahapannya," katanya. "Dan jika memang diperlukan dalam kerangka
dari Peta Jalan tersebut untuk menghapus hunian liar, kami akan
melakukannya."
Posisinya didukung oleh sebagian besar menteri lainnya di kabinet garis keras Netanyahu yang bersumpah pada 31 Maret lalu.
"Kami tidak boleh
menerima diktat dan kita tidak harus membongkar hunian liar," kata
Menteri Dalam Negeri Eli Yishai dari partai ultra-Ortodoks, Shas.
"Saya tidak melihat
alasan untuk membongkar hunian liar sebelum memutuskan kebijakan yang
utuh. Namun kita juga tidak boleh berbentrokan dengan Amerika."
Masyarakat internasional menganggap semua permukiman Israel di Tepi Barat adalah melanggar hukum.
Organisasi pemukim
utama Yesha menanggapi pernyataan Netanyahu dengan mengatakan bahwa ia
"harus menghormati keinginan dari pemilih yang memberi suara secara
masal bagi pihak-pihak yang menginginkan pembangunan tersebut terus
dilanjutkan di Judea dan Samaria," nama Israel untuk Tepi Barat.
Dua tahun lalu, dalam
kunjungannya ke Washington pada tahun 2006, perdana menteri Israel saat
itu, Ehud Olmert berjanji pada Presiden George W. Bush bahwa
ia akan menghapuskan pemukiman tersebut, meskipun dia angka yang tepat
untuk menghapus rencana itu belum jelas. Namun, sampai saat ini
satu-satunya kemajuan signifikan adalah yang bersangkutan dengan Migron.
(