Setelah Yerussalem, Israel Jajah "Judea Dan Samaria"

Written By Juhernaidi on Rabu, 29 Juni 2011 | 12:00:00 AM

Pemukiman illegal Yahudi terus berkembang. (Berita SuaraMedia)
YERUSSALEM  - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Minggu mengatakan bahwa Israel akan terus memperluas permukiman di Tepi Barat yang diduduki walaupun ada perintah dari sekutu utama mereka, Amerika Serikat, untuk berhenti.
Perdana menteri Israel itu juga menyebutkan "negara Palestina" untuk pertama kalinya sejak kembali ke posisinya pada 27 Juni , tetapi berhenti mendukung prinsip yang merupakan hal terpenting usaha membuat perdamaian internasional Timur Tengah.

"Saya tidak punya niat untuk membangun pemukiman baru, tetapi rasanya tidak masuk akal untuk meminta kami untuk tidak memenuhi kebutuhan pertumbuhan alami masyarakat kami, serta untuk menghentikan semua konstruksi," kutip seorang pejabat senior ketika dia berbicara pada kabinet.

Selama kunjungan resmi pertama Netanyahu sekutu utamanya di Washington pekan lalu, Presiden AS Barack Obama mengatakan kepadanya bahwa "permukiman harus dihentikan," perintah tersebut juga diulang oleh pejabat senior lainnya di pemerintahan dan Capitol Hill.

Pemukiman Israel di Tepi Barat merupakan salah satu batu sandungan utama yang mengganggu dalam proses perdamaian di Timur Tengah, yang mana Obama telah berjanji untuk mempercepat terjadinya proses perdamaian tersebut meskipun sebagian besar pemerintah sayap kanan di Israel yang baru mendukung pembangunan permukiman tersebut.

Ketika melakukan pertemuan dengan kementerian selama dalam perjalanan ke Washington, Netanyahu mengatakan bahwa "sudah jelas kita butuh beberapa reservasi tentang pendirian sebuah negara Palestina di status akhir perjanjian ... ketika kita mencapai kesepakatan mengenai substansinya, kita akan mencapai kesepakatan mengenai terminologi."

Itu adalah pertama kali Netanyahu sejak kembali ke posisinya sebagai perdana menteri, secara publik menyebutkan  kata "negara Palestina." Tetapi ia berhenti mendukung konsep yang didukung oleh Washington tersebut, yang mana Israel harus berkomitmen di bawah :"Road Map" tahun 2003 yang merencanakan perdamaian di Timur Tengah.

"Jika kita berbicara tentang sebuah negara Palestina, kita harus pertama dan terutama memastikan jenis dan hak kedaulatan apa yang akan dimiliki negara ini," pejabat senior dikutip Netanyahu berkata.

"Kita harus memastikan bahwa kami tidak terancam," Ujar Netanyahu, merujuk ke tuntutan Israel sebelumnya bahwa negara semacam itu harus didemiliterisasi.

Netanyahu juga berjanji untuk menangani penyelesaian hunian di Tepi Barat, hunian yang bagi pemerintah Israel dianggap ilegal tetapi kebanyakan menteri dalam pemerintah tidak ingin membongkarnya.

"Kami akan menangani mereka," katanya. "Jika memungkinkan adanya dialog, tidak ada keraguan bahwa kami memiliki komitmen untuk berurusan dengan mereka."

Sebelumnya pada hari Minggu Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman yang ultra nasionalis menyatakan bahwa mengembalikan ke Israel dalam batas pra-1967, menurutnya adalah sebagai tindakan yang "tidak akan mengakhiri konflik, tidak akan menjamin perdamaian atau keamanan. Ini hanya akan memindahkan konflik di batas '67, "katanya, merujuk kepada Israel.

Israel menduduki Tepi Barat, Jalur Gaza, Dataran Tinggi Golan dan timur Yerussalem selama perang Enam Hari 1967, dan terus menempati wilayah-wilayah tersebut yang sekarang telah menjadi rumah untuk sekitar setengah juta pemukim Yahudi, terkecuali Gaza.

Kabinet Israel yang baru menentang keras pembongkaran pemukiman liar, yang mana negara Yahudi tersebut sendiri pernah berkomitmen di bawah "Road Map."

Menteri Pertahanan Ehud Barak, yang bernaung dalam Partai Buruh adalah pihak yang paling liberal anggota dari kabinet Netanyahu, yang mendukung ide menghapus hunian liar, tapi berbicara mengenai 22 bangunan - beberapa beberapa kali lebih rendah dibandingkan dengan jumlah yang dikemukakan oleh kelompok pengawas.

"Kami harus berurusan dengan sisa 22 hunian tersebut dengan cara yang benar dan bertanggung jawab," katanya. "Pertama dengan berbicara dan jika tidak berhasil maka, akan dilakukan dengan tindakan sepihak."

Menurut rencana Road Map, Israel setuju untuk membongkar semua hunian liar di Tepi Barat yang dibangun setelah Maret 2001, dengan komisi Israel yang kemudian memperkirakan terdapat 26 struktur seperti itu.

Namun, kelompok anti pemukiman, Peace Now, mengatakan bahwa ada lebih dari 50 hunian telah didirikan sejak Maret 2001 dan saat ini di Tepi Barat memiliki lebih dari 120 hunian.

Menteri Luar Negeri Israel, Lieberman mengatakan bahwa pembongkaran hunian liar harus sesuai dengan kerangka internasional 2003 "Road Map" untuk perdamaian di Timur Tengah, rencana yang langkah demi langkah mengarah ke penciptaan sebuah negara Palestina.

Pada tahap pertama, Israel berkomitmen untuk menghapus hunian liar, namun meminta Palestina untuk melakukan kekerasan.

Tetapi Lieberman, yang dikenal dengan pernyataan kontroversialnya, mengatakan rencana di bulan Mei tersebut harus dikaji ulang. Dia juga menolak untuk terikat pada komitmennya dalam konferensi perdamaian di Annapolis 2007 untuk mencapai sebuah negara Palestina.

"Menghapus hunian liar harus menjadi bagian dari keseluruhan kebijakan dan tidak dapat terpisah-pisah," ujar Lieberman, merujuk ke pemukiman Israel di Tepi Barat yang tidak diresmikan oleh pemerintah Israel.

"kerangakan yang benar adalah pada Road Map, yang mungkin kita harus kembali mengadopsi semua tahapan-tahapannya," katanya. "Dan jika memang diperlukan dalam kerangka dari Peta Jalan tersebut untuk menghapus hunian liar, kami akan melakukannya."

Posisinya didukung oleh sebagian besar menteri lainnya di kabinet garis keras Netanyahu yang bersumpah pada 31 Maret lalu.

"Kami tidak boleh menerima diktat dan kita tidak harus membongkar hunian liar," kata Menteri Dalam Negeri Eli Yishai dari partai ultra-Ortodoks, Shas.

"Saya tidak melihat alasan untuk membongkar hunian liar sebelum memutuskan kebijakan yang utuh. Namun kita juga tidak boleh berbentrokan dengan Amerika."

Masyarakat internasional menganggap semua permukiman Israel di Tepi Barat adalah melanggar hukum.

Organisasi pemukim utama Yesha menanggapi pernyataan Netanyahu dengan mengatakan bahwa ia "harus menghormati keinginan dari pemilih yang memberi suara secara masal bagi pihak-pihak yang menginginkan pembangunan tersebut terus dilanjutkan di Judea dan Samaria," nama Israel untuk Tepi Barat.
Dua tahun lalu, dalam kunjungannya ke Washington pada tahun 2006, perdana menteri Israel saat itu, Ehud Olmert berjanji pada Presiden George W. Bush bahwa ia akan menghapuskan pemukiman tersebut, meskipun dia angka yang tepat untuk menghapus rencana itu belum jelas. Namun, sampai saat ini satu-satunya kemajuan signifikan adalah yang bersangkutan dengan Migron. (

Simulasi Jangka Sorong