MOSKOW – Rusia kini sedang menegosiasikan kesepakatan senjata yang kedua dengan Israel, membeli sebuah pesawat mata-mata tanpa awak senilai USD 100 juta, ujar sumber dari departemen pertahanan Israel.
Kesepakatan baru dengan Industri Udara Israel (IAI) akan bernilai dua
kali lipat dari penjualan awal sebesar USD 50 juta yang diumumkan pada
bulan April.
"Rusia akan meningkatkan kapabilitas dan jumlah armada udaranya," ujar sebuah sumber Israel.
Ia menambahkan bahwa perjanjian itu juga akan mencakup peralatan pengintaian pada pesawat tanpa awak itu.
Perang antara Rusia dan Georgia di bulan Agustus 2008 telah mengungkap keterlibatan intensif Israel di Kaukasus.
Laporan mengindikasikan bahwa Israel
telah memasok Georgia dengan persenjataan infanteri, peralatan
elektronik untuk sistem artileri, dan jet penyerang darat selama tujuh
tahun sebelum perang meletus.
Lebih dari setahun setelah konflik selama lima hari itu, Moskow kini
berupaya memperbarui militernya dengan membeli persenjataan modern dari Israel.
Tel Aviv berharap dua kesepakatan pesawat tanpa awak itu
akan membantu mengembangkan hubungan dengan Kremlin, yang sebelumnya
telah memiliki hubungan baik dengan Iran.
Bulan Juni lalu, Rusia telah membeli 12 pesawat tanpa awak dari Israel dalam sebuah kesepakatan senilai USD 53 juta.
"Perjanjian tersebut berisi pembelian 12 pesawat tanpa awak, termasuk
dua pesawat besar dan 10 pesawat kecil. Pengirimannya belum dilakukan
karena perjanjian baru ditandatangani belum lama ini," ujar Vyacheslav
Dzirkaln, wakil kepala Dinas Federal Kerjasama Militer-Teknis.
Dzirkaln mengatakan bahwa tujuan utama pembelian itu adalah untuk
mempelajari pencapaian Israel dalam pengembangan pesawat mata-mata tanpa
awak untuk kemudian membangunnya sendiri di dalam negeri.
"Kita harus mengambil pengetahuan mereka dan menggunakannya untuk mengembangkan pesawat kita sendiri," ujar pejabat tersebut.
Militer Rusia menekankan pada kebutuhan untuk menyediakan angkatan
daratnya peralatan canggih untuk penyamaran di arena pertempuran dalam
sebuah konflik militer singkat dengan Georgia bulan Agustus lalu, ketika
efektivitas operasi militer Rusia dihancurkan dengan kurang dapat
diandalkannya intelijen mereka.
Angkatan udara Rusia telah meluncurkansejumlah program pengembangan
pesawat tanpa awak untuk berbagai tujuan. Komandan angkatan udara,
Kolonel Jenderal Alexander Zelin tahun lalu mengatakan bahwa Rusia akan
menerjunkan pesawat-pesawat tanpa awak dengan jangkauan terbang hingga
400 kilometer dan kemampuan durasi terbang hingga 12 jam pada tahun
2011.
Namun, perusahaan pertahanan Rusia, termasuk produsen pesawat Irkut
dan Vega Radio Engineering Corp., sejauh ini telah gagal menyediakan
pesawat mata-mata yang efektif untuk militer Rusia.
Menurut berbagai estimasi,militer Rusia membutuhkan lebih dari 100
pesawat tanpa awak dan setidaknya 10 sistem panduan untuk memastikan
penyamaran dalam arena tempur berjalan efektif dalam konflik militer.