TEL AVIV - Sebuah potongan klip dari kartun Tom dan
Jerry yang telah dilihat oleh hampir empat juta pemirsa di YouTube
berisi serangkaian pesan singkat anti-Israel yang bernada ofensif.
Video tersebut seolah-olah diunggah oleh penari perut profesional
Israel Asi Haskal, yang memiliki nama pengguna Asi123456789, tapi ia
mengatakan kepada agensi berita The Jerusalem Post pada hari Kamis waktu
setempat (2/6) bahwa ia tidak tahu apa-apa dan akan meminta YouTube
untuk menghapusnya.
Dia mengatakan komputernya baru saja diretas oleh seseorang yang
menambahkan pesan menyinggung pada klip tarian yang baru saja ia
posting. Saluran YouTube Haskal berisikan 63 klip ketikai ia menari, dan
satu potongan kartun Tom dan Jerry.
Episode kartun, yang awalnya disebut "Nit-Witty Kitty" tapi diposting
dengan judul "Membuat Perdamaian dengan Sebuah Ciuman," berisikan tiga
balon kata yang berisi bahasa kasar yang muncul selama beberapa detik,
sekitar setengah jalan klip tersebut.
"Kalian Israel jahanam berhentilah membunuh anak-anak," "Biarkan
mereka menonton kartun daripada membunuh mereka," dan "anak-anak
Palestina tidak dapat menonton kartun, mereka hanya menonton bom yang
jatuh" yang ditumpangkan ke gambar yang asli.
"Mereka meretas situs Web saya dan menambahkan 'Israel Jahanam' dan 'bawa kembali Palestina' pada situs saya itu," kata Haskal.
Dia menceritakan bahwa "Sekali, saya menerima e-mail ancaman ketika
saya akan pergi untuk tampil di Belgia. Saya diberi perlindungan 24 jam
sehari, tapi saya tidak takut pada siapa pun. Pria dan wanita di Belgia
yang mengancam saya, dan yang berasal dari Libanon, tertangkap dalam
serangan polisi. "
Haskal mengatakan dia ingin mengirim pesan kepada mereka yang telah
membajak akun YouTube miliknya: "Pertama-tama, saya seniman. Jangan
campur adukan dengan politik, "katanya. "Dan saya mendengar banyak
orang Arab yang mengatakan hal-hal baik tentang Israel pada saat
melakukan perjalanan di dunia Arab, juga. Jangan salah. Saya dari sebuah
keluarga Irak, saya berbicara bahasa Arab dengan lancar, dan saya tidak
peduli dengan ancaman. Jika saya takut, maka saya akan takut untuk naik
pesawat. "
Dalam beberapa tahun terakhir, ada sejumlah serangan terkoordinasi
terhadap dunia maya Israel, dengan gelombang baru setelah insiden 31 Mei
Mavi Marmara - biasanya dilakukan oleh hacker dari negara-negara
seperti Iran dan Turki.
YouTube menjadi media yang
digunakan baik anti-Israel maupun pro-Israel untuk saling menyinggung
kedua belah pihak. Sebelumnya, Pemerintah Israel telah dipaksa untuk
meminta maaf untuk beredar video lelucon yang mengejek aktivis armada
kapal bantuan Gaza, sembilan dari yang ditembak mati oleh tentara Israel
dalam serangan berdarah.
Klip yang dimuat di YouTube itu berisi lagu yang pernah digunakan
untuk amal pada tahun 1985 We Are the World, berisikan orang-orang
Israel yang berpakaian sebagai orang Arab dan aktivis, melambaikan
senjata sambil bernyanyi: "We con the world, we con the people. We'll
make them all believe the IDF (Israel Defence Force) is Jack the
Ripper." (Kami menipu dunia, kita menipu rakyat. Kami akan membuat
mereka semua percaya IDF (Angkatan Pertahanan Israel) adalah Jack
Ripper).
Lagu tersebut dilanjutkan, "There's no people dying, so the best that
we can do is create the biggest bluff of all." (Tidak ada orang mati,
sehingga yang terbaik yang bisa kita lakukan adalah membuat gertakan
terbesar dari semua).
Kantor pemerintah pers Israel mengirimkan link video itu untuk
didistribusikan kepada wartawan asing di akhir pekan, tetapi dalam
beberapa jam kemudian pemerintah mengirimkan email kepada mereka untuk
mengajukan permintaan maaf, mengatakan mereka sudah melakukan kesalahan.
Direktur kantor pers Danny Seaman mengatakan video tersebut tidak
mencerminkan pendapat resmi negara, namun dalam kapasitas pribadi, ia
pikir itu "fantastis".
Jurubicara pemerintah Mark Regev mengatakan video itu mencerminkan
bagaimana perasaan Israel tentang kejadian itu. "Saya memanggil
anak-anak saya untuk menonton karena saya pikir itu lucu," katanya. "Ini
adalah apa yang orang-orang Israel rasakan. Tapi pemerintah tidak ada
hubungannya dengan itu.."
Klip ini berisi sebuah kelompok yang dipimpin oleh wakil editor
pengelola Jerusalem Post Caroline Glick mengenakan keffiyehs dan
menyebut diri mereka Flotilla Choir atau Paduan Suara Armada. rekaman
ini diselingi dengan klip dari serangan Israel baru-baru ini pada kapal
bantuan yang menuju Gaza, Marmara Mavi.
Klip ini telah dipuji di Israel, di mana harian sirkulasi massal
Yediot Aharonot mengatakan para penyanyi "membela Israel lebih baik
daripada para ahli manapun".
Tapi Didi Remez, orang Israel yang menjalankan blog analisis berita
liberal-kiri Coteret, berkata klip itu "menjijikkan" dan mencerminkan
bagaimana pendapat dari Israel jauh berbeda dengan seluruh dunia. "Ini
menunjukkan kurangnya pemahaman lengkap tentang bagaimana insiden ini
diterima di luar negeri," katanya. Wartawan Israel pemenang penghargaan
Meron Rapoport berkata klip ini menunjukkan prasangka terhadap Muslim.
"Ini dilakukan dengan kasar, tidak terlalu canggih, anti-Muslim - dan
kekanak-kanakan terutama dengan pemerintah yang berada di belakang klip
seperti itu," katanya