Masalah
energi merupakan salah satu isu penting yang sedang hangat
dibicarakan. Semakin berkurangnya sumber energi, penemuan sumber energi
baru, pengembangan energi-energi alternatif, dan dampak penggunaan
energi minyak bumi terhadap lingkungan hidup menjadi tema-tema yang
menarik dan banyak didiskusikan. Pemanasan global yang diyakini sedang
terjadi dan akan memasuki tahap yang mengkhawatirkan disebut-sebut juga
merupakan dampak penggunaan energi minyak bumi yang merupakan sumber
energi utama saat ini.
Dampak lingkungan
dan semakin berkurangnya sumber energi minyak bumi memaksa kita untuk
mencari dan mengembangkan sumber energi baru. Salah satu alternatif
sumber energi baru yang potensial datang dari energi nuklir. Meski
dampak dan bahaya yang ditimbulkan amat besar, tidak dapat dipungkiri
bahwa energi nuklir adalah salah satu alternatif sumber energi yang
layak diperhitungkan.
Isu energi nuklir
yang berkembang saat ini memang berkisar tentang penggunaan energi
nuklir dalam bentuk bom nuklir dan bayangan buruk tentang musibah
hancurnya reaktor nuklir di Chernobyl. Isu-isu ini telah membentuk
bayangan buruk dan menakutkan tentang nuklir dan pengembangannya.
Padahal, pemanfaatan yang bijaksana, bertanggung jawab, dan terkendali
atas energi nuklir dapat meningkatkan taraf hidup sekaligus memberikan
solusi atas masalah kelangkaan energi.
Fisi Nuklir
Secara
umum, energi nuklir dapat dihasilkan melalui dua macam mekanisme,
yaitu pembelahan inti atau reaksi fisi dan penggabungan beberapa inti
melalui reaksi fusi. Di sini akan dibahas salah satu mekanisme produksi
energi nuklir, yaitu reaksi fisi nuklir.
Sebuah
inti berat yang ditumbuk oleh partikel (misalnya neutron) dapat
membelah menjadi dua inti yang lebih ringan dan beberapa partikel lain.
Mekanisme semacam ini disebut pembelahan inti atau fisi nuklir. Contoh
reaksi fisi adalah uranium yang ditumbuk (atau menyerap) neutron lambat.

reaksi fisi berantai (sumber: www.scienceclarified.com)

reaksi fisi berantai terkendali (sumber: www.atomicarchive.com)
Reaktor Nuklir
Energi
yang dihasilkan dalam reaksi fisi nuklir dapat dimanfaatkan untuk
keperluan yang berguna. Untuk itu, reaksi fisi harus berlangsung secara
terkendali di dalam sebuah reaktor nuklir. Sebuah reaktor nuklir paling
tidak memiliki empat komponen dasar, yaitu elemen bahan bakar,
moderator neutron, batang kendali, dan perisai beton.

skema reaktor nuklir (sumber: http://personales.alc.upv.es)
Neutron-neutron yang dihasilkan dalam fisi
uranium berada dalam kelajuan yang cukup tinggi. Adapun, neutron yang
memungkinkan terjadinya fisi nuklir adalah neutron lambat sehingga
diperlukan material yang dapat memperlambat kelajuan neutron ini.
Fungsi ini dijalankan oleh moderator neutron yang umumnya berupa air.
Jadi, di dalam teras reaktor terdapat air sebagai moderator yang
berfungsi memperlambat kelajuan neutron karena neutron akan kehilangan
sebagian energinya saat bertumbukan dengan molekul-molekul air.
Fungsi
pengendalian jumlah neutron yang dapat menghasilkan fisi nuklir dalam
reaksi berantai dilakukan oleh batang-batang kendali. Agar reaksi
berantai yang terjadi terkendali dimana hanya satu neutron saja yang
diserap untuk memicu fisi nuklir berikutnya, digunakan bahan yang dapat
menyerap neutron-neutron di dalam teras reaktor. Bahan seperti boron
atau kadmium sering digunakan sebagai batang kendali karena efektif
dalam menyerap neutron.
Batang kendali
didesain sedemikian rupa agar secara otomatis dapat keluar-masuk teras
reaktor. Jika jumlah neutron di dalam teras reaktor melebihi jumlah
yang diizinkan (kondisi kritis), maka batang kendali dimasukkan ke
dalam teras reaktor untuk menyerap sebagian neutron agar tercapai
kondisi kritis. Batang kendali akan dikeluarkan dari teras reaktor jika
jumlah neutron di bawah kondisi kritis (kekurangan neutron), untuk
mengembalikan kondisi ke kondisi kritis yang diizinkan.
Radiasi
yang dihasilkan dalam proses pembelahan inti atom atau fisi nuklir
dapat membahayakan lingkungan di sekitar reaktor. Diperlukan sebuah
pelindung di sekeliling reaktor nuklir agar radiasi dari zat radioaktif
di dalam reaktor tidak menyebar ke lingkungan di sekitar reaktor.
Fungsi ini dilakukan oleh perisai beton yang dibuat mengelilingi teras
reaktor. Beton diketahui sangat efektif menyerap sinar hasil radiasi
zat radioaktif sehingga digunakan sebagai bahan perisai.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Energi
yang dihasilkan dari reaksi fisi nuklir terkendali di dalam reaktor
nuklir dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik. Instalasi
pembangkitan energi listrik semacam ini dikenal sebagai pembangkit
listrik tenaga nuklir (PLTN).

skema pembangkit listrik tenaga nuklir (sumber: http://reactor.engr.wisc.edu)
Salah satu bentuk reaktor nuklir adalah reaktor air bertekanan (pressurized water reactor/PWR)
yang skemanya ditunjukkan dalam gambar. Energi yang dihasilkan di
dalam reaktor nuklir berupa kalor atau panas yang dihasilkan oleh
batang-batang bahan bakar. Kalor atau panas dialirkan keluar dari teras
reaktor bersama air menuju alat penukar panas (heat exchanger). Di sini
uap panas dipisahkan dari air dan dialirkan menuju turbin untuk
menggerakkan turbin menghasilkan listrik, sedangkan air didinginkan dan
dipompa kembali menuju reaktor. Uap air dingin yang mengalir keluar
setelah melewati turbin dipompa kembali ke dalam reaktor.
Untuk menjaga agar air di dalam reaktor (yang berada pada suhu 300oC) tidak mendidih (air mendidih pada suhu 100oC
dan tekanan 1 atm), air dijaga dalam tekanan tinggi sebesar 160 atm.
Tidak heran jika reaktor ini dinamakan reaktor air bertekananMasalah
energi merupakan salah satu isu penting yang sedang hangat dibicarakan.
Semakin berkurangnya sumber energi, penemuan sumber energi baru,
pengembangan energi-energi alternatif, dan dampak penggunaan energi
minyak bumi terhadap lingkungan hidup menjadi tema-tema yang menarik
dan banyak didiskusikan. Pemanasan global yang diyakini sedang terjadi
dan akan memasuki tahap yang mengkhawatirkan disebut-sebut juga
merupakan dampak penggunaan energi minyak bumi yang merupakan sumber
energi utama saat ini.
Dampak lingkungan dan semakin berkurangnya
sumber energi minyak bumi memaksa kita untuk mencari dan mengembangkan
sumber energi baru. Salah satu alternatif sumber energi baru yang
potensial datang dari energi nuklir. Meski dampak dan bahaya yang
ditimbulkan amat besar, tidak dapat dipungkiri bahwa energi nuklir
adalah salah satu alternatif sumber energi yang layak diperhitungkan.
Isu
energi nuklir yang berkembang saat ini memang berkisar tentang
penggunaan energi nuklir dalam bentuk bom nuklir dan bayangan buruk
tentang musibah hancurnya reaktor nuklir di Chernobyl. Isu-isu ini
telah membentuk bayangan buruk dan menakutkan tentang nuklir dan
pengembangannya. Padahal, pemanfaatan yang bijaksana, bertanggung
jawab, dan terkendali atas energi nuklir dapat meningkatkan taraf hidup
sekaligus memberikan solusi atas masalah kelangkaan energi.
Fisi Nuklir
Secara
umum, energi nuklir dapat dihasilkan melalui dua macam mekanisme,
yaitu pembelahan inti atau reaksi fisi dan penggabungan beberapa inti
melalui reaksi fusi. Di sini akan dibahas salah satu mekanisme produksi
energi nuklir, yaitu reaksi fisi nuklir.
Sebuah
inti berat yang ditumbuk oleh partikel (misalnya neutron) dapat
membelah menjadi dua inti yang lebih ringan dan beberapa partikel lain.
Mekanisme semacam ini disebut pembelahan inti atau fisi nuklir. Contoh
reaksi fisi adalah uranium yang ditumbuk (atau menyerap) neutron lambat.

reaksi fisi berantai (sumber: www.scienceclarified.com)

reaksi fisi berantai terkendali (sumber: www.atomicarchive.com)
Reaktor Nuklir
Energi
yang dihasilkan dalam reaksi fisi nuklir dapat dimanfaatkan untuk
keperluan yang berguna. Untuk itu, reaksi fisi harus berlangsung secara
terkendali di dalam sebuah reaktor nuklir. Sebuah reaktor nuklir paling
tidak memiliki empat komponen dasar, yaitu elemen bahan bakar,
moderator neutron, batang kendali, dan perisai beton.

skema reaktor nuklir (sumber: http://personales.alc.upv.es)
Neutron-neutron yang dihasilkan dalam fisi
uranium berada dalam kelajuan yang cukup tinggi. Adapun, neutron yang
memungkinkan terjadinya fisi nuklir adalah neutron lambat sehingga
diperlukan material yang dapat memperlambat kelajuan neutron ini.
Fungsi ini dijalankan oleh moderator neutron yang umumnya berupa air.
Jadi, di dalam teras reaktor terdapat air sebagai moderator yang
berfungsi memperlambat kelajuan neutron karena neutron akan kehilangan
sebagian energinya saat bertumbukan dengan molekul-molekul air.
Fungsi
pengendalian jumlah neutron yang dapat menghasilkan fisi nuklir dalam
reaksi berantai dilakukan oleh batang-batang kendali. Agar reaksi
berantai yang terjadi terkendali dimana hanya satu neutron saja yang
diserap untuk memicu fisi nuklir berikutnya, digunakan bahan yang dapat
menyerap neutron-neutron di dalam teras reaktor. Bahan seperti boron
atau kadmium sering digunakan sebagai batang kendali karena efektif
dalam menyerap neutron.
Batang kendali
didesain sedemikian rupa agar secara otomatis dapat keluar-masuk teras
reaktor. Jika jumlah neutron di dalam teras reaktor melebihi jumlah
yang diizinkan (kondisi kritis), maka batang kendali dimasukkan ke
dalam teras reaktor untuk menyerap sebagian neutron agar tercapai
kondisi kritis. Batang kendali akan dikeluarkan dari teras reaktor jika
jumlah neutron di bawah kondisi kritis (kekurangan neutron), untuk
mengembalikan kondisi ke kondisi kritis yang diizinkan.
Radiasi
yang dihasilkan dalam proses pembelahan inti atom atau fisi nuklir
dapat membahayakan lingkungan di sekitar reaktor. Diperlukan sebuah
pelindung di sekeliling reaktor nuklir agar radiasi dari zat radioaktif
di dalam reaktor tidak menyebar ke lingkungan di sekitar reaktor.
Fungsi ini dilakukan oleh perisai beton yang dibuat mengelilingi teras
reaktor. Beton diketahui sangat efektif menyerap sinar hasil radiasi
zat radioaktif sehingga digunakan sebagai bahan perisai.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Energi
yang dihasilkan dari reaksi fisi nuklir terkendali di dalam reaktor
nuklir dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik. Instalasi
pembangkitan energi listrik semacam ini dikenal sebagai pembangkit
listrik tenaga nuklir (PLTN).

skema pembangkit listrik tenaga nuklir (sumber: http://reactor.engr.wisc.edu)
Salah satu bentuk reaktor nuklir adalah reaktor air bertekanan (pressurized water reactor/PWR)
yang skemanya ditunjukkan dalam gambar. Energi yang dihasilkan di
dalam reaktor nuklir berupa kalor atau panas yang dihasilkan oleh
batang-batang bahan bakar. Kalor atau panas dialirkan keluar dari teras
reaktor bersama air menuju alat penukar panas (heat exchanger). Di sini
uap panas dipisahkan dari air dan dialirkan menuju turbin untuk
menggerakkan turbin menghasilkan listrik, sedangkan air didinginkan dan
dipompa kembali menuju reaktor. Uap air dingin yang mengalir keluar
setelah melewati turbin dipompa kembali ke dalam reaktor.
Untuk menjaga agar air di dalam reaktor (yang berada pada suhu 300oC) tidak mendidih (air mendidih pada suhu 100oC
dan tekanan 1 atm), air dijaga dalam tekanan tinggi sebesar 160 atm.
Tidak heran jika reaktor ini dinamakan reaktor air bertekanan.