TRIPOLI -Seorang Letnan Jenderal
Libya dan anggota Komite Revolusione dalam pemerintahan Libya, Milad
Hussain Fuki telah dibunuh dalam serangan udara yang dipimpin salibis
NATO-Obama di markas besar intelijen Libya di Tripoli, lapor televisi
lokal.
Fuki telah menduduki beberapa pos militer. Ia menjabat sebagai juru bicara angkatan bersenjata Libya dan terlibat dalam penindasan pemberontakan di kota Al-Zakia dan penyiksaan terhadap pemberontakan yang ditangkap.
Fuki telah menduduki beberapa pos militer. Ia menjabat sebagai juru bicara angkatan bersenjata Libya dan terlibat dalam penindasan pemberontakan di kota Al-Zakia dan penyiksaan terhadap pemberontakan yang ditangkap.
Komandan NATO mengatakan bahwa mereka melakukan lebih 44 serangan
dalam satu hari, yang mengakibatkan memukul sasaran berbeda, khususnya
pusat komando militer di Tripoli. Selain dua tank, dua peluncur roket
dan empat depot amunisi diklaim telah dimusnahkan.
Sementara itu, tentara salib terus mengklaim bahwa pesawat tempur
mereka mengebom situs-situs militer, namun kenyataannya mereka telah
mengebom sebuah tempat pertemuan ulama Islam.
Televisi Libya melaporkan menurut kesaksian saksi mata yang saat itu berada di tempat kejadian.
Menurut saksi, tentara salib menghantam sebuah hotel kecil di mana
sekelompok Syaikh Islam tinggal di sana. Mereka semua datang dari
berbagai kota untuk berpartisipasi dalam sebuah acara keagamaan.
“Itu adalah sebuah bangunan sipil,” ujar saksi mata. “Lihat apa yang tentara salib dan NATO telah lakukan,” lanjutnya.
Sebagai hasil dari serangan, menurut televisi Libya, 16 ulama secara
brutal dibunuh oleh penjajah NATO dan 40 lainnya mengalami luka-luka.
Seorang juru bicara tentara salib, Mike Bracken mengklaim bahwa ia
tidak memiliki informasi tentang serangan itu. “Saya jujur dapat
mengatakan (?) : saya tidak memiliki informasi tentang insiden di Marsa
el-Brega,” ujarnya berbohong.