Video Amatir Ungkap Aksi Brutal Tentara AS di Penjara Irak

Written By Juhernaidi on Selasa, 12 April 2011 | 10:15:00 AM

Tentara AS berjaga di antara para tahanan Irak di Kamp Bucca, Irak. Pada tahun 2005, terjadi penembakan oleh militer AS terhadap para tahanan yang berhasil diabadikan oleh video amatir. (Foto: NG)
Tentara AS berjaga di antara para tahanan Irak di Kamp Bucca, Irak. Pada tahun 2005, terjadi penembakan oleh militer AS terhadap para tahanan yang berhasil diabadikan oleh video amatir. (Foto: NG)

BAGHDAD – Rekaman amatir yang baru-baru ini diunggah ke internet memperlihatkan tentara Amerika menembakkan lima peluru ke tahanan Irak dalam sebuah kerusuhan di fasilitas penahanan AS di Irak pada tahun 2005. Rekaman itu menunjukkan pasukan AS menggunakan kekuatan yang tidak proporsional dan peluru hidup terhadap tahanan di penjara AS Kamp Bucca yang berlokasi di Irak.
Tahanan Irak memprotes penodaan yang dilakukan tentara Amerika terhadap kitab suci Al-Qur'an.
Pada saat itu, militer AS berusaha untuk menutupi pertumpahan darah tersebut, mengatakan bahwa kerusuhan terjadi ketika tahanan menjalani penggeledahan untuk barang selundupan di dalam penjara.
Tapi American Civil Liberties Union (ACLU) kemudian mengungkapkan bahwa penyebab sebenarnya dari kerusuhan itu adalah penodaan terhadap kitab suci Al-Qur'an oleh tentara AS.
Empat tahanan ditembak mati dan lima lainnya terluka dalam kekerasan.
Di tahun 2008, militer AS mengungkapkan bahwa mereka telah menahan sekitar 20,000 tahanan, sekitar 17,000 di antaranya berada di Kamp Bucca di dekat Basra dan lebih dari 3,000 lainnya di Kamp Cropper di ibukota Baghdad.
Jumlah itu termasuk puluhan wanita, lebih dari 300 anak di bawah umur, sekitar 200 warga asing dan 200 tahanan berusia di atas 60 tahun.
Namun, Kementerian Hak Asasi Manusia Irak mengatakan bahwa 47,400 tahanan ditahan di penjara AS dan Irak di seluruh penjuru negeri.
Meskipun 11,000 warga Irak telah dibebaskan dari penjara AS di Irak tahun ini, tapi 20,000 warga Irak lainnya masih di dalam tahanan Amerika.
Militer AS mengatakan akan terus membebaskan tahanan dari penjara-penjara yang dikelola AS untuk mencapai target lebih dari 12,000 pembebasan pada pertengahan September.
Kelompok-kelompok HAM mengkritik kebijakan detensi AS sebagai bentuk ejekan terhadap hukum internasional yang mengharuskan proses hukum untuk menahan seseorang.
Tapi militer AS mengatakan sistem detensinya diberi wewenang oleh resolusi PBB dengan mana pemerintah Irak mengijinkan tentara AS untuk menahan orang sesuka hati.
Sementara itu, warga Irak telah turun ke jalan-jalan di Basra, menuntut pembebasan ribuan tahanan Irak yang ditahan penjara-penjara AS tanpa dakwaan.
Demonstran menyerukan kepada pemerintah Irak dan organisasi hak asasi manusia pada hari Jumat (8/4) untuk mengamankan pembebasan para tahanan.
Amnesty International mengatakan bahwa tahanan Irak mengalami penyiksaan di dalam penjara-penjara AS di Irak.
Serangkaian skandal tentang perlakuan buruk tentara Amerika terhadap tahanan Irak telah menimbulkan kritik tajam terhadap militer AS di negara itu.

Simulasi Jangka Sorong