Gubri
 M Rusli Zainal prihatin atas tindak anarkhis massa terkait Pemilukada 
Kuansing. Pembakaran gereja yang terjadi bukan dipicu sentimen SARA.
PEKANBARU- Gubernur Riau M. Rusli Zainal mengaku sangat prihatin atas terjadinya tindak anarkhis sekelompok massa yang tak puas terhadap hasil Pemilukada Kuantan Singingi (Kuansing). Amuk massa terjadi saat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kuansing menggelar rapat pleno rekapitulasi suara hasil Pemilukada, Senin (11/4/11).
"Semua pihak patut merasa prihatin atas apa yang terjadi di Teluk Kuantan. Kita semua tidak menginginkan terjadi, karena itu, semua pihak diharap menahan diri," ujar gubernur kepada wartawan di Pekanbaru Senin petang.
Dikatakan gubernur, Pemilukada merupakan bagian dari demokrasi. Dalam proses demokrasi sudah pasti ada pihak yang kalah dan ada yang menang. "Semestinya apapun hasil Pemilukada bisa diterima dengan lapang dada. Siapapun yang menang, adalah kemenangan masyarakat Kuansing secara keseluruhan," tuturnya.
Terkait terjadinya pembakaran terhadap Gereja Katolik, gubernur sangat menyayangkan hal itu bisa terjadi. Ia pun menilai tindakan tersebut bukan dipicu isu SARA (Suku Antarras dan Agama.red). "Itu bukan karena SARA, tetapi terkait dengan Pilkada," tukasnya.
Dikatakan gubernur, selama ini kerukunan umat beragama di Kuansing khususnya dan Riau secara umum sangat harmonis. "Selama ini tikak pernah terjadi gesekan antarkelompok agama di Kuansing, karena itu, apa yang terjadi tadi bukan karena SARA," tegasnya.
PEKANBARU- Gubernur Riau M. Rusli Zainal mengaku sangat prihatin atas terjadinya tindak anarkhis sekelompok massa yang tak puas terhadap hasil Pemilukada Kuantan Singingi (Kuansing). Amuk massa terjadi saat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kuansing menggelar rapat pleno rekapitulasi suara hasil Pemilukada, Senin (11/4/11).
"Semua pihak patut merasa prihatin atas apa yang terjadi di Teluk Kuantan. Kita semua tidak menginginkan terjadi, karena itu, semua pihak diharap menahan diri," ujar gubernur kepada wartawan di Pekanbaru Senin petang.
Dikatakan gubernur, Pemilukada merupakan bagian dari demokrasi. Dalam proses demokrasi sudah pasti ada pihak yang kalah dan ada yang menang. "Semestinya apapun hasil Pemilukada bisa diterima dengan lapang dada. Siapapun yang menang, adalah kemenangan masyarakat Kuansing secara keseluruhan," tuturnya.
Terkait terjadinya pembakaran terhadap Gereja Katolik, gubernur sangat menyayangkan hal itu bisa terjadi. Ia pun menilai tindakan tersebut bukan dipicu isu SARA (Suku Antarras dan Agama.red). "Itu bukan karena SARA, tetapi terkait dengan Pilkada," tukasnya.
Dikatakan gubernur, selama ini kerukunan umat beragama di Kuansing khususnya dan Riau secara umum sangat harmonis. "Selama ini tikak pernah terjadi gesekan antarkelompok agama di Kuansing, karena itu, apa yang terjadi tadi bukan karena SARA," tegasnya.
 
 
