Pengiriman "Senjata Iran" ke Afghan Geramkan Inggris

Written By Juhernaidi on Jumat, 11 Maret 2011 | 9:45:00 AM

Pasukan bersenjata Afghanistan berdiri di hadapan barisan senjata di depan media pada 5 Januari 2011 di Kabul, Afghanistan. Pasukan asing di negara itu mengatakan telah menyita senjata yang dikirimkan Iran kepada Taliban. (Foto: AP)
Pasukan bersenjata Afghanistan berdiri di hadapan barisan senjata di depan media pada 5 Januari 2011 di Kabul, Afghanistan. Pasukan asing di negara itu mengatakan telah menyita senjata yang dikirimkan Iran kepada Taliban. (Foto: AP)
LONDON (Berita SuaraMedia) – Menteri Luar Negeri Inggris mengecam Iran dan menyebut tindakan negara itu "benar-benar tidak dapat diterima" setelah Pasukan Khusus Inggris menyita pengiriman barang berisi persenjataan yang diduga senjata yang dikirimkan Iran untuk Taliban. 48 buah roket yang disita tersebut pengirimannya dihentikan di Provinsi Nimruz, sebelah selatan Afghanistan, pada 5 Februari lalu.
Menurut para pejabat Inggris, hasil analisis teknis menunjukkan senjata-senjata tersebut berasal dari Iran.
William Hague mengatakan bahwa tindakan Iran bertentangan dengan klaim Iran yang mendukung stabilitas dan keamanan di Afghanistan.
Roket-roket tersebut diyakini memiliki jangkauan yang lebih jauh dibandingkan dengan yang saat ini dimiliki Taliban.
Pasukan Inggris dan Afghanistan diyakini bekerja sama dalam operasi penghentian pengiriman di Nimruz, provinsi yang berbatasan dengan Iran.
Hague mengatakan, "Hal ini benar-benar tidak dapat diterima. Ini bukan kelakuan dari tetangga yang bertanggung jawab."
"Hal itu bertentangan dengan klaim Iran di hadapan komunitas internasional dan rakyatnya sendiri bahwa mereka mendukung stabilitas dan keamanan di Afghanistan," tambahnya.
Sang menteri luar negeri menegaskan bahwa berdasar hasil analisis teknis dan keadaan saat penyitaan, "tidak diragukan lagi" bahwa senjata itu berasal dari Iran.
"Saya amat khawatir dengan bukti baru yang menunjukkan Iran terus memasok persenjataan kepada Taliban, senjata yang jelas-jelas bertujuan memberikan kemampuan kepada Taliban untuk membunuh para prajurit Afghanistan dan ISAF (Pasukan Bantuan Keamanan Internasional) dari jarak yang jauh," tambahnya.
Hague menambahkan, Duta Besar Inggris untuk Teheran sudah menyampaikan hal itu kepada Kementerian Luar Negeri Iran.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Liam Fox mengatakan, "Hal ini membenarkan pandangan yang sering saya kemukakan mengenai bahaya dari Iran yang tidak hanya melalui program nuklirnya, tapi juga kebijakannya merusak stabilitas negara-negara tetangganya."
Mark Sedwill, perwakilan sipil senior NATO untuk Afghanistan, mengatakan bahwa semua negara tetangga Iran berkewajiban mencegah senjata jatuh ke tangan militan.
"Roket-roket ini memperlihatkan perubahan mendadak dalam hal dampak mematikan persenjataan yang masuk ke Afghanistan dari Iran," tambah Sedwill.
Dewan Keamanan PBB meminta Iran menghentikan aktivitas pengayaan Uranium hingga negara itu bisa menunjukkan tujuannya damai. Amerika Serikat yakin bahwa Iran berkeinginan membuat senjata nuklir.
Menurut Hague, laporan terakhir Badan Energi Atom Internasional (IAEA) "memberikan bukti lebih lanjut" mengapa komunitas internasional harus merasa khawatir dengan program nuklir Iran.
Ia mengatakan, "Laporan itu memperlihatkan pelanggaran kewajiban internasional yang dilakukan Iran di banyak kawasan."
"Iran terus memperkaya uranium, menentang berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB dan IAEA. Iran juga tidak dapat menjawabn pertanyaan mengenai kemungkinan dimensi militer program nuklirnya," tambah Hague.
Hague menambahkan, "Ini harus berubah, Iran tidak boleh mengira bahwa kejadian baru-baru ini di Timur Tengah sudah mengalihkan perhatian dunia dari program nuklirnya.

Simulasi Jangka Sorong