
Masalah ini menjadi topik pembicaraan pada hari Selasa (28/3) dalam
konferensi Jerman-Islam yang dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri
Hans-Peter Friedrich, penyiar radio Jerman Deutsche Welle melaporkan.
Kerjasama keamanan terkait kelompok-kelompok Islam merupakan agenda
penting konferensi, kata Friedrich yang baru dipilih, yang kecewa
meningkatnya populasi Muslim di Jerman awal bulan ini dengan menegaskan
bahwa "Islam tidak termasuk bagian dari Jerman."
Komentar yang disampaikan oleh menteri Jerman itu terjadi menyusul
adanya tuntutan oleh beberapa tokoh keamanan utama di negara ini, yang
mendesak umat Muslim harus dimata-matai di masjid-masjid mereka.
Juga tahun lalu, menteri dalam negeri Berlin Erhart Kurting telah
mengimbau warga Jerman berhati-hati terhadap orang-orang dengan
penampilan aneh.
Dia mengingatkan warga Jerman terkait adanya kasus ditemukannya
seseorang dengan wajah yang mengenakan cadar, atau berbicara bahasa Arab
atau bahasa lainnya.
Pernyataan Islamofobia Friedrich memicu protes serius dari masyarakat
Turki yang berpengaruh di Jerman dan memperdalam ketegangan dalam
hubungan antara Berlin dan kelompok Islam utama di negara ini.
Konferensi Jerman-Islam lanjutan pada Selasa kemarin menghadapi
boikot oleh kelompok Muslim yang menggambarkan konferensi itu hanya
merupakan "pembicaraan sia-sia."
Sementara itu, Aiman Mazyek, ketua Dewan Pusat etnis multi-Muslim,
menyatakan pesimisme atas prestasi yang dicapai dalam konferensi
tersebut.