Inggris Rencanakan Lucuti Penghasilan Minyak Gaddafi

Written By Juhernaidi on Kamis, 10 Maret 2011 | 10:17:00 AM

William Hague, Menteri Luar Negeri Inggris, mengatakan bahwa ia memikirkan sebuah rencana sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi aliran keuangan kepada rejim Gaddafi. Salah satu rencana tersebut adalah mengalihkan penadapatan minyak Libya ke sebuah rekening giro pihak ketiga yang dikelola PBB atas nama rakyat Libya. (Foto: AP)
LONDON – Inggris sedang memikirkan rencana untuk menjauhkan milyaran dolar penghasilan minyak Libya dari rejim Kolonel Moammar Gaddafi dan menempatkan penghasilan minyak tersebut di bawah kendali PBB.
William Hague, Menteri Luar Negeri Inggris telah mengatakan kepada para Anggota Parlemen bahwa ia sedang mempertimbangkan kasus untuk tindakan internasional untuk mengalihkan penghasilan minyak ke dalam sebuah rekening giro oleh pihak ketiga yang akan dikelola oleh PBB atas nama rakyat Libya.
Rencana tersebut, serupa dengan sistem pertukaran minyak untuk makanan yang diterapkan pada Irak masa Saddam Hussein setelah Perang Teluk pertama, akan mengharuskan Dewan Keamanan PBB untuk menggunakan hak kekuatannya di bawah Bagian VII piagam PBB.
Hague mengatakan bahwa ia melihat rencana tersebut sebagai bagian dari upaya untuk "mengurangi aliran finansial untuk rejim Gaddafi" di tengah-tengah rasa takut bahwa penghasilan minyak negara tersebut membantu mendanai kekerasan terhadap kelompok oposisi dan para pemrotes warga sipil.
Pendanaan pribadi diktator tersebut dan rumah tangganya adalah subjek untuk sanksi internasional dan pembekuan aset, namun rejim tersebut melanjutkan untuk memiliki akses pada ratusan juta dolar penghasilan minyak negara tersebut.
Walaupun beberapa fasilitas produksi minya seperti Ras Lanuf berada di tangan oposisi, Kolonel Gaddafi masih memegang terminal minyak terbesar di Libya, Es Sider.
Sebelum penentangan kepada rejim tersebut, Libya mengekspor sekitar 1,6 juta barel minyak dalam satu hari, membuat negara tersebut sebagai eksportir minyak terbesar ke-12 di dunia. Sekarang, kegiatan ekspor menurun secara tajam, dengan beberapa analis industri menyarankan bahwa rejim tersebut bisa memproduksi hanya sekitar 200.000 barel per hari.
Namun bahkan pada tingkatan tersebut, harga minyak yang tinggi membuat ekspor minyak dapat memberikan rejim tersebut penghasilan lebih dari £ 100 juta dalam satu minggu. Pendapatan minyak membentuk sekitar 80 persen dari anggaran negara Libya.
Menanggapi sebuah pertanyaan parlementer dari Rory Stewart, seorang Anggota Parlemen konservatif, Hague mengkonfirmasikan bahwa Inggris melihat pada pilihan untuk sebuah rekening giro pihak ketiga Libya.
"Kami terus-terusan melihat pilihan lainnya di atas pembekuan aset dan langkah-langkah yang kami telah ambil," ia mengatakan.
"Kami terus-terusan melihat cara lain untuk mengurangi aliran fianansial kepada rejim Gaddafi yang kemungkinan digunakan untuk mendukung kekerasan dan upaya untuk menekan protes populasi warga sipil. Kami tentunya akan mempertimbangkan langkah-langkah seperti itu."
Pada Selasa, anggota Persatuan Eropa setuju untuk menambahkan Otoritas Investasi Libya (Libyan Investment Authority – LIA) pada sebuah daftar sanksi, dengan pembatasan yang diharapkan berlaku pada Jum'at.
Para diplomat mengatakan bahwa 27 negara anggota Persatuan Eropa telah setuju untuk menerapkan sanksi pada Otoritas Investasi Libya dan empat organisasi lainnya. Embargo tersebut telah mencakup 26 warga Libya termasuk Kolonel Gaddafi dan keluarganya.
LIA didirikan pada 2006 dengan modal awal sekitar $40 milyar. Otoritas tersebut telah meluas dengan investasi di sebuah jangkauan aset Eropa, dari klab sepak bola sampai perusahaan penerbitan. Pembatasan tersebut akan membekukan inverstasi LIA di semua negara Persatuan Eropa, dan saham lainnya yang aset manajemen perusahaan mengawasi atas nama dana kekayaan kedaulatan. Di antara investasi tertinggi dana tersebut adalah sebuah saham 7,5 persen di klab sepak bola Italia Juventus.
Hague juga telah bersikeras bahwa menerapkan sebuah zona bebas terbang di atas Libya masih sebuah kemungkinan yang nyata.
Inggris dan Perancis bekerja pada sebuah resolusi Dewan Keamanan berusaha agar otoritas PBB untuk tindakan internasional untuk menghukum angkatan udara Kolonel Gaddafi.
Rusia, seorang anggota permanen dari dewan tersebut, telah mengatakan bahwa pihaknya akan menentang adanya intervensi militer di Libya, dan Robert Gates, Menteri Pertahanan AS, telah waspada akan hal tersebut.
Bagaimanapun juga, Presiden Barack Obama telah mengatakan bahwa sebuah zona bebas terbang masih tetap sebuah kemungkinan, dan beberapa negara Teluk telah menyerukan intervensi.
Hague bersikeras bahwa sebuah zona bebas terbang adalah "sebuah kemungkinan realistis dan merupakan sebuah kemungkinan praktis."
Ia menambahkan: "Zona bebas terbang tersebut harus memiliki sebuah dasar hukum yang jelas, harus memiliki dukungan internasional, dukungan yang luas di kawasan itu sendiri."

Simulasi Jangka Sorong