Mesir akan terjerumus kepada situasi yang paling sulit. Di mana gerakan rakyat menginginkan diakhirinya rezim diktator Mubarak. Sementara itu, pihak Amerika menginginkan dibentuknya pemerintahan transisi, sampai pemilu presiden, September, yang akan datang. Tetapi, Omar Sulaeman, yang baru dilantik oleh Mubarak, menolak adanya pemerintahan transisi. Bahkan, wakil presiden Mesir, yang baru telah mengancam para demosntran, dan akan menggunakan kekuatan militer untuk membubarkan para demonstran di Lapangan Tahrir.
Sementara itu, Presiden Obama, mengulangi kembali seruannya agar
Mubarak, memiliki sikap yang bijaksana, menyerahkan kekuasaannya dan
memberikan kepada pemerintahan transisi. Sampai menjelang pemilu,
September mendatang. Melalui juru bicara Gedung Putih, Robert Gibb,
menegakan, 'Mubarak harus segera memberikan kekuasaannya kepada
pemerintahan transisi, dan melakukan dialog dengan para pemimpin
oposisi Mesir", ujar Gibb.
Omar tidak akan menolak segala bentuk penyerahan kekuasaan
pemerintahan transisi, dan nampaknya wapres Mesir yang baru, ingin
memegang kendali pemerintahan Mesir, dan tidak akan mau tunduk dengan
tekanan para demonstran, yang sekarang masih terus berlangsung.
Pemimpin Ulama Se-Dunia, Syeikh Yusuf Qardawi, menyatakan, hendaknya
para ulama bergabung dengan para demonstran mendukung gerakan mereka,
dan tidak mendukung pemerintahan yang sudah berkuasa selama 30 tahun
itu", tegasnya melalui Aljazeera.
Krisisn ini akan semakin berlarut-larut, karena para kroni Mubarak
masih ingin mempertahankan kekuasaannya, dan tidak ada tanda-tanda akan
meninggalkan kekuasaannya.Ini akan mendorong terjadinya konflik terbuka
berbagai kekuatan yang sekarang berhadap-hadapan antara pihak yang
mendukung Mubarak, dan dengan yang ingin menjatuhkan Mubarak, yang
sekarang berkumpul dilapangan Tahrir.
Dibagian lain, Raja Arab Saudi, Abdullah mengecam sikap Presiden
Amerika, Barack Obama, yang dinilai telah berkhianat, karena tidak
menunjukkan dukungan saat-saat Mubarak menghadapi kesulitan, menghadapi
pemberontakan rakytnya, dan justru menyuruh Mubarak. "Sungguh bukan
sikap seorang sahabat", ujar Abdullah.