Mantan juru bicara Ikhwanul Muslimin Kamal Helbawy
Rakyat
Mesir tidak bisa lagi mentolerir Presiden incumbent Hosni Mubarak untuk
tetap sebagai kepala pemerintah mereka selama enam bulan, kata seorang
pejabat Ikhwanul Muslimin.
"Mereka tahu bahwa ada kediktatoran dan mereka tidak bisa mentolerir
Mubarak selama enam bulan. Ini adalah masalah. Saya sendiri lebih
memilih untuk tidak pergi ke pemerintah dan tidak berbicara dengan
mereka. Ikhwanul Muslimin sendiri sebenarnya ingin menghindari konflik
dan kebingungan," kata Kamal Helbawy kepada Press TV di telepon.
"Mereka ingin para pejabat untuk dituntut dalam tuduhan korupsi, untuk menghentikan kebrutalan aparat," tambahnya.
Ketika ditanya tentang peran AS di Mesir dan upaya mereka untuk
menjaga Presiden Mubarak dalam kekuasaannya, Helbawy mengatakan bahwa
apa yang penting bagi Washington adalah adanya kepentingan mereka di
wilayah ini.
"Sebagaimana orang yang telah mempelajari politik Amerika selama
bertahun-tahun, saya ingin mengatakan bahwa peran Amerika terkait
dengan kepentingan mereka dalam isu-isu wilayah yang mereka cover,"
pakar Mesir ini menyatakan.
"Mereka tahu di mana ada kepentingan mereka. Pertama adalah untuk
melindungi kepentingan Israel karena AS adalah pendukung terbesar
Israel. Kepentingan kedua adalah menguasai sumber daya mentah Mesir dan
Timur Tengah. Yang ketiga adalah menjaga lokasi strategis dari Mesir,"
jelasnya.
Helbawy mencatat "jika Barat, terutama Amerika Serikat ingin rezim
Mubarak untuk tetap berkuasa itu karena takut mereka terhadap Ikhwanul
Muslimin.