Presiden
Libaya Muammar Gaddafi, berada di Lapangan Hijau, dan memberikan
pidatonya di depan para pendukungnya di Tripoli. "Kami akan mengalahkan
agresor, dan dengan rakyat dan senjata", ujarnya. "Kami berada di
tengah-tengah rakyat. Kami akan berjuang .. Kami akan mengalahkan
mereka, jika mereka ingin .. Kami akan mengalahkan para agresor asing",
tandasnya."Berdansa .. menyanyi dan siap berjuang ... ini adalah semangat .. dan sangat baik sebagai alat propaganda bangsa Arab", ujar Gadhafi. Pidatonya Gadhafi itu, menyinggung perang saat membebaskan Libya dari penjajahan Itali, ini tujuannya memberikan semangat kepada massa pendukungnya, terutama kepada kaum muda.
Tarik Yousef, seorang peniliti senior pada Brooking Institute di Washington, mengatakan kepada Aljazeera, semua massa yang ada di Lapangan Hijau, Tripoli, adalah para pendukung Gadhafi yang sesungguhnya. "Semua rakyat tidak tahu sesuatu, kecuali Gadhafi sendiri yang tahu. Mereka tidak tahu apa yang dilalukan pemimpinnnya. Para pendukungnya akan hilang bila Gadhafi jatuh", ujar Tarik.
"Saya tidak terlalu percaya kepada pernyataan Gadhafi, karena ia tidak berbicara tentang pembebasan ngerinya", tambah Tarik. "Pidato Gadhafi itu menunjukkan kekalahannya, dan gerakan massa pendukungnya itu untuk menunjukkan perlawanannya terhadap kekuatan asing", tambah Tarik.
