Barak: Hubungan Mesir-Israel Tidak Berisiko Meski Mubarak Jatuh

Written By Juhernaidi on Senin, 14 Februari 2011 | 6:03:00 PM

Hubungan Mesir dengan Israel tidak dalam kondisi berisiko setelah sebuah revolusi rakyat berhasil menggulingkan rezim otoriter negara itu, Menteri Pertahanan Ehud Barak mengatakan pada hari Minggu kemarin (13/2), menambahkan bahwa ia merasa kelompok oposisi Islam Ikhwanul Muslimin dapat mengambil manfaat dari pemilihan umum jangka pendek.
Pada hari Sabtu lalu, militer Mesir yang berkuasa meyakinkan sekutu internasional mereka bahwa tidak akan ada perubahan dalam kesepakatan damai dengan Israel setelah jatuhnya Presiden Hosni Mubarak.
Mengomentari hubungan Israel dengan Mesir menyusul pengumuman militer, Barak mengatakan kepada program televisi ABC "This Week" pada hari Minggu kemarin bahwa ia tidak "berpikir hubungan antara Israel dan Mesir masuk dalam risiko berbahaya."
Juga berbicara dengan ABC pada hari Minggu, duta besar Mesir untuk Amerika Serikat, Sameh Shoukry menunjukkan bahwa perjanjian perdamaian Mesir-Israel telah bermanfaat bagi negaranya selama 30 tahun dan ia berharap hal itu tetap berlangsung.
Mengacu pada hasil kemungkinan pemilihan umum Mesir dalam waktu dekat, Barak menunjukkan bahwa kelompok opsisi Ikhwanul Muslimin, yang telah membuat ketakutan Israel karena mungkin dapat mengambil kekuasaan, bisa menjadi "pemenang sejati" dalam pemilu, karena "mereka sudah siap melompat. "
"Biasanya [dalam] revolusi, jika ada kekerasan, akan ada letusan sentimen idealis pada saat pertama," kata Barak kepada ABC, menambahkan bahwa, "di kemudian hari, secepatnya, Ikhwan satu-satunya kelompok yang koheren, fokus, siap untuk membunuh dan dibunuh, jika perlu, mengambil kekuasaan. "
"Hal itu harus dihindari di Mesir. Karena bisa menjadi bencana bagi seluruh wilayah," katanya menegaskan.
Ketika ditanyakan oleh ABC jika ia percaya klaim baru dari pemimpin Ikhwanul Muslimin, yang menurut mereka kelompok Ikhwan tidak berusaha untuk mengambil alih kekuasaan di Mesir, menteri pertahanan Israel itu mengatakan bahwa ia cenderung "tidak percaya terhadap gerakan radikal Muslim."
"Saya harus mengakui, untuk yang terbaik dari pemahaman saya, mereka tidak memulai revolusi ini." Namun, ia mengatakan, "mereka selalu berusaha mengambil keuntungan dari revolusi itu.

Simulasi Jangka Sorong