Hubungan Mesir dengan Israel tidak dalam kondisi berisiko setelah sebuah revolusi rakyat berhasil menggulingkan rezim otoriter negara itu, Menteri Pertahanan Ehud Barak mengatakan pada hari Minggu kemarin (13/2), menambahkan bahwa ia merasa kelompok oposisi Islam Ikhwanul Muslimin dapat mengambil manfaat dari pemilihan umum jangka pendek.
Pada hari Sabtu lalu, militer Mesir yang berkuasa meyakinkan sekutu
internasional mereka bahwa tidak akan ada perubahan dalam kesepakatan
damai dengan Israel setelah jatuhnya Presiden Hosni Mubarak.
Mengomentari hubungan Israel dengan Mesir menyusul pengumuman
militer, Barak mengatakan kepada program televisi ABC "This Week" pada
hari Minggu kemarin bahwa ia tidak "berpikir hubungan antara Israel dan
Mesir masuk dalam risiko berbahaya."
Juga berbicara dengan ABC pada hari Minggu, duta besar Mesir untuk
Amerika Serikat, Sameh Shoukry menunjukkan bahwa perjanjian perdamaian
Mesir-Israel telah bermanfaat bagi negaranya selama 30 tahun dan ia
berharap hal itu tetap berlangsung.
Mengacu pada hasil kemungkinan pemilihan umum Mesir dalam waktu
dekat, Barak menunjukkan bahwa kelompok opsisi Ikhwanul Muslimin, yang
telah membuat ketakutan Israel karena mungkin dapat mengambil
kekuasaan, bisa menjadi "pemenang sejati" dalam pemilu, karena "mereka
sudah siap melompat. "
"Biasanya [dalam] revolusi, jika ada kekerasan, akan ada letusan
sentimen idealis pada saat pertama," kata Barak kepada ABC, menambahkan
bahwa, "di kemudian hari, secepatnya, Ikhwan satu-satunya kelompok yang
koheren, fokus, siap untuk membunuh dan dibunuh, jika perlu, mengambil
kekuasaan. "
"Hal itu harus dihindari di Mesir. Karena bisa menjadi bencana bagi seluruh wilayah," katanya menegaskan.
Ketika ditanyakan oleh ABC jika ia percaya klaim baru dari pemimpin
Ikhwanul Muslimin, yang menurut mereka kelompok Ikhwan tidak berusaha
untuk mengambil alih kekuasaan di Mesir, menteri pertahanan Israel itu
mengatakan bahwa ia cenderung "tidak percaya terhadap gerakan radikal
Muslim."
"Saya harus mengakui, untuk yang terbaik dari pemahaman saya, mereka
tidak memulai revolusi ini." Namun, ia mengatakan, "mereka selalu
berusaha mengambil keuntungan dari revolusi itu.