Sepuluh yahudi Tunisia 'hijrah' ke Israel karena ketidakstabilan negara itu menyusul terjadinya pemberontakan rakyat di negara asal mereka, seorang pejabat Israel mengatakan Rabu kemarin (19/1).Jewish Agency, sebuah badan semi-pemerintah yang menangani imigrasi, mengatakan yahudi Tunisia tiba di Israel pada hari Selasa lalu dan meminta kewarganegaraan.
Pekan lalu, sebuah pemberontakan rakyat berhasil menggulingkan Presiden Tunisia Zine El Abidine Ben Ali setelah 23 tahun berkuasa. Pejabat mengatakan 78 pengunjuk rasa dan warga sipil tewas dalam protes yang memaksa Ben Ali untuk meninggalkan negara tersebut, banyak dari mereka dibunuh oleh peluru polisi. Penjarahan dan kekerasan secara acak terus berlanjut.
Meskipun orang-orang Yahudi tidak secara khusus menjadi target, para pemimpin Israel telah menyatakan keprihatinan untuk keselamatan 1.500 anggota komunitas Yahudi yang ada di sana, yang terkonsentrasi di pulau Djerba dan di ibukota Tunis.
Sejak dahulu telah ada imigrasi Yahudi dari Tunisia ke Israel, namun jumlah pendatang baru Selasa lalu adalah unik. Juru bicara Jewish Agency, Michael Jankelowitz mengatakan hanya 16 Yahudi Tunisia berimigrasi ke Israel pada tahun 2010.
Selain 10 Yahudi Tunisia yang merencanakan untuk tinggal secara permanen di Israel, 10 yahudi muda Tunisia lainnya tiba Selasa lalu untuk program studi yang telah dijadwalkan sebelumnya, katanya.