Masyarakat Rusia menilai Zionis Israel harus minta maaf pada Turki karena telah membunuh sembilan aktivis kemanusiaan asal Turki dalam insiden serangan ke kapal Mavi Marmara yang terjadi bulan Mei 2010.
Survei yang dilakukan sebuah institut studi media di Rusia menunjukkan bahwa 86 persen responden dari kalangan masyarakat Rusia meyakini bahwa Zionis Israel bersalah dalam insiden itu dan harus minta maaf pada Turki serta membayar kompensasi bagi keluarga korban.
Kapal Mavi Marmara adalah salah satu kapal dari rombongan kapal yang membawa ratusan aktivis internasional yang tergabung dalam Freedom Flotilla, yang akan memberikan bantuan bagi warga Jalur Gaza. Kapal itu diserang oleh pasukan Zionis Israel saat berlayar menuju Gaza pada 31 Mei 2010, dan serangan dilakukan pada saat kapal masih berada di perairan internasional. Akibat insiden itu sembilan aktivis asal Turki tewas dan 50 orang lainnya luka-luka.
Hasil survei menunjukkan, hanya 7 persen responden yang menyatakan bahwa Israel tidak perlu minta maaf, tapi harus membayar kompensasi pada para korban serangan pasukannya.
Akhir Desember kemarin, Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu kembali meminta rezim Zionis untuk minta maaf pada Turki dan membayar kompensasi atas serangan mematikan ke kapal Mavi Marmara yang dilakukan pasukan Zionis. "Tel Aviv tidak bisa melarikan diri dari pembunuhan yang dilakukannya terhadap aktivis kemanusiaan Turki," tukas Davutoglu.
Tapi, pemerintahan Zionis tetap menolak desakan itu dan mengklaim bahwa tentara Israel sudah bertindak sesuai standar prosedur dalam serangan ke kapal Mavi Marmara. Padahal, bulan September lalu, Dewan Keamanan PBB menyimpulkan bahwa pasukan Zionis telah melakukan pelanggaran hukum internasional yang serius karena telah menyerang konvoi bantuan kemanusiaan.