Perang Afghanistan Ternyata Tidak Didukung oleh Masyarakat Perancis

Written By Juhernaidi on Jumat, 07 Januari 2011 | 8:10:00 AM

Mayoritas rakyat Perancis menentang intervensi militer negara itu di Afghanistan dan ingin segera ada penarikan pasukan Perancis dari sana, sebuah jajak pendapat terbaru menunjukkan.
Menurut jajak pendapat yang diambil oleh IFOP melalui telepon pada bulan Desember 2010, dengan sampel 1.856 orang, terhadap wakil dari populasi orang dewasa Perancis, 62 persen responden menentang kehadiran militer Perancis di Afghanistan sementara 23 persen mendukungnya.
Lima belas persen dari responden mengatakan mereka berpendapat tidak memiliki pendapat.
Jajak pendapat itu menunjukkan bahwa konflik yang lama berlangsung di Afghanistan bermasalah, semakin menjadi kurang populer di antara masyarakat Prancis.
Jajak pendapat itu menegaskan sebuah jajak pendapat IFOP sebelumnya pada bulan Januari 2010, menunjukkan bahwa 80 persen responden menentang pengiriman bala bantuan militer Perancis ke Afghanistan untuk memenuhi permintaan publik dari Amerika Serikat, yang kemudian mempersiapkan diri untuk mengirim pasukan baru.
Kontingen militer Perancis di Afghanistan sebanyak 3.750 pria dan wanita. Sebanyak 52 tentara Perancis telah tewas di Afghanistan sejak perang dimulai pada bulan Oktober 2001.
Pada serangan mematikan datang di musim panas 2008, ketika sebuah penyergapan Taliban di lembah timur Uzbin menewaskan 10 tentara Perancis dan melukai 21 lainnya.
Kematian warga sipil di NATO dan serangan AS telah mengangkat sentimen anti-AS di Afghanistan dan seluruh dunia Islam. Hal ini juga memicu ketegangan antara Presiden Afghanistan Hamid Karzai dan sekutu Barat-nya.
Sementara itu, mayoritas responden dalam jajak pendapat IFOP (69 persen) tidak setuju dengan rencana Presiden Nicolas Sarkozy. Sekitar 31 persen mendukung skema-nya.
Ppopularitas Sarkozy menurun secara dramatis atas rencananya untuk menaikkan usia pensiun 60-62 tahun, mengadopsi langkah-langkah penghematan dan pengumuman pembekuan yang menghabiskan waktu tiga tahun.
Pekan lalu, Perdana Menteri Perancis Francois Fillon mengumumkan membekukan pengeluaran publik untuk tiga tahun mendatang, 2011-2013, untuk menekan anggaran defisit Perancis yang melonjak.

Simulasi Jangka Sorong